Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Propofol adalah obat anestesi yang sering dipakai sebagai induksi anestesi maupun rumatan. Hal ini dikarenakan propofol memiliki mula kerja yang cepat dan lama kerja yang singkat sehingga menjadi pilihan. 1 Tetapi, saat ini yang menjadi masalah adalah nyeri yang ditimbulkan oleh propofol. Propofol dosis induksi menimbulkan nyeri antara 28 sampai 90 dengan intensitas nyeri yang ringan sampai berat. 2,3 Pada anestesi modern, nyeri penyuntikan propofol menempati urutan ke tujuh pada permasalahan klinis yang paling utama. 4 Nyeri yang timbul ini sebaiknya dicegah karena akan berdampak kepada peningkatan stres respon yang dapat berdampak buruk pada pasien-pasien yang memiliki masalah jantung sebelum operasi. Sebenarnya mekanisme munculnya nyeri akibat penyuntikan propofol belum jelas. Beberapa cara dan metode dilakukan untuk mengurangi dan mencegah terjadinya nyeri akibat penyuntikan propofol. Sejumlah cara farmakologis telah dicoba untuk mengurangi nyeri misalnya pretreatment dengan lidokain, ondansetron, ketorolak, nafamostat, ketamin, opioid, nitrogliserin topikal dengan propofol, melarutkan propofol dengan dekstrosa telah digunakan dengan hasil yang bervariasi dan penelitian agen yang ideal untuk mengurangi nyeri injeksi propofol masih berlangsung misalnya dengan menggunakan tourniquet. 3,4,5 Tahun 2007 Sundarathiti melakukan penelitian terhadap 110 pasien yang menjalani prosedur operasi obstetri dan ginekologi minor pada anestesi umum intra vena. Hasil penelitian ini didapati insiden nyeri 98,2 pada grup propofol LCT p0,001 dan 74,5 pada grup propofol MCTLCT p0,001. Dimana insidensi nyeri ringan 22 orang 40 dan nyeri sedang sampai berat sebanyak 33 orang 60 dengan propofol LCT. Disimpulkan bahwa propofol MCTLCT lebih baik Universitas Sumatera Utara 2 dibandingkan propofol-LCT dalam mengurangi nyeri penyuntikan propofol. 6 Namun masih ada insiden nyeri akibat pemberian propofol MCTLCT dengan insiden 28 sampai 67 dan ini sesuai penelitian yang pernah dilakukan oleh Sethi dan kawan- kawan 2009. 6,7 Systematic review dan metaanalysis oleh Jalota tahun 2011 menyimpulkan bahwa metode intervensi yang paling handal dalam mencegah nyeri akibat penyuntikan propofol adalah penyuntikan pada vena fossa antekubiti atau pretreatment lidokain dengan penutupan vena occlusion vein . 8 Namun, pemasangan infus dijalur vena fossa antekubiti tidak lazim dilakukan, karena jika terjadi hematom, maka vena yang lebih distal tidak dapat berfungsi baik. Penambahan natrium bikarbonat ke dalam lidokain juga dinilai dapat mengurangi nyeri penyuntikan propofol dengan mekanisme alkalinisasi anestesi lokal. Ozgul dkk 2013, melakukan studi pada pasien yang menjalani operasi elektif tanpa premedikasi dengan menggunakan natrium bikarbonat 84 mg kedalam lidokain 2 5 ml, disuntikkan sebanyak 0.05 mLkgBB dengan menggunakan tekanan tourniquet 50 mmHg untuk mencegah nyeri injeksi propofol, dengan insiden nyeri pada injeksi propofol sebanyak 6 n=100. 9 Iskandar D 2014 melakukan penelitian dengan penambahan natrium bikarbonat 1 mEq terhadap lidokain 40 mg dengan pemakaian tourniquet dengan tekanan sistol selama 30 detik sebelum penyuntikan propofol dapat mempercepat efek anestesi lokal dan terbukti dapat mengurangi nyeri penyuntikan propofol MCTLCT. 10 Dari hasil peneltian ini didapati pasien yang mendapat penyuntikan lidokain dengan bikarbonat hanya 3,7 pada nyeri ringan. Penggunaan tourniquet sebenarnya bisa menambah nyeri pada pasien, karena tourniquet membuat pasien tidak nyaman akibat cuff harus dikembangkan dalam waktu tertentu. Walaupun ada penelitian yang telah membuktikan bahwa tourniquet dapat membantu mengurangi nyeri akibat penyuntikan propofol tetapi, penelitian Universitas Sumatera Utara 3 tersebut dapat memberikan hasil yang bervariasi. Ini terbukti dengan adanya sejumlah sampel yang nyeri. Munculnya hasil yang bervariasi dengan penggunaan tourniquet dapat diakibatkan masih adanya kebocoran agen anestesi lokal. Forster A dkk 1995, meneliti kebocoran agen anestesi menggunakan zat radioaktif dengan tourniquet sampai 300 mmHg selama 20 menit, didapati kebocoran zat radioaktif ke sirkulasi sistemik. Sehingga penulis berkesimpulan bahwa untuk mendapatkan efek yang diinginkan maka aliran darah harus berhenti total agar tidak terjadi kebocoran dan obat anestesi lokal lidokain dapat bekerja, tetapi tidak mungkin dilakukan. Penulis berpendapat bahwa penelitian dapat dilakukan dengan menggunakan obat yang lain tanpa tourniquet. 11 Koo SW dkk 2006, meneliti pada 200 pasien yang menggunakan ketamin sebelum penyuntikan propofol, terbukti bahwa ketamin dosis 100 µgkgBB dapat mengurangi nyeri penyuntikan propofol. Tetapi pada penelitian ini dengan ketamin dosis 100 µ gkgBB masih menimbulkan nyeri pada penyuntikan propofol sebanyak 46,7 n=30. 12 Penggunaan ketamin disarankan dapat menurunkan kejadian nyeri propofol pada dosis 5-10 mg. Ketamin bekerja pada susunan saraf pusat sebagai antagonis NMDA reseptor dan dinilai efektif dalam mengurangi nyeri akibat penyuntikan propofol. Hasil yang sama juga ditunjukkan oleh penelitian yang dilakukan oleh Saadawy dkk 2007 dengan membandingkan pretreatment ketamin 0,4 mgkg, thiopental 0,5 mgkg, meperidin 0,4 mgkg, lidokain 1 mgkg. Didapati bahwa pretreatment dengan ketamin dapat mengurangi nyeri akibat penyuntikan propofol sebanyak 92 tetapi penelitian ini menggunakan tourniquet. 13 Zahedi H dkk 2009, membandingkan lidokain dengan ketamin dalam mengurangi nyeri akibat penyuntikan propofol yang dilakukan pada 500 pasien. Dari hasil penelitian didapati ketamin 50 µgkgBB, 75 µgkgBB dan 100 µgkgBB lebih Universitas Sumatera Utara 4 efektif dari pada lidokain 1 mgkgBB yang diberikan sebelum propofol dengan p value 0,05 0,0001. Dimana nyeri didapati pada lidokain 1 mgkgBB 65, ketamin 50 µ gkgBB 60, ketamin 75 µgkgBB 55, ketamin 100 µ gKgBB 45. 14 Ketamin dapat dijadikan alternatif lain dalam mengurangi nyeri penyuntikan propofol dengan mekanisme kerja yang belum banyak diketahui. Tetapi, berdasarkan review artikel yang dilakukan oleh Petrenko Ab dan kawan-kawan tahun 2003 ditemukan adanya NMDA reseptor di perifer sehingga memungkinkan untuk terjadinya antagonisasi reseptor tersebut di perifer. 15 Efektifitas ketamin juga diteliti oleh Hwang J dan kawan-kawan tahun 2009 pada 188 pasien. Penelitian dilakukan dengan memberikan ketamin pretreatment 10 mg dan ketamin 10 mg yang dicampur dengan propofol. Penelitian ini menggunakan tourniquet selama 30 detik. Didapati bahwa ketamin pretreatment 10 mg memiliki angka kejadian nyeri yang rendah 28,3 dibanding ketamin 10 mg yang dicampur dengan propofol 48,51. 16 Semua modalitas yang digunakan untuk mengurangi nyeri propofol dari beberapa penelitian ternyata masih memiliki hasil yang bervariasi. Penambahan natrium bikarbonat ke dalam lidokain ataupun lidokain sendiri memang memiliki manfaat. Ketamin juga dinilai memiliki fungsi menurunkan insidensi nyeri propofol. Penggunaan tourniquet juga dinilai dapat membantu walaupun dari hasil penelitian masih dapat terjadi kebocoran obat dan dapat menimbulkan ketidaknyamanan. Untuk ini peneliti mencoba meneliti efektifitas lidokain 40 mg intravena yang ditambahkan natrium bikarbonat 1 mEq yang dibandingkan dengan ketamin 100 µgkgBB intravena sebagai pretreatment dalam mengurangi nyeri akibat penyuntikan propofol. Universitas Sumatera Utara 5

1.2 Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Perbandingan Pretreatment Lidokain 40 mg Intravena Ditambah Natrium Bikarbonat 1 mEq Dengan Ketamin 100 μg/kgBB Intravena Dalam Mengurangi Nyeri Induksi Propofol

3 86 89

Efek Penambahan Natrium Bikarbonat 1 mEq Kedalam Lidokain 40 Mg Intravena Dibandingkan Dengan Lidokain 40 Mg Intravena Untuk Mengurangi Nyeri Pada Saat Induksi Propofol MCT/LCT

1 74 97

Efek Penambahan Natrium Bikarbonat 1 mEq Kedalam Lidokain 40 MG Intravena Dibandingkan Dengan Lidokain 40 MG Intravena Untuk Mengurangi Nyeri Pada Saat Induksi Propofol MCT/LCT

1 46 97

Perbandingan Kejadian Mual Muntah Pada Pemberian Tramadol Suppositori 100 mg Dan Tramadol Intravena 100 mg Sebagai Analgetik Paska Bedah Pada Operasi Ekstremitas Bawah Dengan Spinal Anestesi

1 78 66

Perbandingan Efek Inflasi Cuff Dengan Lidokain HCl 2% 6 CC + Natrium Bikarbonat 7,5% 0,6 CC Dengan Lidokain HCl 1,5 Mg/Kg BB Intravena Terhadap Kejadian Batuk Dan Hemodinamik Sebelum Dan Sesudah Ekstubasi Pada Anestesia Umum

0 40 96

Perbandingan Propofol 2 Mg/Kgbb-Ketamin 0,5 Mg/Kgbb Intravena Dan Propofol 2 Mg/Kgbb-Fentanil 1µg/Kgbb Intravena Dalam Hal Efek Analgetik Pada Tindakan Kuretase Kasus Kebidanan Dengan Anestesi Total Intravena

0 38 101

Perbandingan Respon Hemodinamik Pada Tindakan Laringoskopi Dan Intubasi Pada Premedikasi Fentanil 2µg/kgBB Intravena + Deksketoprofen 50 mg Intravena Dengan Fentanil 4µg/kgBB Intravena

1 44 90

Perbandingan Ketamin 0,5 MG/KGBB Intravena Dengan Ketamin 0,7 MG/KGBB Intravena Dalam Pencegahan Hipotensi Akibat Induksi Propofol 2 MG/KGBB Intravena Pada Anestesi Umum

2 53 97

Perbandingan Pengaruh Pemberian Fentanil 1 µg/kgBB Dengan Lidokain 2% 1 mg/kgBB Intravena Terhadap Respon Hemodinamik Pada Tindakan Ekstubasi

3 85 94

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Propofol - Perbandingan Pretreatment Lidokain 40 mg Intravena Ditambah Natrium Bikarbonat 1 mEq Dengan Ketamin 100 μg/kgBB Intravena Dalam Mengurangi Nyeri Induksi Propofol

0 0 25