Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

afeksi positif terhadap organisasi yakni meningkatkan etos kerja. Karyawan yang memiliki etos kerja yang unggul dan profesional dalam melaksanakan pekerjaanya akan lebih bertanggungjawab terhadap tugas-tugasnya. Etos kerja yang baik berasal dari hasil kesadaran karyawan untuk secara tulus menggali semua potensi positifnya dalam rangka memberikan nilai-nilai terbaiknya kepada perusahaan. Selain itu, karyawan yang memiliki loyalitas kerja yang tinggi, akan bekerja seoptimal mungkin untuk memperoleh hasil atau produk yang berkualitas, sehingga etos kerja dapat dicapai.

3. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Loyalitas Kerja terhadap Etos Kerja Pegawai

Berdasarkan hasil uji regresi, diketahui bahwa gaya kepemimpinan transformasional dan loyalitas kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap etos kerja pegawai Universitas Negeri Papua. Hal ini dibuktikan dengan koefisien beta β pada variabel gaya kepemimpinan transformasional sebesar 0,308 p0.05; p=0,000 dan koefisien beta β pada variabel loyalitas kerja sebesar 0,165 p0.05; p=0,030. Kontribusi gaya kepemimpinan dan loyalitas kerja terhadap etos kerja pegawai Universitas Negeri Papua sebesar ∆R 2 0,092 atau 9,2, dengan demikian penelitian ini mampu membuktikan hipotesis ketiga. Secara parsial gaya kepemimpinan transformasional mampu mempengaruhi etos kerja pegawai Universitas Negeri Papua sebesar ∆R 2 0,082 atau 8,2; sedangkan loyalitas kerja berpengaruh terhadap etos kerja pegawai Universitas Negeri Papua sebesar ∆R 2 0,027 atau 2,7. Hal ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan transformasional merupakan faktor dominan yang mempengaruhi etos kerja. Peran gaya kepemimpinan transformasional sangat menentukan dalam pencapaian visi misi organisasi dan peningkatan etos kerja dibandingkan loyalitas pegawai. Etos kerja adalah aspek evaluatif sebagai sikap mendasar terhadap diri dan dunia mereka yang direfleksikan dalam kehidupannya Khasanah, 2004:8. Menurut Tasmara 2002 etos kerja yang seharusnya dimiliki oleh seorang pegawai adalah totalitas kepribadian dirinya serta caranya mengekspresikan, memandang, meyakini dan memberikan makna ada sesuatu, yang mendorong dirinya untuk bertindak dan meraih amal yang optimal sehingga pola hubungan antara manusia dengan dirinya dan antara manusia dengan makhluk lainnya dapat terjalin dengan baik. Pegawai yang memiliki etos kerja yang tinggi akan selalu patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankan dan tidak menolak untuk menerima sanksi apabila melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepada pegawai. Biatna 2007:105, seseorang yang memiliki etos kerja yang tinggi seyogyanya juga harus dimiliki oleh setiap pegawai, karena organisasi sangat membutuhkan kerja keras dan komitmen yang tinggi dari setiap pegawai, kalau tidak organisasi akan sulit berkembang, dan kalau memenangkan persaingan dalam merebut pangsa pasarnya yaitu menarik minat calon mahasiswa untuk kuliah diperguruan tinggi tersebut. Kepemimpinan transformasional memegang peranan yang penting karena menggerakkan dan mengarahkan organisasi dalam mencapai tujuan dan sekaligus merupakan tugas yang tidak mudah. Tidak mudah, karena harus memahami setiap perilaku bawahan yang berbeda-beda. Bawahan dipengaruhi sedemikian rupa, sehingga bisa memberikan pengabdian dan partisipasinya kepada organisasi secara efektif dan efisien. Dengan kata lain, bahwa sukses tidaknya usaha pencapaian tujuan organisasi ditentukan oleh kualitas kepemimpinan Sutrisno,2012. Kepemimpinan transformasional dapat meningkatkan pegawai untuk selalu bekerja dengan disiplin, rajin, tekun, bertanggung jawab, dan jujur. Selain gaya kepemimpinan transformasional, etos kerja juga dipengaruhi oleh loyalitas pegawai. Loyalitas pegawai dapat ditingkatkan dengan memberikan kesempatan untuk mengembangkan karir, memberikan gaji dan tunjangan yang sesuai agar memotivasi pegawai dalam bekerja. Loyalitas merupakan suatu proses yang timbul akibat keinginan untuk setia dan berbakti baik itu kepada pekerjaannya, atasan, maupun perusahaannya, hal ini membuat seseorang rela berkorban demi memuaskan pihak lain. Keinginan untuk berbakti inilah yang membuat seseorang bekerja tanpa menghiraukan imbalan yang diterima, namun yang terpenting adalah para pegawai dapat mewujudkan etos kerja yang tinggi demi tercapainya tujuan perusahaan. 87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap etos kerja pegawai. Hal ini dibuktikan dengan koefisien beta β sebesar 0,337 p0.05; p=0,000. Kontribusi pengaruh gaya kepemimpinan tranformasional terhadap etos kerja pegawai Universitas Negeri Papua sebesar ∆R 2 0,082 atau 8,2. 2. Loyalitas kerja berpengaruh positif terhadap etos kerja pegawai Universitas Negeri Papua, dibuktikan dengan koefisien beta sebesar β 0,262 p0.05; p=0,001. Kontribusi pengaruh loyalitas kerja berpengaruh terhadap etos kerja pegawai Universitas Negeri Papua sebesar ∆R 2 0,027 atau 2,7. 3. Gaya kepemimpinan tranformasional dan loyalitas kerja berpengaruh positif terhadap etos kerja pegawai Universitas Negeri Papua, dibuktikan dengan koefisien beta sebesar β pada variabel gaya kepemimpinan transformasional sebesar 0,308 p0.05; p=0,000 dan koefisien beta β pada variabel loyalitas kerja sebesar 0,165 p0.05; p=0,030. Kontribusi gaya kepemimpinan tranformasional dan loyalitas kerja terhadap etos kerja pegawai Universitas Negeri Papua sebesar ∆R 2 0,092 atau 9,2.

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini hanya menggunakan gaya kepemimpinan transformasional dan loyalitas kerja dalam memprediksi etos kerja pegawai. Gaya kepemimpinan transformasional dan loyalitas kerja memberikan kontribusi pada etos kerja sebesar 9,2 sisanya sebesar 90,8; sehingga terdapat faktor lain yang dapat memberikan penjelasan lebih besar terhadap etos kerja, seperti: motivasi kerja, budaya kerja, dan fasilitas kerja. Namum nilai R 2 pada variabel kontrol jenis kelamin, umur, dan pendidikan menunjukkan bahwa variabel-variabel tersebut dapat menjelaskan etos kerja dan loyaitas kerja pegawai lebih baik ∆R 2 = 49,3. Sehingga model penelitian ini lebih didominasi variabel kontrol untuk menjelaskan etos kerja pegawai dibandingkan dengan variabel gaya kepemimpinan transformasional dan loyaitas kerja. Selain itu, penelitian ini tidak mengindahkan kondisi organisasi yang mempengaruhi efek gaya kepemimpinan transformasional terhadap etos kerja pegawai, misalnya: kondisi organisasi yang sedang stagnan atau develop berkembang atau bahkan decline menurun.

C. Kontribusi Penelitian

1. Manajerial Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi pegawai Fakultas Pertanian Universitas Papua sebagai informasi dalam meningkatkan kepemimpinan transformasional, etos kerja dan loyaitas kerja pegawai. 2. Empiris Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan pengetahuan yang lebih banyak kepada pegawai Fakultas Pertanian Universitas Papua dalam bekerja agar etos kerjanya lebih baik. 3. Teoritis a. Hasil penelitian ini akan bermanfaat dalam menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai manajemen sumber daya manusia secara riil khususnya yang menyangkut kepemimpinan transformasional, loyaitas kerja, dan etos kerja pegawai. b. Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan kajian atau referensi bagi penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan manajemen sumber daya manusia.

D. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan yang diperoleh, maka saran yang dapat diberikan sebagai berikut: 1. Bagi Fakultas Pertanian Universitas Negeri Papua a. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh terhadap etos kerja. Oleh karena itu, pimpinan Fakultas Pertanian Universitas Papua disarankan untuk meningkatkan etos kerja dengan cara menstimulus bawahannya dengan menerapkan komunikasi dua arah, sehingga dapat meningkatkan semangat dan rasa percaya seorang pegawai terhadap atasanya, jika seorang pegawai merasa diperhatikan dan didengarkan ide-idenya, maka dengan sendirinya keinginan untuk terus mengeksplorasi dalam cara bekerja akan terus meningkat dan secara otomatis etos kerja kerja pegawai menjadi semakin tinggi. b. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa loyalitas kerja berpengaruh terhadap etos kerja. Oleh karena itu, pimpinan Fakultas Pertanian Universitas Papua disarankan untuk meningkatkan loyalitas kerja pegawai dengan cara melatih kejujuran dan menaati peraturan yang berlaku, sehingga akan tercipta etos kerja menjadi semakin tinggi. 2. Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini dengan cara: a. Menggunakan metode lain dalam meneliti pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap etos kerja dan loyaitas kerja pegawai, misalnya melalui wawancara mendalam terhadap responden, sehingga informasi yang diperoleh dapat lebih tajam dari pada angket yang jawabannya telah tersedia. b. Mengeksplorasi pengaruh variabel kontrol terhadap terhadap etos kerja dan loyaitas kerja pegawai, dan melibatkan variabel lain seperti: motivasi kerja, budaya kerja, dan fasilitas kerja untuk memprediksi etos kerja pegawai. c. Mengembangkan model penelitian dengan melibatkan variabel kondisional sebagai variabel moderasi. 3. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat kepada stacholder Fakultas Pertanian Universitas Papua seperti karyawan, pimpinan, dan lain-lain.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

4 138 103

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja Pegawai Pada Bagian Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

3 67 42

Pengaruh Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Loyalitas Dan Semangat Kerja Staf Dan Pegawai Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

1 41 65

Pengaruh Partisipasi Anggaran, Gaya Kepemimpinan Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Manajerial (Studi Kasus Pada Universitas Malikussaleh Lhokseumawe)

4 64 118

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN ETOS KERJA PADA KARYAWAN HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN ETOS KERJA PADA KARYAWAN NON MEDIS RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA.

0 4 14

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN ETOS KERJA PADA KARYAWAN HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN ETOS KERJA PADA KARYAWAN NON MEDIS RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA.

0 3 17

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN BEBAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Dan Beban Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dengan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Pemediasi (Studi Empiris Pada KPP Pratama Kar

2 12 16

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN BEBAN KERJA Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Dan Beban Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dengan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Pemediasi (Studi Empiris Pada KPP Pratama Karanganyar).

0 2 15

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP ETOS KERJA PEGAWAI DI DINAS PERTANIAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MAJALENGKA :Studi Persepsional Pada Pegawai Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Majalengka.

2 4 64

Pengaruh Kepemimpinan Dan Remunerasi Terhadap Prestasi Kerja Melalui Etos Kerja Pegawai Di Lingkungan Universitas Negeri Medan

0 0 16