Laporan Akhir
Kajian Implikasi Strategi Koperasi dalam Rangka Otonomi Daerah
V-5
KabupatenKota kecuali sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 di atas.
5.4. Ancaman dan Peluang Otonomi daerah Terhadap Perkembangan Koperasi
Ancaman yang mungkin dihadapi dalam pengembangan koperasi di daerah antara lain:
1. Tuntutan pendanaan pembangunan daerah membuat Pemerintah Daerah
cenderung menarik pajak dan retribusi daripada mengkondisikan daerah agar lebih cepat merangsang pertumbuhan ekonomi. Dikhawatirkan koperasi
menjadi sasaran pajak dan retribusi saja tanpa mendapatkan pelayanan publik yang seimbang;
2. Selama ini banyak upaya pemberdayaan masyarakat silakukan oleh pemerintah
pusat, sementara pemerintah daerah dikhawatirkan belum memehami substansi program tersebut. Hal ini dapat mengancam keberlanjutan program
pemberdayaan yang dilakukan pemerintah pusat;
3. Alasan percepatan pembangunan membuat Pemerintah Daerah lebih senang
memilih pelaku usaha yang sudah mampu daripada melibatkan koperasi dalam pembangunan. Hal ini memang sangat tergantung dari kapabilits koperasi yang
berada di daerah tersebut.
Sedangkan peluang yang mungkin adalah bahwasannya otonomi daerah membuat pembangunan mengarah pada local based development sekaligus community based
development sebab pengambilan keputusan tipologi pembangunan diserahkan pada
daerah sehingga tidak ada lagi program dari pusat yang seragam dan tidak terlalu memperhatikan karakteristik daerah.
5.5. Koperasi sebagai Media Pemberdayaan
Koperasi sebagai lembaga ekonomi yang mengandalkan social capital maka faktor penting dalam pengembangan memerlukan upaya pemberdayaan bagi anggotanya.
Pengembangan masyarakat ini adalah investasi publik sebab nilai tambah yang dihasilkan tidak secara spesifik diterima oleh pihak yang melakukan pemberdayaan. Akan tetapi
secara menyebar diterima oleh masyarakat. Dengan karakteristik ini maka aktivitas pemberdayaan harus dilakukan oleh pemerintah. Peran pemerintah daerah dalam
pemberdayaan anggota koperasi dapat dilakukan dengan cara membantu dana pelatihan, akses informasi dan teknologi.
Laporan Akhir
Kajian Implikasi Strategi Koperasi dalam Rangka Otonomi Daerah
V-6
PERUSAHAAN SWASTAKOPERASI
Gambar 5.1. Proporsi Peran antara Pemerintah dan Private
Tidak perlu diragukan, keberhasilan ekonomi sangat penting bagi pengembangan koperasi secara berkesinambungan. Meskipun demikian, keberhasilan ekonomi semata
tidak dapat menunjukkannya sebagai ciri usaha yang khas jika dibandingkan dengan perusahaan komersial. Lebih dari itu, masih ada tujuan dan sasaran yang masih harus
dicapai dan budaya organisasi yang harus dipraktekkan. Hal ini berkaitan tidak semata- mata pada keberhasilan ekonomi, tetapi lebih pada tujuan jangka panjang untuk
memperbaiki kondisi kehidupan sosial, ekonomi, politik dan lingkungan hidup manusia yang sudah merupakan ciri khusus gerakan serta organisasi-organisasinya, sejak dulu
hingga nanti.
Setelah beberapa dasawarsa terjadi penurunan basis ideologi, politisasi, manipulasi dan penyelenggaraan organisasi koperasi untuk pemerasan, penggunaan SHU yang tidak
benar atau upaya untuk memperkaya diri para pimpinannya, maka ada alasan yang kuat untuk menekankan perlunya orientasi nilai-nilai koperasi dapat berfungsi kembali.
Mengingat: -
Jarak yang semakin lebar antara anggota dan perusahaan koperasi yang terus berkembang,
- Keanggotaan yang terpecah belah, karena pelayanan perusahaan koperasi yang
sama antara anggota dan non anggota serta kurangnya manfaat konkrit yang dirasakannya sebagai koperasiwan.
- Orientasi teknokratis manajemen koperasi yang meningkat
- Mekanisme pengawasan demokratis yang tidak lagi efektif
P E
M E
R IN
T A
H
Pemberdayaan masyarakat
Peningkatan Kualitas
Peningkatan daya Saing
Laporan Akhir
Kajian Implikasi Strategi Koperasi dalam Rangka Otonomi Daerah
V-7
Atas hal tersebut di atas dirasakan sangat perlu untuk melakukan pemilu kembali secara cermat mengenai konsep kerja sama secara keseluruhan dengan tujuan untuk
membangun kembali gerakan koperasi sebagai kekuatan moral yang diakui dan dihormati, selain gerakan populer yang prestisius, maka memiliki program, pembaharuan
di bidang sosial, ekonomi dan lingkungan.
Prinsip-prinsip koperasi merupakan pedoman dalam mengacu perkumpulan koperasi sesuai dengan nilai-nilai dasar koperasi. Prinsip-prinsip ini juga berlaku sebagai
dasar bagi perundang undangan koperasi. Sementara prinsip identitas sangat penting untuk menjelaskan struktur koperasi yang khas, maka prinsip-prinsip kerjasama yang
berdasarkan nilai secara bersama-sama mencerminkan filosofi koperasi antar budaya yang menjadi koperasi di seluruh dunia sebagai budaya organisasi yang utama. Pada saat
yang sama prinsip-prinsip koperasi yang berdasarkan pada nilai ini harus dipahami dan diterima oleh koperasiwan. Koperasiwan sebagai norma tingkah laku yang paling sesuai
untuk membangun organisasi, yang didirikan di atas prinsip jatidiri bekerja demi kepuasan para anggotanya dan bertahan dalam persaingan dengan perusahaan-perusahaan
komersial.
Cara-cara melaksanakan prinsip-prinsip koperasi dalam kegiatan sehari-hari praktek koperasi dapat berbeda-beda sesuai dengan kondisi yang berlaku, sepanjang
cara-cara tersebut tidak bertentangan dengan budaya organisasi koperasi seperti tercermin dalam prinsip-prinsip komersial.
Definisi tentang perkumpulan koperasi berikut dapat dirumuskan dari upaya untuk mengidentifikasikan suatu koperasi:
a. Perkumpulan koperasi adalah organisasi yang memusatkan perhatiannya pada
orang, bukan pada modal. Koperasi adalah organisasi kerjasama orang-orang untuk jangka panjang untuk memberi manfaat kepada anggota perorangan dan
seluruh anggota pada umumnya. Keanggotaan secara sukarela dan kesediaan untuk menerima anggota baru keanggotaan terbuka sangat deperlukan untuk
pembaharuan kebersamaan homogenitas kelompok yang terus menerus untuk beberapa generasi bebas untuk masuk dan bebas untuk keluar.
b.Melayani kebutuhan anggota merupakan tujuan utama, yang harus merupakan prioritas utama dibandingkan dengan tujuan perusahaan koperasi lainnya.
c. Perkumpulan koperasi harus beraskar di lingkungan atau diwilayah yang
bersangkutan dan memiliki struktur pengambilan keputusan dan pengawasan yang otonom, yang memungkinkan anggota untuk menentukan sendiri bagaimana
menangani urusannya sendiri.
d.Bentuk yang paling sesuai untuk menetapkan tujuan dan sasaran, mengambil keputusan dan mengawasi dalam kelompok seperti itu adalah dengan menerapkan
ketentuan demokrasi untuk mengarahkan kegiatan perusahaan koperasi dalam mencapai tujuan, yang sebanyak mungkin memenuhi kebutuhan mayoritas
anggotanya.
e. Untuk menjamin bahwa organisasi tetap memusatkan perhatiannya pada anggota
perorangan dan bahwa modal tidak akan memainkan peranan yang dominan, hak suara dan pembagian SHU tidak diberikan sebanding dengan kontribusi
modalnya, tetapi dikaitkan dengan orang sebagai anggota satu anggota satu suara, pembagian SHU sebanding dengan transaksinya dengan perusahaan
koperasi.
Laporan Akhir
Kajian Implikasi Strategi Koperasi dalam Rangka Otonomi Daerah
V-8
f. Ketentuan untuk kerjasama antara anggota perorangan juga diterapkan untuk
kerjasama antara koperasi dalam bentuk integrasi horizontal proyek bersama atau amalgamasi maupun integrasi vertical struktur federasi.
Definisi tersebut, yang menguraikan inti ideologi koperasi secara singkat, membuktikan bahwa nilai dasar koperasi dan prinsip-prinsip koperasi tidak seharusnya
dipandang sebagai doktrin yang kaku, melainkan sebagai norma umu untuk menjadikan koperasi yang berdasar pada prinsip menolong diri sendiri dapat berhasil.
Laporan Akhir
Kajian Implikasi Strategi Koperasi dalam Rangka Otonomi Daerah
V-1
6
STRATEGI PENGEMBANGAN KOPERASI
6.1 Pembangunan Koperasi dilakukan tidak boleh terlepas dari upaya