sirri,pernikahan online, pernikahan sirri online, praktik pernikahan sirri online.
BAB III : BIOGRAFI ULAMA NU, MUI, MUHAMMADIYAH DAN
PENDAPAT MEREKA TENTANG NIKAH SIRRI ONLINE
Menjelaskan tentang bagaimana pernikahan sirri secara online menurut para ulama NU, MUI dan MUHAMMADIYAH. Pokok
bahasan dalam bab ini berisikan tentang biografi para ulama NU, MUI dan MUHAMMADIYAH . Selain itu juga diuraikan tentang
cara istinbat hukum yang diambil dalam membahas masalah atau tema yang dimaksud.
BAB IV : ANALISA PERNIKAHAN SIRRI SECARA ONLINE
MENURUT ULAMA NU, MUI DAN MUHAMMADIYAH
Bab ini berisi analisis pandangan para ulama NU, MUI, dan Muhammadiyah mengenai permasalahan nikah sirri secara online.
Berisi faktor pernikahan sirri online, hukum pernikahan sirri online dan dampak pernikahan sirri online.
BAB V : PENUTUP
Bab ini merupakan tahap akhir dalam penulisan skripsi ini, yang berisi penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran-saran dan
disertai juga dengan Daftar Pustaka dan Lampiran-lampiran Wawancara.
14
BAB II PERNIKAHAN SIRRI ONLINE DALAM TINJAUAN UMUM
A. Pernikahan
1. Pengertian Pernikahan: Syarat, Rukun dan Tujuan
Bila berbicara mengenai pernikahan, berarti membicarakan mengenai suatu aspek penting dalam kehidupan manusia yaitu berkeluarga. Dalam ranah
hukum Islam, perkawinan dalam istilah agama yaitu bersumber al- Qur‟an dan
hadits disebut an- nikah
ا لا dan az-zawaj ا زلا. Secara harfiah, an- nikah berarti al-wat}
‟u ء لا yang artinya menggauli atau bersetubuh, al- d}ammu
م لا yaitu menyatukan atau menggabungkan dan al-jam‟u ع لا yaitu mengumpulkan atau menghimpun.
1
Jadi, pernikahan ialah melakukan suatu akad atau perjanjian untuk mengikatkan diantara seorang laki-laki dan wanita untuk
menghalalkan hubungan kelamin antara kedua belah pihak, dengan dasar sukarela dan keridhoan kedua belah pihak untuk mewujudkan suatu kebahagiaan hidup
berkeluarga yang diliputi rasa kasih sayang dan ketentraman dengan cara-cara yang diridhoi oleh Allah.
2
Islam mendorong untuk membentuk keluarga, karena keluarga seperti gambaran kecil dalam kehidupan stabil yang menjadi pemenuhan
keinginan manusia, tanpa menghilangkan kebutuhannya. Dalam al-
Qur‟an pernikahan adalah status suami istri yang diikat dalam ijab-qabul dianggap merupakan perjanjian yang kokoh antara dua manusia,
mitsaqon ghalidhan sebagaimana yang telah dijelaskan dalam al-
1
Muhammad Amin Suma, Hukum Keluarga Islam di Dunia Islam, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2005, hlm. 42-43
2
Ahmad Azhar Basyri, Hukum Perkawinan Islam, Yogyakarta:UII Press, 1977, hlm.10