Risk Aversion Landasan Teori
30
berpengaruh positif signifikan terhadap net interest margin, karena dengan semakin besarnya volume transaksi yang dilakukan oleh bank, maka bank akan
menuntut marjin yang lebih tinggi. Hidayat, dkk. 2012, meneliti mengenai analisis pengaruh karakteristik bank
dan inflasi terhadap net interest margin. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan variabel kredit terhadap dana pihak ketiga LDR, equity to assets
EA, beban operasional terhadap pendapatan operasional BOPO, Ln total aset size, inflasi, dan net interest margin. Penelitian ini menggunakan uji Chow dan
uji Hausman yang menyatakan fixed effects merupakan pendekatan terbaik untuk mengestimasi model dalam penelitian ini. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
rasio LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap NIM, yang artinya semakin sedikit aset likuid yang disimpan bank, semakin tinggi NIM yang
diperoleh. Rasio equity to total assets EA memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap NIM. Rasio BOPO memiliki pengaruh yang negatif dan
signifikan terhadap NIM. Ukuran bank SIZE memiliki hubungan yang negatif dan signifikan terhadap NIM. Oleh karena itu, bank besar akan memperoleh NIM
yang relatif lebih rendah. Tingkat inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap NIM pada tingkat 10.
Manurung 2012, meneliti mengenai net interest margin: bank publik di Indonesia. Dalam penelitian ini menggunakan variabel net interest margin NIM,
load to deposito ratio LDR, biaya operasional terhadap pendapatan operasional BOPO, size, non performing loan NPL, dan market power MPR. Hasil dari
pengujian data NIM, LDR, BOPO, size, NPL, dan MPR dapat ditarik kesimpulan
31
bahwa data NIM tidak berdistribusi normal. Dimana, DM berhubungan negatif dengan NIM, BOPO berhubungan negatif dengan NIM, LDR berhubungan positif
dengan NIM tetapi tidak signifikan, MPR berhubungan positif dengan NIM dengan signifikansi 5, size berpengaruh negatif terhadap NIM dengan
signifikansi 5, dan NPL berpengaruh negatif dengan NIM tetapi secara statistik tidak signifikan pada level signifikansi 5 bahkan 10.
Raharjo 2014, meneliti mengenai faktor determinan marjin bunga bersih Bank Pembangunan Daerah di Indonesia: suatu studi data panel. Dalam penelitian
ini, digunakan variabel net interest margin NIM, pertumbuhan aset LnSIZE, capita adequacy ratio CAR, non performing loan NPL, return on asset
ROA, biaya operasional terhadap pendapatan operasional BOPO, giro wajib minimum GWM, loan to deposito ratio LDR, pangsa pasar kredit MPR, dan
suku bunga penjamin simpanan. Hasil analisis korelasi dapat diketahui bahwa LnSIZE, CAR, ROA, LDR, GWM, dan LPS merupakan variabel-variabel yang
memiliki hubungan positif dengan NIM. Sedangkan variabel BOPO, NPL, dan MPR memiliki hubungan negatif dengan NIM. ROA memiliki hubungan positif
paling besar dengan NIM. Pada sisi lain, variabel CAR, NPL, BOPO, GWM, dan MPR memiliki hubungan yang positif terhadap pertumbuhan aset BPD. Hal ini
mengindikasi bahwa pertumbuhan aset sangat dipengaruhi oleh kecukupan permodalan bank, rasio kredit bermasalah, tingkat efisiensi bank, pertumbuhan
aset likuid dalam bentuk giro wajib minimum, dan kemampuan melakukan ekspansi kredit MPR.
32
Hastuti 2011, meneliti mengenai analisis pengaruh BOPO, NPL, CAR, LDR, terhadap NIM studi kasus PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Dalam penelitian
ini menggunakan variabel net interest margin NIM, beban operasional pendapatan operasional BOPO, non performing loan NPL, capital adequacy
ratio CAR, loan to deposit ratio LDR. Penelitian ini menggunakan pengujian regresi liniear berganda dengan hasil variabel BOPO berpengaruh negatif dengan
koefisien 0,113, dan variabel NPL berpengaruh negatif dengan koefisien 0,014, sedangkan variabel LDR berpengaruh positif dengan koefisien 0,021, dan variabel
CAR berpengaruh positif dengan koefisien 0,044.