sedang. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan bahwa komunikasi yang dilakukan guru dengan siswa tinggi. Lebih jelasnya gambaran tentang
kemampuan komunikasi guru mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 8 Semarang tersebut dapat dideskripsikan dari tiap-tiap indikator yang
tediri dari guru senantiasa berada dalam situasi belajar guru mengajar sebagai fasilitator belajar, dialog atau tanya jawab antara guru dengan siswa, dapatnya
guru dan siswa dijadikan sebagai sumber belajar, adanya kesempatan mendapatkan umpan balik secara berkesinambungan dari hasil yang diperoleh
siswa, pemusatan perhatian kelompok, modifikasi tingkah laku sebagai berikut ini :
1. Guru senantiasa berada dalam situasi belajar megajar sebagai
fasilitator
Guru senantiasa bearada dalam situasi belajar mengajar sebagai fasilitator belajar akuntansi dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut
Tabel 4.4 Distribusi frekuensi guru senantiasa bearada dalam situasi belajar mengajar sebagai fasilitator belajar
No Kriteri Frekuensi
1 Sangat Tinggi
47 49,47
2 Tinggi 31
32,63 3 Sedang
16 16,84
4 Rendah 1
1,05 5 Sangat
rendah 0,00
Jumlah 95
100,00 Terlihat pada tabel 4.4 ternyata sebagian besar siswa yaitu 49,47
menyatakan bahwa guru mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS di SMAN 8
Semarang telah senantiasa berada dalam situasi belajar mengajar sebagai fasilitator belajar dalam kategori sangat tinggi, selebihnya yaitu 32,63
meyatakan dalam kategori tinggi, 16,84 siswa menyatakan dalam kategori sedang dan hanya 1,05 siswa yang menyatakan dalam kategori rendah. Hal ini
menunjukan bahwa guru mampu secara maksimal menjadi fasilitator balajar.
2. Dialog atau tanya jawab guru dengan siswa
Data tentang dialog atau Tanya jawab guru dengan siswa lebih lanjut dapat dilihat dalam distribusi frekuensi pada tabel 4.5
Tabel 4.5 Distribusi frekuensi dialog atau tanya jawab guru dengan siswa No Kriteri
Frekuensi 1
Sangat Tinggi 7
7,37 2 Tinggi
25 26,32
3 Sedang 53
55,79 4
Rendah 9
9,47 5
Sangat rendah 1
1,05 Jumlah
95 100,00
Terlihat pada tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menyatakan dialog atau tanya jawab guru dengan siswa dalam pelajaran
akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 8 Semarang saat pembelajaran masuk dalam kategori sedang 55,79, selebihnya yaitu 26,32 menyatakan dalam
kategori tinggi, 9,47 siswa menyatakan dalam kategori rendah, 7,37 siswa menyatakan dalam kategori sangat tinggi, dan hanya 1,05 siswa yang
menyatakan dalam kategori sangat rendah. Hal ini menunjukkan bahwa guru dalam mengajar tidak selalu memberikan dialog atau tanya jawab dengan siswa.
3. Dapatnya guru dan siswa dijadikan sebagai sumber belajar
Data tentang dapatnya guru dan siswa dijadikan sebagai sumber belajar lebih lanjut dapat dilihat dalam distrbusi frekuensi pada tebel 4.6
Tabel 4.6 Dapatnya guru dan siswa dijadikan sebagai sumber belajar No Kriteri
Frekuensi 1
Sangat Tinggi 8
8,42 2 Tinggi
20 21,05
3 Sedang 46
48,42 4 Rendah
19 20,00
5 Sangat rendah
2 2,11
Jumlah 95
100,00 Terlihat pada tabel 4.6 diatas menunjukan bahwa sebagian besar siswa
yaitu 48,42 menyatakan bahwa siswa dan guru mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS di SMA N 8 Semarang dapat dijadikan sebagai sumber belajar dalam
kategori sedang, selebihnya 21,05 menyatakan dalam kategori tinggi, 20,00 menyatakan dalam kategori rendah, 8,42 menyatakan dalam kategori sangat
tinggi, dan selebihnya 2,11 menyatakan dalam kategori sangat rendah. Hal ini menunjukkan guru dan siswa belum sepenuhnya dijadikan sebagai sumber
belajar
4. Adanya kesempatan mendapatkan umpan balik secara