Informed consent Pelaksanaan penelitian Rencana manajemen dan analisis data

34 SD 2 = Standard Deviasi nyeri pada kelompok Lidokain 0,63 10 SD rata rata = = 0,41 n 1 = n 2 = 42, ditambah 10 apabila menjadi putus uji menjadi 48

3.6 Informed consent

Setelah mendapat persetujuan dari komisi etik, penderita mendapatkan penjelasan tentang prosedur yang akan dijalani serta menyatakan secara tertulis kesediaannya dalam lembar informed consent.

3.7 Alat dan Bahan

3.7.1 Alat

a. Alat monitor non invasif otomatis tekanan darah, denyut jantung, frekuensi nafas, EKG, saturasi oksigen b. Spuit 1 ml, 3 ml, 5 ml dan 10 ml c. Laryngoscope set Macinthos d. Pipa endotrachea nomor 7, 7,5. e. Kanul vena 18G, infus set, threeway f. Pencatat waktu stopwatch g. Alat tulis dan formulir penelitian

3.7.2 Bahan

a. Obat anestesi umum b. Obat yang diteliti : - Lidokain 2 Lidokain HCL 2 PT. Bernofarm dan Natrium bikarbonat 8,4 Meylon 84-BP PT. Otsuka - Ketamin 100 mgcc KTM ® c. Propofol LCT 1 Propofol-Diprivan 1 Astra Zeneca d. Obat analgetik tambahan : Fentanyl 100µg ampul Janssen-Cilag e. Obat-obatan emergensi : Efedrin 5 mgcc dan Sulfas atropin 0,25 mgcc yang sudah teraplus f. Alkohol 70 Universitas Sumatera Utara 35 g. Povidone Iodine h. Cairan : Ringer Laktat, Dextrose 5

3.8 Cara kerja

3.8.1 Persiapan pasien dan obat

1. Setelah mendapat informed consent dan disetujui oleh Komite Etik Penelitian Bidang Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan RSUP. H. Adam Malik Medan seluruh sampel dinilai ulang dan dimasukkan ke dalam kriteria inklusi dan eksklusi Pasien PS ASA 1 dan 2 dibagi secara random menjadi dua kelompok. 2. Pasien diberitahu sebelumnya bahwa mereka akan dipuasakan 6 jam sebelum operasi, dilakukan pemasangan jalur infus dengan abocatth no 18 G pada punggung tangan, diberi cairan infus Ringer Laktat 2 cckgBB sejak puasa. Pada ruang operasi pasien akan dimonitor dengan pemasangan tensimeter, EKG, dan pulse oxymetri . 3. Pasien diberitahu bahwa mereka akan menerima obat anestesi yang mungkin akan membuat lengan mereka menjadi nyeri, dan dinilai derajat nyerinya dengan tabel CBNPS yang telah dipersiapkan. Populasi yang dijadikan sampel dibagi secara acak menjadi dua kelompok, yaitu kelompok A menerima Lidokain 40 mg 2 ml Lidokain 2 + 1 mEq Natrium bikarbonat 1 ml + 7 mL Dextrose 5 intravena = jadi larutan 10 ml dalam spuit 10 ml. Kelompok B menerima Ketamin 100 µgkgBB intravena + Dextrose 5 intravena = jadi larutan 10 ml dalam spuit 10 ml. 4. Obat disiapkan oleh relawan I peneliti tidak mengetahui komposisi obat yang diberikan. Randomisasi dilakukan oleh relawan dengan randomisasi blok memakai tabel angka random dengan menjatuhkan pena pada kertas random, ujung pena merupakan angka mulai urutan. Pilih 10 angka dengan digit 2 Universitas Sumatera Utara 36 kebawah membentuk pola berurut dari angka pertama tadi sampai diperoleh sesuai besar sampel yang telah ditentukan. Sesuaikan sekuensi pada angka yang terpilih. Kemudian sekuensi yang diperoleh disusun secara berurutan sesuai dengan nomor amplop dan diserahkan kepada relawan I. 5. Setelah menyiapkan obat, relawan I tersebut memberikan kepada peneliti untuk diberikan pada hari pelaksanaan penelitian.

3.9 Pelaksanaan penelitian

1. Setelah pasien tiba diruang tunggu kamar bedah, pasien diperiksa ulang terhadap identitas, diagnosa, rencana tindakan pembiusan, akses infus pastikan telah terpasang infus dengan abocatth 18G, threeway dan aliran infus lancar di punggung tangan. 2. Sesampai diruang operasi semua pasien diukur vital sign dengan alat monitor yaitu dengan pemasangan tensimeter, EKG, pulse oxymetri . Pasien diberi cairan pre loading Ringer Laktat 500 cc. Obat yang akan diteliti diberikan pada masing-masing kelompok, dan diberikan melalui jalur vena pada lengan yang kontralateral dari tensimeter yang dipasang didaerah lengan atas. 3. Obat yang diteliti diberikan selama 30 detik tanpa ada aliran dari cairan infus. 4. 60 detik kemudian segera dilakukan penyuntikan propofol dari dosis induksi iv oleh relawan selama 10 detik tanpa dilusi cairan infus dan dinilai derajat nyeri dengan Colorado Behavioral Numerical Pain Scale oleh si peneliti dan dibandingkan secara statistik. 5. Setelah induksi propofol selesai, kedua group mendapat premedikasi midazolam 2,5 mg dengan fentanil 2 µgkgBB dan rocuronium 1 mgkgBB untuk fasilitasi laryngoscopy dan intubasi. 6. Kedua grup dilakukan maintenance dengan N 2 O + O 2 + titrasi Isofluran yang sudah standard dilakukan di RSUP. H Adam Malik. Universitas Sumatera Utara 37 7. Dilakukan Pemeriksaan dan Pencatatan 3.10 Identifikasi variabel 3.10.1 Variabel bebas a. Lidokain 40 mg + Natrium bikarbonat 1 ml b. Ketamin 100 µgkgBB

3.10.2 Variabel tergantung

a. Nilai Colorado Behavioral Numerical Pain Scale

3.11 Rencana manajemen dan analisis data

a. Setelah data yang diperlukan telah terkumpul, kemudian data tersebut diperiksa kembali tentang kelengkapannya sebelum ditabulasi dan diolah. Lalu data tersebut diberikan pengkodean untuk memudahkan dalam mentabulasi. Data ditabulasi ke dalam master tabel dengan menggunakan software Microsoft office exel 2007. Analisa data meliputi analisa deskriptif dan uji hipotesis menggunakan program SPSS for windows. b. Data numerik ditampilkan dalam nilai rata-rata + SD standard deviasi. Sedangkan data kategorik ditampilkan dalam jumlah persentase c. Data demografi : Uji kenormalan data numerik digunakan uji Shapiro – Wilk jika P 0,05 data normal, jika P 0,05 bila tidak normal. d. Hipotesa penelitian diuji dengan menggunakan uji T independent, jika data numerik berdistribusi normal, jika tidak normal dilakukan uji Mann Whitney. e. Interval kepercayaan 95 dengan nilai p 0,05 dianggap bermakna secara signifikan.

3.12 Definisi operasional

Dokumen yang terkait

Perbandingan Pretreatment Lidokain 40 mg Intravena Ditambah Natrium Bikarbonat 1 mEq Dengan Ketamin 100 μg/kgBB Intravena Dalam Mengurangi Nyeri Induksi Propofol

3 86 89

Efek Penambahan Natrium Bikarbonat 1 mEq Kedalam Lidokain 40 Mg Intravena Dibandingkan Dengan Lidokain 40 Mg Intravena Untuk Mengurangi Nyeri Pada Saat Induksi Propofol MCT/LCT

1 74 97

Efek Penambahan Natrium Bikarbonat 1 mEq Kedalam Lidokain 40 MG Intravena Dibandingkan Dengan Lidokain 40 MG Intravena Untuk Mengurangi Nyeri Pada Saat Induksi Propofol MCT/LCT

1 46 97

Perbandingan Kejadian Mual Muntah Pada Pemberian Tramadol Suppositori 100 mg Dan Tramadol Intravena 100 mg Sebagai Analgetik Paska Bedah Pada Operasi Ekstremitas Bawah Dengan Spinal Anestesi

1 78 66

Perbandingan Efek Inflasi Cuff Dengan Lidokain HCl 2% 6 CC + Natrium Bikarbonat 7,5% 0,6 CC Dengan Lidokain HCl 1,5 Mg/Kg BB Intravena Terhadap Kejadian Batuk Dan Hemodinamik Sebelum Dan Sesudah Ekstubasi Pada Anestesia Umum

0 40 96

Perbandingan Propofol 2 Mg/Kgbb-Ketamin 0,5 Mg/Kgbb Intravena Dan Propofol 2 Mg/Kgbb-Fentanil 1µg/Kgbb Intravena Dalam Hal Efek Analgetik Pada Tindakan Kuretase Kasus Kebidanan Dengan Anestesi Total Intravena

0 38 101

Perbandingan Respon Hemodinamik Pada Tindakan Laringoskopi Dan Intubasi Pada Premedikasi Fentanil 2µg/kgBB Intravena + Deksketoprofen 50 mg Intravena Dengan Fentanil 4µg/kgBB Intravena

1 44 90

Perbandingan Ketamin 0,5 MG/KGBB Intravena Dengan Ketamin 0,7 MG/KGBB Intravena Dalam Pencegahan Hipotensi Akibat Induksi Propofol 2 MG/KGBB Intravena Pada Anestesi Umum

2 53 97

Perbandingan Pengaruh Pemberian Fentanil 1 µg/kgBB Dengan Lidokain 2% 1 mg/kgBB Intravena Terhadap Respon Hemodinamik Pada Tindakan Ekstubasi

3 85 94

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Propofol - Perbandingan Pretreatment Lidokain 40 mg Intravena Ditambah Natrium Bikarbonat 1 mEq Dengan Ketamin 100 μg/kgBB Intravena Dalam Mengurangi Nyeri Induksi Propofol

0 0 25