Manfaat Perhitungan Pendapatan Nasional Tujuan Perhitungan Pendapatan Nasional

Ekonomi Kelas 10 126 Misalnya: - Nilai tambah sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan 1 th ....................................................................... RpXX - Nilai tambah sektor pertambangan dan penggalian 1 th ....... RpXX - Nilai tambah sektor industri pengolahan 1 th ....................... RpXX - Nilai tambah sektor lain 1 th ................................................ RpXX ---------- Pendapatan NasionalProduk Domestik Bruto RpXX b. PendekatanMetode Pengeluaran Berdasarkan pendekatan pengeluaran, pendapatan nasional adalah jumlah pengeluaran secara nasional untuk membeli barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu periode, biasanya satu tahun. Jadi, berdasarkan metode pengeluaran, pendapatan nasional adalah penjumlahan seluruh pengeluaran yang dilakukan seluruh rumah tangga pelaku ekonomi Rumah Tangga Konsumen, Rumah Tangga Produsen, Rumah Tangga Pemerintah dan Rumah Tangga Masyarakat Luar Negeri di dalam suatu negara selama periode tertentu biasanya setahun. Hasil perhitungannya dinamakan Produk Nasional Bruto PNB atau Gross National Product GNP. Pengeluaran-pengeluaran yang dimaksud adalah: No. Rumah Tangga Pengeluaran untuk Lambang 1. Konsumen Konsumsi Consumption C 2. Produsen Investasi Investment I 3. Pemerintah Pengeluaran Pemerintah G Government Expenditure 4. Masyarakat Luar Ekspor - Impor Export- X - M Import X - M Dari tabel di atas, bila digambarkan dalam sebuah rumus, maka akan nampak sebagai berikut:. PNBY = C + I + G + X - M Bila PNB GNP dibagi dengan jumlah penduduk akan menghasilkan pendapatan per kapita. Carilah data di daerahmu tentang pendapatan asli daerah PAD, kemudian analisislah seberapa pengaruhkontribusinya terhadap pendapatan nasional Tugas Ekonomi Kelas 10 127 c. PendekatanMetode Pendapatan Menurut pendekatan pendapatan, pendapatan nasional adalah seluruh pendapatan yang diterima oleh pemilik faktor produksi yang disumbangkan kepada Rumah Tangga Produsen selama satu tahun. Pendapatan nasional berdasarkan pendekatan atau metode pendapatan merupakan hasil penjumlahan dari sewa, upah, bunga modal dan laba yang diterima masyarakat pemilik faktor produksi selama satu tahun. Untuk lebih jelasnya, perhatikan tabel berikut: No. Pemilik Faktor Produksi Penerimaan Lambang 1. Alam Sewa rent r 2. Tenaga Kerja UpahGaji wage w 3. Modal Bunga interest i 4. Skill Laba profit p Hasil perhitungan pendapatan nasional dengan menggunakan pendekatan atau metode pendapatan ini dinamakan pendapatan nasional PN atau National Income NI. Dengan demikian bila digambarkan dalam rumus, maka akan nampak sebagai berikut: PN Y = r + w + i + p

C. MEMBANDINGKAN PDB DAN PENDAPATAN PER KAPITA INDONESIA DENGAN NEGARA LAIN

Meskipun pendapatan per kapita secara internasional bukan satu-satunya tolok ukur akan tetapi merupakan indikator penting untuk mengetahui sejauh mana tingkat kemakmuran suatu negara. Berikut disajikan pendapatan per kapita Indonesia dibanding dengan negara lain. Carilah data di internet mengenai manfaat pendapatan nasional bagi pembangunan sebuah negara, kemudian susunlah menjadi sebuah makalah Tugas Ekonomi Kelas 10 128 Tabel 5.1 Perbandingan beberapa Indikator Ekonomi Dasar Indonesia dan beberapa negara lain Negara Per Capita Income Pertumbuhan PpK per tahun 1993, US 1980 1993, dalam Indonesia 740 4,2 Filipina 850 -0,6 Thailand 2.110 6,4 Malaysia 3.140 3,5 Singapura 19.850 6,1 India 300 3,0 RRC 490 8,2 Amerika Serikat 24.740 1,7 Jepang 31.490 3,4 Sumber : World Development Report, 1995 Selain pendapatan per kapita untuk mengetahui kondisikemajuan ekonomi suatu negara dalam periode waktu tertentu kita harus dapat mengetahui berapa besar pendapatan nasional, yang mana salah satu indikatornya dapat dilihat pada laju pertumbuhan Produk Domestik Bruto PDBGross Domestic Product GDP. Dengan membandingkan PDB dari tahun ke tahun dengan harga konstan kita akan tahu berapa persen kenaikan PDB per tahun. Tabel di bawah ini menunjukkan Laju PDB Indonesia dengan negara lain. Tabel 5.2 Laju Pertumbuhan PDB Beberapa negara Asia Tahun 1997 s.d. 2001 Indonesia Malaysia Filipina Singapura Thailand Pakistan Korea Selatan Jepang India Hongkong Srilangka RRC Bangladesh Myanmar Vietnam 4,7 7,3 0,2 8,5 1,4 1,9 5,0 1,8 4,8 5,0 6,3 8,8 5,4 5,7 8,2 -13,1 7,4 0,6 0,0 1,8 2,0 6,7 1,0 6,5 -5,3 4,7 7,8 5,2 5,8 4,4 0,8 6,1 3,4 6,9 4,4 4,2 10,9 0,7 6,1 3,0 4,3 7,1 4,9 10,9 4,7 4,9 8,3 4,0 10,3 4,6 3,9 9,3 2,2 4,0 10,5 6,0 8,0 5,9 6,2 6,1 3,3 0,4 3,4 2,0 1,8 2,6 3,0 0,4 5,4 0,4 1,3 7,3 5,2 - 5,8 Negara 1997 1998 1999 2000 2001 Sumber: Asian Development Bank ADB Ekonomi Kelas 10 129 Berdasarkan tabel di atas pada tahun 1997 laju pertumbuhan PDB Indonesia meskipun tidak terlalu tinggi menunjukkan pertumbuhan yang positif sebesar 4,7 . Angka tersebut lebih tinggi dibanding Pakistan, Thailand dan Jepang. Akan tetapi coba kita lihat pada tahun 1998 laju pertumbuhan PDB Indonesia turun drastis mencapai -13,1 . Sebenarnya tidak hanya Indonesia yang mengalami penurunan tersebut, tetapi secara umum semua negara mengalami penurunan hanya persentasenya kecil. Ada beberapa istilah dalam menganalisa kenaikan PDB antara lain: a. Pertumbuhan nyata, keadaan di mana pertumbuhan ekonomi menyebabkan kenaikan PDB. b. Stagnasi, keadaan di mana pertumbuhan PDB tidak mengalami kenaikan. c. Resesi, keadaan di mana pertumbuhan PDB mengalami penurunan yang tidak terlalu besar. d. Depresi, keadaan di mana pertumbuhan PDB mengalami penurunan yang signifikan. Melihat dan kemudian membandingkan tingkat pendapatan nasional maupun pendapatan per kapita dalam angka-angka bukan merupakan gambaran nyata dari kesejahteraan masyarakat di suatu negara, karena masih ada hal-hal atau tolok ukur lain yang harus diperhatikan misalnya angka harapan hidup, rasio jumlah dokter dengan jumlah penduduk, indeks mutu kehidupan secara fisik dan tolok ukur sosial lainnya.

D. MENDESKRIPSIKAN INDEKS HARGA DAN INFLASI

1. Indeks Harga Konsumen IHK

Dalam menganalisis tingkatlaju inflasi digunakan persentase, lalu apakah yang dijadikan acuan untuk mengukur persentase perubahan harga, bacalah baik-baik berita di harian Kompas tanggal 7 November 2005 di bawah ini. Carilah data di internet, koran dan majalah mengenai laju pertumbuhan PDB negara Indonesia dengan negara lain di dunia tahun 2006 Tugas Inflasi Landa Semua Kota Tertinggi 12,87 Persen di Bandar Lampung JAKARTA, KOMPAS - Seluruh 45 kota yang menjadi tempat penghitungan indeks harga konsumen bulan Oktober mencatat inflasi sangat signifikan. Tingkat inflasi tertinggi terjadi di Bandar Lampung mencapai 12,87 persen, terendah 3,84 persen di Palu. Adapun tingkat inflasi nasional Oktober 2006 sebesar 8,7 persen. Dari data Badan Pusat Statistik BPS yang disampaikan pada bulan 1 November 2005 lalu terlihat bahwa 14 kota di Sumatera, 14 kota di Jawa, dan 17 kota di luar Sumatera dan Jawa yang menjadi lokasi penghitungan indeks harga konsumen IHK mengalami inflasi yang sangat signifikan. Jadi praktis seluruh 45 kota yang merupakan lokasi penghitungan IHK mencatat inflasi signifikan. Di Sumatera, inflasi signifikan tertinggi terjadi di Bandar Lampung, Provinsi Lampung, yakni sebesar 12,87 persen. Inflasi terendah terjadi di Pangkal Pinang, yakni sebesar 7,23 persen. Namun, dari data inflasi di 14 kota di Sumatera ini, terlihat sebagian besar mencatat angka inflasi cukup tinggi, yakni di atas level 10 persen. Selain Bandar Lampung yang tertinggi, Banda Aceh mencatat inflasi 12,45 persen, Pematang Siantar 10,61 persen, Medan 11,89 persen, Padang 10,74 persen, Jambi 10,47 persen, Palembang 12,11 persen, dan Bengkulu 12,50 persen. Sementara beberapa kota mencatat inflasi di atas rata-rata inflasi nasional 8,7 persen, yakni Padang Sidempuan 9,07 persen, Sibolga 9,21 persen, dan Pekan Baru 8,73 persen.