Model pembelajaran Cooperative Script berbantuan ICT

Williams dan Sawyer 2005 lebih lengkap lagi memberikan definisi Teknologi Informasi sebagai sebuah bentuk umum yang menggambarkan setiap teknologi yang membantu menghasilkan, memanipulasi, menyimpan, mengkomunikasikan, dan atau menyampaikan informasi. tersedia pada http:30211259.blogspot.com Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi adalah suatu satu kesatuan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, transfer, dan pemindahan informasi antar media.

5. Model pembelajaran Cooperative Script berbantuan ICT

Di dalam proses belajar-mengajar tentunya ada subjek dan objek yang berperan secara aktif, dinamik dan interaktif di dalam ruang belajar, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. guru dan siswa sama-sama dituntut untuk membuat suasana belajar dan proses transfer pengetahuannya berjalan menyenangkan serta tidak membosankan. Oleh karena itu penataan peran guru dan siswa di dalam kelas yang mengintegrasikan ICT di dalam model pembelajaran Cooperative Script perlu dipahami dan dijalankan dengan sebaik-baiknya. Kini di era pendidikan berbantuan ICT, peran guru tidak hanya sebagai pengajar semata namun sekaligus menjadi fasilitator, kolaborator, mentor, pelatih, pengarah dan teman belajar bagi siswa. Karenanya guru dapat memberikan pilihan dan tanggung jawab yang besar kepada siswa untuk mengalami peristiwa belajar. Dengan peran guru sebagaimana dimaksud, maka peran siswa pun mengalami perubahan, dari partisipan pasif menjadi partisipan aktif yang banyak menghasil- kan dan berbagi sharing pengetahuan atau keterampilan serta berpartisipasi sebanyak mungkin sebagaimana layaknya seorang ahli. Perolehan pengetahuan dan keterampilan, perubahan-perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi karena interaksi antara pengalaman baru dengan pengalaman yang pernah dialami sebelumnya. Bruner 1966 mengatakan bahwa ada tiga tingkatan utama modus belajar, yaitu pengalaman langsung enachtive, pengalaman piktorial gambar iconic, dan pengalaman abstrak simbolic. Pengalaman langsung adalah mengerjakan, misalnya arti kata dengan langsung membuat simpul. Pada tingkatan kedua yang diberi label iconic gambar atau image, kata simpul dipelajari dari gambar, lukisan, foto, atau film. Meskipun murid belum pernah mengikat tali dan membuat simpul, mereka dapat mempelajari dan memahaminya dari gambar, lukisan, foto, atau film. Selanjutnya pada tingkatan simbol murid membaca atau mendengar kata simpul dan mencoba mencocokannya dengan simpul pada image mental atau mencocokannya dengan pengalamannya membuat simpul. Ketiga tingkat pengalaman ini saling berinteraksi dalam upaya memperoleh pengalaman pengetahuan, keterampilan, atau sikap yang baru. Untuk mendukung proses integrasi ICT di dalam pembelajaran, maka manajemen sekolah, guru dan siswa harus memahami 9 sembilan prinsip integrasi ICT dalam pembelajaran yang terdiri atas prinsip-prinsip: a. Aktif: memungkinkan siswa dapat terlibat aktif oleh adanya proses belajar yang menarik dan bermakna. b. Konstruktif: memungkinkan siswa dapat menggabungkan ide-ide baru ke- dalam pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya untuk memahami makna atau keinginan tahuan dan keraguan yang selama ini ada dalam benaknya. c. Kolaboratif: memungkinkan siswa dalam suatu kelompok atau komunitas yang saling bekerjasama, berbagi ide, saran atau pengalaman, menasehati dan memberikan masukan untuk sesama anggota kelompoknya. d. Antusiastik: memungkinkan siswa dapat secara aktif dan antusias berusaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan. e. Dialogis: memungkinkan proses belajar secara inherent merupakan suatu proses sosial dan dialogis dimana siswa memperoleh keuntungan dari proses komunikasi tersebut baik di dalam maupun luar sekolah. f. Kontekstual: memungkinkan situasi belajar diarahkan pada proses belajar yang bermakna real-world melalui model pembelajaran Cooperative Script. g. Reflektif: memungkinkan siswa dapat menyadari apa yang telah ia pelajari serta merenungkan apa yang telah dipelajarinya sebagai bagian dari proses belajar itu sendiri. Jonassen 1995, dikutip oleh Norton et al 2001. h. Multisensory: memungkinkan pembelajaran dapat disampaikan untuk ber-bagai modalitas belajar multisensory, baik audio, visual, maupun kinestetik. dePorter et al, 2000. i. High order thinking skills training: memungkinkan untuk melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi seperti problem solving, pengambilan keputusan, dll. serta media literacy . Fryer, 2001. sumber: http:www.e-dukasi.net Berdasarkan uraian di atas, dapat di kembangkan model pembelajaran Cooperative Script berbantuan ICT dengan langkah-langkah pembelajaran seperti berikut : INTRODUCTION Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Menyampaikan aturan Cooperative Script dalam pembelajaran. Memfasilisatori siswa CONNECTION Menyampaikan materi dengan mengaitkan melalui contoh disekitar yang ditampilkan menggunakan media ICT dan menampilkan wacanamateri yang APPLICATION Memberikan kesempatan siswa untuk membaca wacanamateri yang ditampilkan melalui LCD dan membagikan handout Perincian langkah-langkah pembelajaran. A Introduction Guru : 1 Menyampaikan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran. 2 Menyampaikan aturan pembelajaran yang dalam hal ini aturan pembelajaran Cooperative Script. 3 Memfasilitatori siswa Siswa : 1 Mendengarkan dan memahami apa yang disampaikan oleh guru 2 Bertanya apabila masih ada yang belum dimengerti dari penyampaian guru. B Connection REFLECTION Mengevaluasi pembelajaran apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai apa belum. Memberikan kesempatan siswa apabila ada yang ditanyakan. Membantu siswa dalam menyimpulkan pembelajaran pada hari ini. EXTENSION Siswa diharapkan terus melengkapi materi yang telah dirangkum dari berbagai sumber dan buku ajar. Memberikan tugas yang berkaitan dengan materi selanjutnya kepada siswa Guru : 1 Menjelaskan materi pembelajaran melalui LCD. 2 Memberikan wacanamateri kepada siswa yang disesuaikan dengan materi yang ditampilakan melalui LCD 3 Memberi kesempatan bertanya pada siswa. Siswa : 1 Menyimak dan memperhatikan penjelasan guru 2 Bertanya apabila ada yang masih belum jelas 3 Mengkondisikan diri di dalam kelas dengan tenang. C Application Guru : 1 Meminta siswa untuk berpasangan dengan teman sebangkunya untuk membaca dan mendiskusi materiwacana yang diberikan. 2 Meminta siswa merangkum atau meringkas serta melengkapi materi wacana. 3 Memfasilitatori siswa. 4 Meminta siswa mempresentasikan hasil diskusi dan rangkumannya. Siswa : 1 Berpasangan dengan teman sebangkunya. 2 Memperhatikan materiwacana yang diberikan. 3 Membaca dengan teliti kemudian berdiskusi dengan teman sebangkunya. 4 Merangkum secara individu hasil diskusi dengan teman sebangkunya. 5 Bertanya kepada guru apabila mengalami kesulitan atau yang belum jelas. 6 Secara bergantian siswa mempresentasikan hasil rangkumannya, sedangkan siswa yang mendengarkan melengkapi atau menambahkan yang belum ada dari penyampaian siswa yang maju. D Reflection Guru : 1 Mengevaluasi pembelajaran, apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai apa belum. 2 Membimbing siswa menyimpulkan hasil pembelajaran. 3 Memberikan kesempatan siswa untuk bertanya. Siswa : 1 Bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran 2 Bertanya apabila ada yang kurang jelas. E Extension Guru : 1 Memberikan motivasi dan menyarankan agar siswa terus melengkapi materi yang telah dirangkum dari berbagai sumber belajar. 2 Memberikan tugas kepada siswa untuk mencari materi pelajaran berikutnya dari berbagai sumber internet, buku referensi, dll Siswa : 1 Mendengarkan saran dan motivasi yang diberikan oleh guru. 2 Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

6. Hasil Belajar Matematika

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Natar Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

1 6 46

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 10 42

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DITINJAU DARI HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

1 20 55

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Pagelaran Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 3 48

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS TERHADAP HASIL BELAJAR DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Terbanggibesar Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

1 14 68

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 8 31

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT (MMP) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Metro Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

2 8 23

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL RECIPROCAL TEACHING TERHADAP AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 26 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 10 63

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DITINJAU DARI HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 9 Metro Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 15 54

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT BERBANTUAN ICT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Metro Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 10 67