Soal nomor 3e memiliki nilai tingkat kesukaran 0,43 sehingga termasuk dalam kategori sedang. Soal nomor 4 memiliki nilai tingkat kesukaran 0,34 sehingga
termasuk dalam kategori sedang. Soal nomor 5 memiliki nilai tingkat kesukaran 0,31 sehingga termasuk dalam kategori sedang Lampiran C.2. Dari 9 item soal
tersebut, terdapat 6 item soal termasuk kategori sedang dan 3 item soal termasuk kategori mudah, yaitu soal nomor 3a, 3b, dan 3c, sehingga soal dengan kategori
mudah tidak digunakan.
4. Daya Pembeda
Analisis daya pembeda dilakukan untuk mengetahui apakah suatu butir soal dapat membedakan siswa yang berkemampuam tinggi dan siswa yang berkemampuan
rendah. Untuk menghitung daya pembeda, terlebih dahulu diurutkan dari siswa yang memperoleh nilai tertinggi sampai siswa yang memperoleh nilai terendah.
Kemudian diambil 27 siswa yang memperoleh nilai tertinggi disebut kelompok atas dan 27 siswa yang memperoleh nilai terendah disebut kelompok bawah.
Daryanto 2010: 186 mengungkapkan, menghitung daya pembeda ditentukan dengan rumus :
Keterangan : D
: indeks daya pembeda satu butri soal tertentu J
A
: jumlah skor ideal kelompok atas. J
B
: jumlah skor ideal kelompok bawah B
A
: jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah B
B
: jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah
B B
A A
J B
J B
D
Daryanto 2010: 190 mengungkapkan bahwa hasil perhitungan daya pembeda diinterpretasi berdasarkan klasifikasi yang tertera dalam tabel berikut:
Tabel 3.4. Interpretasi Nilai Daya Pembeda
Nilai Interpretasi
D
Sangat Buruk
20 .
00 .
D
Buruk
30 .
21 .
D
Agak baik, perlu revisi
70 .
31 .
D
Baik
00 .
1 71
. D
Sangat Baik
Setelah menghitung daya pembeda soal, diperoleh hasil bahwa soal nomor 1 me- miliki nilai daya pembeda 0,69. Soal nomor 2 memiliki nilai daya pembeda 0,68.
Soal nomor 3a memiliki nilai daya pembeda 0,63. Soal nomor 3b memiliki nilai daya pembeda 0,63. Soal nomor 3c memiliki nilai daya pembeda 0,69. Soal
nomor 3d memiliki nilai daya pembeda 1,00. Soal nomor 3e memiliki nilai daya pembeda 1,00. Soal nomor 4 memiliki nilai daya pembeda 0,54. Soal nomor 5
memiliki nilai daya pembeda 0,66. Berdasar-kan pendapat Daryanto, diperoleh 7 item seoal dengan daya pembeda baik yaitu soal nomor 1, 2, 3a, 3b, 3c, 4, dan 5.
Serta diperoleh 2 item soal dengan daya pembeda sangat baik yaitu nomor 3d dan 3e. Lampiran C.2.
Tabel 3.5. Rekapitulasi Hasil Tes Uji Coba
No Soal Validitas
Reliabilitas Daya Pembeda
Tingkat Kesukaran
1 Valid
0.79 0.69 baik
0.57 sedang 2
Valid 0.68 baik
0.65 sedang 3a
Valid 0.63 baik
0.80 mudah 3b
Valid 0.63 baik
0.79 mudah 3c
Valid Valid
0.69 baik 0.73 mudah
3d Valid
1.00 sangat baik 0.48 sedang
3e Valid
1.00 sangat baik 0.43 sedang
4 Valid
0.54 baik 0.34 sedang
5 Valid
0.66 baik 0.31 sedang
Dari tabel rekapitulasi hasil tes uji coba di atas, terlihat bahwa terdapat tiga item soal yang memiliki taraf kesukaran mudah yaitu soal nomor 3a,3b, dan 3c. Untuk
pengambilan data, ketiga item soal tersebut tidak digunakan sehingga dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan terdiri dari 6 item soal dan reliabilatas
instrumen berubah menjadi 0.73 dengan kriteria indeks reliabilitasnya baik.
G. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Data yang diolah dalam penelitian ini adalah data yang berasal dari instrumen berbentuk tes yang diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Setelah data diolah, untuk menguji hipotesis yang telah dikemukakan, diperlukan suatu analisis data untuk memperoleh kesimpulan. Sebelum sampel
diberi perlakuan, maka data perlu dianalisis terlebih dahulu melalui uji normalitas, uji homogenitas dan uji kesamaan dua rata-rata.
1. Uji Normalitas
Langkah awal untuk menganalisis data adalah menguji apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Statistika yang digunakan dalam
uji normalitas data skor tes dengan menggunakan chi-kuadrat. Rumusan hipotesis untuk uji ini adalah:
H : data berdistribusi normal
H
1
: data tidak berdistribusi normal Rumus:
h h
i hitung
f f
f
2 2
3 1
2 k
tabel
Kriteria uji : terima H jika
tabel hitung
2 2
dengan taraf nyata 5 Keterangan:
i
f : frekuensi pengamatan
h
f : frekuensi yang diharapkan. Sudjana 2005:291
2. Uji Homogenitas Varians
Uji homgenitas varians digunakan untuk mengetahui apakah dua sampel yang diambil mempunyai varians yang homogen atau sebaliknya. Adapun Hipotesis
untuk uji ini: H
1 2
2 2
Tidak ada perbedaan varians antara dua populasi H
1 1
2 2
2
Ada perbedaan varians antara kedua populasi Uji homogenitas varians menggunakan uji Bartlet:
3 1
2 3
1 2
1 1
i i
i i
i
n s
n s
1 log
2 i
n s
B }
log 1
{ 10
ln
2 2
i hitung
s ni
B x
1 1
2 k
tabel
Kriteria uji: terima H jika
tabel hitung
2 2
dengan taraf nyata 5 Sudjana, 2005:261-264
3. Uji hipotesis