Laporan Akhir
Kajian Implikasi Strategi Koperasi dalam Rangka Otonomi Daerah
I-2
1.2. Tujuan dan Sasaran
Tujuan studi ini adalah : a.
Mengidentifikasi kaitan UU No. 22 dan 25 tahun 1999 dengan prospek pengembangan koperasi
b. Memberdayakan ekonomi masyarakat dalam rangka meningkatkan daya
saing dan kemandirian yang berkelanjutan c.
Menyusun strategi pembangunan koperasi yang sesuai dengan kerangka perundang – undangan yang ada
Sedangkan sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan penelitian ini adalah : a.
Teridentifikasinya factor pendorong dan peluang – peluang pengembangan koperasi dalam kerangka penerapan otonomi daerah
b. Tersusunnya strategi pengembangan koperasi sesuai dengan prinsip–prinsip
dan pelaksanaan otonomi daerah
1.3. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari studi ini : a.
Sebagai bahan acuan dalam proses menggerakkan dan mengembangkan koperasi yang dikaitkan dengan pelaksanaan otonomi daerah
b. Sebagai salah satu alternatif pemikiran bagi pemerintahan dalam pembinaan
koperasi
1.4. Lingkup Kegiatan
Ruang lingkup kegiatan studi ini mencakup aktifitas berikut ini : a.
Mengidentifikasi dan mengeksplorasi factor – factor penting sebagai penentu perkembangan koperasi secara umum dan yang khas di setiap
tipologi. Kegiatan ini meliputi identifikasi kondisi fisik, social ekonomi kawasan, tata ruang kawasan, pelaksanaan kebijakan rencana program –
program pembangunan sector di kawasan sentra produksi.
b. Mengidentifikasi bentuk kelembagaan dan kebijakan yang berperan besar
dalam pengembangan koperasi. c.
Mengidentifikasi factor pendorong dan peluang – peluang pengembangan koperasi dalam kerangka penetapan otonomi daerah.
Laporan Akhir
Kajian Implikasi Strategi Koperasi dalam Rangka Otonomi Daerah
II-1
2
METODE STUDI
2. 1.
Kerangka Analisis
Untuk mengevaluasi keragaan koperasi digunakan berbagai tolok ukur objektif yang dapat diukur dan dibandingkan. Pengujian tolok ukur tersebut
dilakukan dengan menggunakan data sekunder. Validasi data diuji dengan menggunakan analisis statistika deskriptif. Validasi data tersebut sekaligus
merupakan proses pemilihan data yang layak untuk dianalisis. Hasil validasi data dan keragaan awal data sekunder digunakan sebagai bahan penyusunan
hipotesis serta pengelompokan tingkat perkembangan koperasi.
Hasil validasi merupakan data yang siap untuk dianalisis. Analisis yang dilakukan adalah teknik analisis gerombol dan analisis komponen utama untuk
mendapatkan tipologi secara empiric. Penjabaran singkat dari teknik analisis yang digunakan disampaikan dalam sub bab selanjutnya. Gerombol alamiah
akan diidentifikasi dan selanjutnya diuji factor penciri dari setiap tipologi koperasi.
Berdasarkan tolok ukur dasar secara hipotetik di munculkan berbagai ukuran – ukuran operasional yaitu ukuran – ukuran yang dapat
diidentifikasikan di lapangan atau dapat disediakan datanya di lapangan. Melalui uji statistic sederhana, dilakukan uji konsistensi terhadap tolok ukur
hipotesis yang ada sehingga terpilih ukuran – ukuran yang terbaik.
Dengan menggunakan
analisis korelasi
berganda dilakukan
penghitungan keterikatan antara tolak ukur perkembangan koperasi dengan factor – factor yang dihipotesiskan menjadi factor – factor yang mempengaruhi
perkembangan koperasi. Hasil dari korelasi ini adalah diperolehnya factor – factor yang berpeluang dalam mempengaruhi perkembangan koperasi.
Pada saat yang bersamaan dilakukan studi literature untuk melakukan eksplorasi terhadap Undang – Undang No. 22 dan 25 tahun 1999 dalam
kaitannya dengan pembangunan koperasi dan studi kasus di beberapa daerah mengenai penerapan otonomi daerah, seperti peraturan daerah, struktur
organisasi di daerah dan kiat – kiat pelaksanaan otonomi daerah. Ini penting untuk dilakukan agar strategi pembangunan koperasi yang akan disusun sesuai
dengan kerangka perundang – undangan yang ada.
Data berupa kebijakan yang diturunkan semasa kemerdekaan hingga era reformasi digunakan sebagai bahan untuk mengidentifikasi potensi
pengembangan, bentuk kelembagaan dan kebijakan yang ada serta kendala pengembangan koperasi.
Laporan Akhir
Kajian Implikasi Strategi Koperasi dalam Rangka Otonomi Daerah
II-2
Kompilasi data akan dilakukan melalui pendekatan analisis SWOT
Strength, Weakness, Opportunity, Threat bagi stakeholder terbatas. Kompilasi
tersebut diharapkan akan menghasilkan konsep pengembangan koperasi secara utuh.
2. 2. Metode Pendekatan dan Analisis 2.2.1. Pengumpulan Data
Pemilihan koperasi sebagai studi kasus dilakukan secara purposif dengan asumsi bahwa koperasi tersebut mewakili keragaman kondisi
perkoperasian di Indonesia. Lokasi studi tidak dipilih secara spesifik. Pengumpulan data dalam studi adalah pengumpulan data sekunder.
Stakeholder
koperasi yang teridentifikasi akan dijadikan sebagai narasumber tentang kebijakan dan keragaan koperasi secara umum
dalam studi ini antara lain : pejabat di kementerian Negara koperasi, pejabat DEKOPIN, pengurus koperasi baik yang ada di provinsi serta
kabupaten kotamadya, anggota koperasi, dan pegawai dinas koperasi.
Data sekunder akan dikumpulkan di tingkat pusat. Pusat data yang dihubungi untuk mendapatkan berbagai informasi tentang koperasi
antara lain : Badan Pusat Statistik, Kantor Kementerian Koperasi, DEKOPIN serta kantor dinas koperasi di propinsi dan kabupaten. Buku –
buku data yang dapat diidentifikasi akan dikumpulkan antara lain :
1. Laporan Tahunan Koperasi serta Statistik Koperasi
2. Potensi Sumberdaya Alam, Sumberdaya Manusia
3. Perekonomian Propinsi Kabupaten
4. Tabel input – output propinsi
5. Buku – buku Statistik Kabupaten dan propinsi dalam Angka
2.2.2. Teknik Analisis 1. Analisis Komponen Utama
Untuk menampilkan data pada objek – objek yang mempunyai beberapa peubah dimensi maka perlu dilakukan transformasi agar
peubah tersebut dapat diwakilkan pada peubah baru yang mampu menerangkan keragaman data terbesar.
Peubah – peubah baru tersebut merupakan kombinasi linier dengan peubah lama sehingga dapat dicari tingkat korelasi peubah
baru dengan peubah lama. Peubah baru tersebut tidak mempunyai korelasi antar peubah baru lain.
Peubah baru Y
1
dimana Y
1
=a
1
x
yang mempunyai ragam σ
σ σ
σ
²
Y1,
Y
2
dimana Y
2 =
a
2
X yang mempunyai ragam σ
σ σ
σ
²
Y2,
demikian seterusnya sampai dengan Y
1
dimana Y
p
Laporan Akhir
Kajian Implikasi Strategi Koperasi dalam Rangka Otonomi Daerah
II-3
=
a
p
X yang mempunyai ragam σ
σ σ
σ
²
Y
P
.
σ σ
σ σ
²
Y1
≥ ≥
≥ ≥σ
σ σ
σ
²
Y2
≥ ≥
≥ ≥
………….σ
σ σ
σ
²
YP-1
≥ ≥
≥ ≥σ
σ σ
σ
²
YP
σ σ
σ σ
²
Y1 =
a
1
a
1
Sasaran adalah max a
1
σ σ
σ σ
²
x
a
1
dengan kendala | a
1
|||| = 1
F a
1
= a
1
a
1
– A a
1
– 1 D f a
1
d a
1
= a
1
a
1
– 2 A a
1 =
– A 1 a
1
= 0 Jika | – A 1 | = 0 maka Ai dapat ditentukan. Selanjutnya akan dapat
ditentukan a
1,
demikian juga Y
1.
Untuk menentukan Y
2
maka fungsi f a
1
diberi kendala antara lain σ
σ σ
σ
²
Y1Y2
= 0, |
a
2
| = 1, a
1
a
2
= 0, sehingga D f a
2
d a
2
= 2 a
1
a
1
– B a
1
= 0 Maka akan dapat ditentukan – B 1 a
2
= 0 dan | – B 1 |||| = 0, sehingga B dapat ditentukan. Nilai – nilai a
2
dan Y
2
dapat ditentukan pula.
Dengan melakukan plot dua peubah baru yang mampu menerangkan variasi data yang terbesar maka akan didapatkan posisi
dan penggerombolkan koperasi – koperasi yang diamati. Koperasi – koperasi yang menggerombol diharapkan mempunyai tingkat
kemiripan peubah – peubahnya. Selanjutnya peubah yang paling menentukan penggerombolan tersebut akan dapat dijawab melalui
penghitungan korelasi peubah lama dengan peubah hasil transformasi komponen utama.
2. Analisis Gerombol Analisis gerombol secara konsep bertujuan mengelompokan
objek koperasi ke dalam koperasi yang lebih homogen bedasarkan suatu ukuran kedekatan tertentu. Ukuran kedekatan tersebut sangat
tergantung pada sifat peubah diskret, kontinu, biner atau skala pengukuran nominal, ordinal, interval, rasio dan pengetahuan bidang
yang akan diteliti subject – matter. Ukuran kedekatan tersebut adalah ukuran jarak.
Pada penelitian ini metode penggerombolan yang digunakan terbagi dua, yakni :
1.
Metode tak berhierarki Nonhierarchical Clustering Methods 2.
Metode berhierarki Hierarchical Clustering Methods a.
Methode tak berhierarki Pertama – tama memisahkan sejumlah koperasi dengan p
peubah ke dalam K gerombol yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Kemudian dipilih sejumlah K data sebagai pusat gerombol
dengan satu anggota, lalu menggerombolkan N – K data yang lain
Laporan Akhir
Kajian Implikasi Strategi Koperasi dalam Rangka Otonomi Daerah
II-4
ke dalam gerombol dengan pusat yang terdekat. Setelah terbentuk pusat gerombol yang baru, selanjutnya menukar keanggotaan
masing – masing gerombol sedemikian rupa, sehingga terbentuk suatu kelompok dengan anggota koperasi yang tetap. Kelompok
hasil penggerombolan metode tak berhierarki tersebut dianggap sebagai contoh untuk setiap kelas koperasi dalam rangka
menyusun fungsi klasifikasi.
Ukuran jarak yang digunakan dalam penggerombolan ini adalah jarak Mahalanobis, yang didefinisikan sebagai berikut :
d²
rs
= X
r
– X
s
’ S X
r
– X
s
, dengan S = matrik peragam total Jarak Mahalanobis digunakan bila dikhawatirkan peubah yang
diamati saling berkorelasi.
b. Metode berhierarki
Metode penggerombolan berhierarki digunakan pada analisis keterpisahan antar koperasi. Ukuran keterpisahan dapat
diwujudkan melalui gram batang dan ranting dendogram . Dengan analisis ini ukuran keterpisahan dan kedekatan antar
gerombol dapar dihitung. Selanjutnya, metode berhierarki sebenarnya mempunya dua pendekatan yakni : metode berhierarki
agglomerativedan metode hierarki “Divisive”. Metode berhierarki “Divisive” mula – mula memandang data koperasi – koperasi
sebagai satu kelompok dan kemudian dibagi menjadi sub kelompok yang berjauhan. Tiap sub kelompok dibagi lagi menurut
ukuran tak keserupaan menjadi sub – sub kelompok, dan seterusnya sehingga menjadi banyak kelompok yang sebanyak
objeknya. Sedangkan metode berhierarki “Agglomerative” dimulai dengan satu koperasi, sehingga pada awalnya akan terbentuk N
gerombol koperasi. Penggerombolan dilakukan menurut ukuran kedekatan atau keserupaan, hingga akhirnya membentuk satu
gerombol. Dalam penelitian ini digunakan metode berhierarki “agglomerative”.
Metode “ agglomerative” dibedakan sebagai berikut : a.
Metode pautan a.1. pautan tunggal
a.2. pautan lengkap a.3. pautan rataan
b. Metode Ward 3.