Tanah. Kondisi tanah lebih berpengaruh pada budidaya tanaman inang dari Tinggi Tempat. Tinggi tempat berkaitan langsung dengan suhu rata-rata.

5. Babat tanaman bawah Babat tumbuhan bawah dan tumbuhan liar bertujuan agar lapanganareal tularan mudah dilalui oleh pekerja, menghilangkan sarang-sarang parasit, dan menciptakan sirkulasi udara yang baik bagi pertumbuhanperkembangan kutu lak. Budidaya Kutu Lak Hal pertama yang harus diperhatikan dalam budidaya kutu lak adalah persyaratan tumbuh kuta lak itu sendiri. Persyaratan tumbuh kutu lak Perum Perhutani 1987 :

1. Iklim. Iklim optimum yang baik untuk perkembangan kutu lak adalah type D

dan E menurut pembagian iklim Schmidt Ferguson, yaitu iklim dengan rasio Q antara 0.6 sampai 1.67 dengan keadaan daerah sedang sampai agak kering. Curah hujan. Untuk pertumbuhan kutu lak antara 1000 sampai 1500 mmthn. Jika terlalu tinggi dapat mengganggu kehidupan kutu lak. Daerah yang mempunyai curah hujan cukup tinggi dan berlangsung tiap hari akan mengganggu kehidupan kutu lak. Bongkolan lak yang selalu diliputi oleh air hujan yang mengalir dari tajuk ke cabang-cabang akan menutupi lubang- lubang pernafasan. Keadaan tersebut menimbulkan kehidupan kutu lak menjadi tidak sehat dan sekresi lak yang dihasilkan tidak tebaltidak banyak, berwarna kehitam-hitaman, bulu lilinnya patahhilang dan bahkan kutu lak akan mati semua. Suhu. Kutu lak memperoleh kehidupan yang optimum pada suhu 24 C. Kutu lak berhenti bertelur jika suhu berada dibawah 17 C. Bila suhu dibawah 22 C, larva tetap tinggal diam didalam sel induknya. Larva tersebut akan mati di dalam ruang inkubasi selama 4 sampai 5 hari sesudah menetas bila tidak dapat keluar dan akan aktif swarming bila suhu di atas 24 C sampai 28

C. Kelembaban.

Kelembaban yang diperlukan pada waktu swarming berkisar antara 58 sampai 100.

2. Tanah. Kondisi tanah lebih berpengaruh pada budidaya tanaman inang dari

pada budidaya kutu lak. Pada tempat yang subur, tanaman inang dapat PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com tumbuh dengan subur sehingga dapat ditulari kutu lak lebih banyak. Pada tempat yang mempunyai solum tipis maka tanaman inang akan menggugurkan daun sehingga tularan pada musim kemarau akan mengalami kegagalan. Kelihatannya ada pengaruh antara jenis tanah, tanaman inang dan kualitas terutama warna dari seed lak yang dihasilkan. Perlu diupayakan untuk mendapatkan tanaman inang yang mampu tumbuh ditanah yang kurus dan tidak subur. Di KPH Probolinggo, khususnya di BKPH Kabuaran dan BKPH Taman sebagian besar kondisi lahan berupa batu bertanah dan kurang subur. Pada musim kemarau, tanaman kesambi akan menggugurkan daun. Di BKPH Kabuaran seluas 48 areal dimana tanaman kesambi yang ada diperuntukkan untuk dapat ditulari pada musim kemarau dimana kesambi akan menggugurkan daun, sedangkan di BKPH Taman seluas 33. Gambar 16 Kondisi tanah di kawasan hutan BKPH Kabuaran Koleksi pribadi 2005

3. Tinggi Tempat. Tinggi tempat berkaitan langsung dengan suhu rata-rata.

Semakin tinggi tempat maka suhu semakin dingin sehingga umur tularan semakin panjang. Untuk kelangsungan hidupnya, tinggi tempat yang baik untuk budidaya kultu lak adalah 0 sampai 375 meter dari permukaan laut. 4. Topografi. Kutu lak dapat dikembangkan mulai dari tempat datartepi pantai sampai yang bergelombangberbukit-bukit. Kutu lak pada tempat yang berbukit-bukit dengan suhu udara yang lebih panas dari tempat di lembah akan mempunyai siklus hidup yang lebih pendek ± 1 satu bulan. PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com Hal yang harus dilakukan agar produksi lak cabang meningkat yaitu pemilihan bibit kutu lak yang baik sebelum dilakukan penularan. Syarat bibit lak yang baik digunakan sebagai bahan tularan adalah : 1. Lapisan lak berat dan tebal, penuh dengan tonjolan-tonjolan stik merata lubang pernafasan, nampak basah, bulat dan tidak terputus-putus. 2. Tidak mengandung parasit, sehingga pada lapisan lak tidak terdapat lubang- lubang kecil sebagai lubang udara pernafasan parasit 3. Bebas dari predator, sehingga pada lapisan lak tidak terdapat saluran yang tertutup oleh jaringan. Dalam pengklasifikasian lak berdasarkan hasil unduhan, lak bibit masuk dalam katogori A1. Berdasarkan panjang sekresi, ketebalan sekresi dan kesehatan sekresi tingkat kandungan parasit yang ditandai adanya lubang-lubang parsit, maka lak bibit dapat dibedakan menjadi 4 empat klas, yaitu : • Lak bibit klas I : panjang potongan 21 sampai 30 cm, lapisan lak tebal, sehat, tidak terputus-putus dan sedikit sekali mengandung parasit dan predator. • Lak bibit klas II : panjang potongan 11 sampai 20 cm, lapisan lak agak tebal sedikit bagian-bagian tidak tertutup dan sedikit mengandung parasit dan predator. • Lak bibit klas III : panjang potongan 6 sampai 10 cm, lapisan lak agak tipis, agak banyak bagian yang tidak tertutup lak, cukup banyak mengandung parasit dan predator, sistem penularan harus memakai kantong. • Lak bibit klas IV : panjang potongan 6 cm ke bawah, lapisan lak tipis, banyak bagian kayu yang tidak tertutup lak, banyak mengandung parasit dan predator serta sistem penularannya harus memakai kantongan. Khusus penularan dengan lak bibit klas IV dilaksanakan apabila dalam keadaan yang terpaksa di mana persediaan lak bibit klas I, II dan III tidak mencukupi kebutuhan. Diusahakan penularan selalu memakai lak bibit klas I dan selama persediaan masih cukup, maka bibit klas II, III, dan IV tidak perlu dipakai dalam penularan. PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com Gambar 17 Lak bibit : a. Lak bibit klas I, b. Lak bibit klas II, c. Lak bibit klas III, d. Lak bibit klas IVKoleksi Pribadi 2005 Budidaya kutu lak terdiri dari enam tahapan kegiatan, yaitu Suwarno 2004b : • Persiapan tularan Persiapan tularan meliputi kegiatan penentuan lokasi, babat tumbuhan bawah, wiwilan pada calon-calon pohon inang untuk membuang ranting- ranting yang kering dan kurang baik. a. Persiapan awal, yaitu persiapan yang dilakukan pada lokasi yang belum pernah ditulari. - Tujuan : menyiapkan lokasi tularan agar diperoleh ranting yang baik dan cocok untuk ditulari kutu lak. - Waktu : 1.5 tahun sebelum pelaksanaan tularan - Pelaksanaan : dengan pemangkasan seluruh ranting pohon inang yang direncanakan untuk ditulari b. Persiapan akhir menjelang tularan. Persiapan ini dilakukan dengan kegiatan : 1. Babat tumbuhan bawah pada lokasi yang direncanakan untuk tularan 2. Rempelanwiwilan untuk membuang ranting-ranting kering dan tidak baik agar tidak dirambati kutu lak, sehingga kutu lak tidak terlalu jauh dalam mencari ranting yang dikehendakinya. 3. Membuat sekat bakar, untuk tularan pada musim kemarau. a c d b PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com 2 Penularan bibit lak Tularan yaitu menempelkan lak bibit yang telah diseleksi, dimasukkan dalam kantong dan dalam kroso kemudian diletakkan pada ranting-ranting sasaran tularan dengan cara mengkaitkan kroso berisi bibit lak pada ranting- ranting tertentu yang memenuhi syarat. Ranting tanaman kesambi dapat ditulari lak bibit apabila telah berumur 1.5 sampai 2 tahun. Pada umur ranting muda tersebut sangat cocok untuk kehidupan baru kutu lak. Jumlah lak bibit yang ditularkan banyak berpengaruh terhadap kualitas produksi lak. Penularan bibit yang terlampau banyak ternyata dapat mengakibatkan kualitas tularan menjadi sangat jelek, lapisan lak menjadi tipis–tipis. Selain itu pada musim kemarau tanaman inangnya menjadi menderita karena terlalu banyak lak yang menghisap cairan yang ada di ranting dan akhirnya kering sehingga kutu lak banyak yang ikut mati. Tanaman inang mampu menghidupi kutu lak walaupun di musim kemarau bila jumlah lak bibit yang ditularkan optimal tergantung besar kecilnya pohon kesambi. Lak yang dihasilkan menjadi tebal-tebal sehingga dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi lak Adjidarna 1990. Kutu lak selama hidupnya menghisap cairan pada jaringan kulit dan jaringan kayu dari tanaman tertentu sebagai inangnya. Setelah periode swarming larva kutu lak akan menyebar, alat mulutnya menembus kulit batang hinggga mencapai jaringan pholem dan jaringan xylem dan mulai menghisap cairan pohon inang Sriwahyuni 1990.

2. 1. Metode tularan terdiri dari