26
G. Kerangka Berpikir
Kajian pokok IPS berasal dari kehidupan manusia di masyarakat. Belajar IPS dapat mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga
masyarakat. Berkaitan dengan karakteristik siswa kelas II yang masih sangat bergantung pada guru dan sudah mulai berkurang rasa egonya serta mulai bersikap
sosial maka dengan belajar IPS siswa dapat mengurangi ketergantungannya pada guru, lebih menghargai teman, serta lebih berani untuk bertanya dan berpendapat.
Sejak lama tertanam dalam budaya belajar siswa bahwa belajar pada dasarnya adalah menerima materi pelajaran dari guru, dengan demikian bagi mereka guru
adalah sumber belajar yang utama pembelajaran berpusat pada guru. Karena budaya semacam itu sudah terbentuk dan menjadi kebiasaan, maka siswa sulit
manakala diajak memecahkan suatu persoalan dan sulit manakala disuruh untuk bertanya dan menjawab pertanyaan. Hal ini berdampak pada rendahnya hasil
belajar IPS siswa kelas II SD Negeri Perumnas 3 Depok. Untuk mengatasi hal tersebut maka guru perlu memilih dan menerapkan strategi
pembelajaran yang
membuat siswa
aktif selama proses
pembelajaran. Salah satu strategi pembelajaran yang sesuai adalah strategi pembelajaran
inkuiri yang
menekankan pada
proses berpikir
sehingga pembelajarannya
berpusat pada
siswa. Dengan menerapkan
strategi pembelajaran inkuiri, materi pelajaran tidak diberikan secara langsung akan tetapi
siswa aktif untuk mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran sehingga guru hanya
berperan sebagai fasilitator. Dengan demikian
27 penerapan strategi pembelajaran inkuiri merupakan salah satu wujud aplikasi
pembelajaran bermakna.
Melalui strategi pembelajaran
inkuiri, siswa dilibatkan secara holistik baik aspek fisik, emosional, dan intelektualnya.
H. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka peneliti mengajukan hipotesis tindakan sebagai berikut. Dengan menerapkan strategi
pembelajaran inkuiri pada tema lingkungan dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas II SD Negeri Perumnas 3 Depok tahun pelajaran 20122013.
28
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Bentuk penelitian yang digunakan di sini adalah Penelitian Kuantitatif,
yang berupa Penelitian Tindakan Kelas PTK. Menurut Pardjono et al 2007: 12 menyatakan bahwa
Classroom Action Research
Penelitian Tindakan Kelas adalah salah satu jenis penelitian tindakan yang dilakukan guru untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran di kelasnya. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan
belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan
arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa Suharsimi Arikunto, dkk. 2006: 3. Berdasarkan jumlah dan sifat perilaku para anggota maka penelitian ini berbentuk
individual, artinya peneliti melaksanakan penelitian tindakan kelas PTK di satu kelas saja.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa –siswi kelas II SD Negeri Perumnas 3
Depok tahun ajaran 20122013. Siswa kelas II berjumlah 22 anak yang terdiri dari 11 anak laki
– laki dan 11 anak perempuan. Siswa kelas II ini umumnya bertempat tinggal di daerah Tambakboyo. Pada umunya mereka kurang bersemangat dalam
belajar. Mereka berlatar belakang ekonomi keluarga yang
berbeda-beda tetapi pada umumnya bekerja sebagai buruh sehingga orang tua siswa kurang perhatian terhadap pendidikan anak-anaknya.