Laporan Akhir
Kajian Implikasi Strategi Koperasi dalam Rangka Otonomi Daerah
II-3
=
a
p
X yang mempunyai ragam σ
σ σ
σ
²
Y
P
.
σ σ
σ σ
²
Y1
≥ ≥
≥ ≥σ
σ σ
σ
²
Y2
≥ ≥
≥ ≥
………….σ
σ σ
σ
²
YP-1
≥ ≥
≥ ≥σ
σ σ
σ
²
YP
σ σ
σ σ
²
Y1 =
a
1
a
1
Sasaran adalah max a
1
σ σ
σ σ
²
x
a
1
dengan kendala | a
1
|||| = 1
F a
1
= a
1
a
1
– A a
1
– 1 D f a
1
d a
1
= a
1
a
1
– 2 A a
1 =
– A 1 a
1
= 0 Jika | – A 1 | = 0 maka Ai dapat ditentukan. Selanjutnya akan dapat
ditentukan a
1,
demikian juga Y
1.
Untuk menentukan Y
2
maka fungsi f a
1
diberi kendala antara lain σ
σ σ
σ
²
Y1Y2
= 0, |
a
2
| = 1, a
1
a
2
= 0, sehingga D f a
2
d a
2
= 2 a
1
a
1
– B a
1
= 0 Maka akan dapat ditentukan – B 1 a
2
= 0 dan | – B 1 |||| = 0, sehingga B dapat ditentukan. Nilai – nilai a
2
dan Y
2
dapat ditentukan pula.
Dengan melakukan plot dua peubah baru yang mampu menerangkan variasi data yang terbesar maka akan didapatkan posisi
dan penggerombolkan koperasi – koperasi yang diamati. Koperasi – koperasi yang menggerombol diharapkan mempunyai tingkat
kemiripan peubah – peubahnya. Selanjutnya peubah yang paling menentukan penggerombolan tersebut akan dapat dijawab melalui
penghitungan korelasi peubah lama dengan peubah hasil transformasi komponen utama.
2. Analisis Gerombol Analisis gerombol secara konsep bertujuan mengelompokan
objek koperasi ke dalam koperasi yang lebih homogen bedasarkan suatu ukuran kedekatan tertentu. Ukuran kedekatan tersebut sangat
tergantung pada sifat peubah diskret, kontinu, biner atau skala pengukuran nominal, ordinal, interval, rasio dan pengetahuan bidang
yang akan diteliti subject – matter. Ukuran kedekatan tersebut adalah ukuran jarak.
Pada penelitian ini metode penggerombolan yang digunakan terbagi dua, yakni :
1.
Metode tak berhierarki Nonhierarchical Clustering Methods 2.
Metode berhierarki Hierarchical Clustering Methods a.
Methode tak berhierarki Pertama – tama memisahkan sejumlah koperasi dengan p
peubah ke dalam K gerombol yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Kemudian dipilih sejumlah K data sebagai pusat gerombol
dengan satu anggota, lalu menggerombolkan N – K data yang lain
Laporan Akhir
Kajian Implikasi Strategi Koperasi dalam Rangka Otonomi Daerah
II-4
ke dalam gerombol dengan pusat yang terdekat. Setelah terbentuk pusat gerombol yang baru, selanjutnya menukar keanggotaan
masing – masing gerombol sedemikian rupa, sehingga terbentuk suatu kelompok dengan anggota koperasi yang tetap. Kelompok
hasil penggerombolan metode tak berhierarki tersebut dianggap sebagai contoh untuk setiap kelas koperasi dalam rangka
menyusun fungsi klasifikasi.
Ukuran jarak yang digunakan dalam penggerombolan ini adalah jarak Mahalanobis, yang didefinisikan sebagai berikut :
d²
rs
= X
r
– X
s
’ S X
r
– X
s
, dengan S = matrik peragam total Jarak Mahalanobis digunakan bila dikhawatirkan peubah yang
diamati saling berkorelasi.
b. Metode berhierarki
Metode penggerombolan berhierarki digunakan pada analisis keterpisahan antar koperasi. Ukuran keterpisahan dapat
diwujudkan melalui gram batang dan ranting dendogram . Dengan analisis ini ukuran keterpisahan dan kedekatan antar
gerombol dapar dihitung. Selanjutnya, metode berhierarki sebenarnya mempunya dua pendekatan yakni : metode berhierarki
agglomerativedan metode hierarki “Divisive”. Metode berhierarki “Divisive” mula – mula memandang data koperasi – koperasi
sebagai satu kelompok dan kemudian dibagi menjadi sub kelompok yang berjauhan. Tiap sub kelompok dibagi lagi menurut
ukuran tak keserupaan menjadi sub – sub kelompok, dan seterusnya sehingga menjadi banyak kelompok yang sebanyak
objeknya. Sedangkan metode berhierarki “Agglomerative” dimulai dengan satu koperasi, sehingga pada awalnya akan terbentuk N
gerombol koperasi. Penggerombolan dilakukan menurut ukuran kedekatan atau keserupaan, hingga akhirnya membentuk satu
gerombol. Dalam penelitian ini digunakan metode berhierarki “agglomerative”.
Metode “ agglomerative” dibedakan sebagai berikut : a.
Metode pautan a.1. pautan tunggal
a.2. pautan lengkap a.3. pautan rataan
b. Metode Ward 3.
Fungsi Diskriminan Tujuan dilakukan analisis diskriminan pada penelitian koperasi
ini adalah mampu disusun fungsi pembatas antar gerombol koperasi. Dengan adanya fungsi pembatas antar gerombol koperasi tersebut
maka akan dapat diukur perubahan nilai – nilai peubah yang