Permasalahan Pengelolaan Kelas Pengertian Pengelolaan Kelas

b. Lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan siswa untuk menembangkan kemampuan semaksimalmungkin. c. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalagi terwujudnya interaksi belajar mengajar. d. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual siswa dalam kelas. e. Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosial ekonomi, budaya, serta sifat-sifat individunya.

2.3.3 Permasalahan Pengelolaan Kelas

Masalah pengelolaan dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu masalah individual da kelompok. Perbedaan kedua kelompok hanya merupakan perbedaan tekanan saja. Tindakan pengelolaan kelas seorang guru akan efektif apabila dapat mengidentifikasi dengan tepat hakikat masalah yang dihadapi. Sehingga pada gilirannya guru dapat memilih stategi pengulangan yang tepat pula. Dreikkurs dan Cassel dalam Ahmadi 1991 : 118 mengatakan bahwa pangelolaan kelas individu yang didasarkan asumsi bahwa semua tingkah laku individu merupakan upaya penyampaian tujuan pemenuhan kebutuhan untuk diterima kelompok dan untuk mencapai harga diri. Bila kebutuhan ini tudak dapat lagi dipenuhi melalui cara-cara yang lumrah dapat diterima masyarakat. Dalam hal ini masyarakat dikelas, maka individu yang bersangkutan akan berusaha mencapainya dengan cara lain. Dengan kata lain dia akan berbuat tidak baik. Perbuatan-perbuatan untuk mencapai tujuan dengan cara yang asosial inilah dikelompokkan menjadi : a. Tingkah laku yang ingin mendapat perhatian orang lain misalnya ngelawak dikelas aktif aatu dengan berbuat serba lamban,sehingga mendapat perhatian ekstra pasif. b. Tingkah laku yang ingin menunjukkan kekuatan misalnya selalu mendebat, atau kehilangan kendali emosional, marah-marah, menangis aktif atau selalu lupa pada aturan-aturan penting dikelas. c. Tingkah laku yang bertujuan menyakiti orang lain. Misalnya mencaci, memukul, menggigit, dan sebagainya kelompok ini kebanyakan dalam bentuk aktit dan pasif. Peragaan ketidak mampuan, yakni dalam bentuk sama sekali menolak untuk mencoba melakukan apapun karena yakin bahwa hanya dengan kegagalanlah yang menjadi bagiannya. Menurut Johnson dan Banny dalam Ahmadi 1991:119 disebutkan enam katagori masalah kelompok dalam pengelolaan kelas, yaitu : a. Kelas kurang kohesif, misalnya perbedaan jenis kelamin, suku dan tingkatan social ekonomi dan sebagainya b. Kelas reaksi negatif terhadap salah seorang anggotanya misalnya mengejek anggota kelas yang salah pengajaran seni suara menyanyi suaranya sumbang. c. Membesarkan hati anggota kelas yang justru melanggar norma kelompok, misalnya pemberian semangat kapada badut kelas. d. Kelompok cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari tugas yang sedang digarap. e. Semangat kerja rendah, misalnya semacam aksi protes kepada guru karena menganggap tugas yang diberikan kurang adil. f. Kelas kurang mampu menyesuaikan diri dengan keadaan baru. Misalnya gangguan jadwal dari guru kelas terpaksa diganti sementara guru lain dan sebagainya. Tindakan pengelolaan kelas adalah yang dilakukan oleh guru dalam rangka penyediaan kondisi optimal agar proses belajar mengajar berlangsung efektif. Tindakan guru tersebut dapat berupa tindakan pencegahan yaitu dengan jalan menyediakan kondisi fisik optimal bagi proses belajar mengajar yang menyimpang dan merusak kondisi optimal bagi proses belajar mengajar yang sedang berlangsung. Dimensi korektif dapat dibagi menjadi dua, yaitu tindakan yang seharusnya segera diambil guru pada saat terjadi gangguan, tindakan-tindakan dan penyembuhan terhadap tingkah penyimpangan yang terlanjur terjadi agar penyimpangan tidak berlarut-larut. Dimensi pencegahan dapat dilkukan guru dalam menngatur lingkungan belajar, mengatur peralatan dan lingkungan social emosional.

2.3.4 Aspek-Aspek Pengelolaan Kelas

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24