variabel kepemimpinan transformasional mempunyai rerata empirik RE sebesar 57,70 dan rerata hipotetik RH sebesar 40 yang berarti persepsi
karyawan terhadap kepemimpinan transformasional di Universitas Muhammadiyah Surakarta tergolong sangat tinggi. Hal ini dapat diartikan
bahwa persepsi karyawan terhadap kepemimpinan transformasional di Universitas Muhammadiyah Surakarta sudah memenuhi beberapa aspek
dalam kepemimpinan tranformasional antara lain kharisma, motivasi inspirasi, stimulasi intelektual dan perhatian individu.
3. Zulham 2009. Analisis Pengaruh Budaya Organisasi Dan Etos Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
Medan. Pimpinan dalam suatu organisasi sangat perlu memberikan pemahaman dan menanamkan nilai-nilai budaya organisasi, baik yang
formal maupun non-formal agar individu-individu dalam organisasi tersebut
mau memahami
visi dan
tujuan organisasi
serta mengintegrasikan dirinya sebagai bagian integral dari sistem budaya
organisasi. Dalam memberikan pelayanan administrasi kepada para dosen dan mahasiswa tentunya pegawai di bagian administrasi harus memiliki
suatu etos kerja yang tinggi agar mampu memberikan pelayanan yang prima sesuai dengan yang diinginkan dosen dan mahasiswa. Setiap
organisasi harus
memiliki budaya
organisasi yang
kuat yang
memperkokoh manajemen sumber daya manusia, dan etos kerja yang tinggi dimiliki oleh seluruh pegawai agar mendorong dan memotivasi
pegawai untuk bekerja lebih produktif, efisien dan efektif dalam mencapai tujuan organisasi.
C. Kerangka Berpikir 1. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional terhadap Etos
Kerja Pegawai Fakultas Pertanian Universitas Negeri Papua
Pada umumnya setiap pegawai ingin berkerja dengan baik dan tekun terutama dalam mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku agar
menunjang tercapainya etos kerja yang baik. Walaupun demikian, kadangkala masih sering terjadi pelanggaran terhadap peraturan sehingga
yang dilakukan akan selalu terganggu. Anoraga dalam Novliadi 2009: 5, mengatakan ‘Etos Kerja merupakan suatu pandangan dan sikap suatu
bangsa atau umat terhadap kerja.’ Bila individu-individu dalam komunitas memandang kerja sebagai suatu hal yang luhur bagi eksistensi manusia,
maka etos Kerjanya akan cenderung tinggi. Sebaliknya sikap dan pandangan terhadap kerja sebagai sesuatu yang bernilai rendah bagi
kehidupan, maka etos Kerja dengan sendirinya akan rendah. Tercapai tidaknya tujuan Fakultas Pertanian tidak terlepas dari
peran pemimpin dalam mengelola pegawai secara maksimal guna mengarahkan bawahannya kepada usaha-usaha pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan. Karena itu pemimpin dituntut lebih proaktif dalam meningkatkan etos kerja pegawainya dan menstimulasi mereka agar dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik. Thoha 2003 mengungkapkan suatu organisasi akan berhasil atau bahkan gagal sebagian besar ditentukan oleh
pemimpin. Pemimpinlah yang bertanggung jawab atas kegagalan suatu pekerjaan. Dengan demikian apakah kegiatan-kegiatan yang ada dalam
organisasi dapat berjalan dengan lancar, para pegawai melaksanakan tugas dengan baik, penuh kesanggupan sehingga dapat mencapai sasaran yang
telah ditentukan atau justru malah sebaliknya, semua ini tergantung bagaimana cara pemimpin dalam pengarahkan bawahannya. Selanjutnya
hipotesis yang diajukan adalah:
H1. Gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh positif terhadap etos kerja pegawai.
2. Pengaruh Loyalitas Kerja terhadap Etos Kerja Pegawai Fakultas Pertanian Universitas Negeri Papua
Seorang pegawai yang memiliki loyalitas tinggi akan memiliki identifikasi dengan organisasi, terlibat sungguh-sungguh dalam pekerjaan
dan adanya loyalitas memberikan afeksi positif terhadap organisasi. Dalam pembentukan loyalitas kerja diperlukan adanya kesadaran diri individu,
baik langsung atau tidak langsung. Loyalitas pegawai ditunjukkan dengan sikap-sikap seperti ketaatan, tanggung jawab, pengabdian, dan kejujuran.
Indikator ketaatan pegawai dapat dilihat dari ketaatan terhadap jam masuk kerja. Seorang pegawai yang taat akan menunjukkan sikap menaati
peraturan yang telah ditetapkan. Loyalitas ditinjau dari indikator tanggungjawab akan diwujudkan dalam pemanfaatan fasilitas sebagaimana
mestinya. Pengabdian pegawai sebagai indikator loyalitas menunjukkan sikap pengabdian dalam bekerja demu memajukan organisasi. Dengan
demikian dapat disimpulkan karyawan yang memiliki loyalitas kerja tinggi