perkawinan, seperti: pemberitahuan, wali, larangan perempuan mengucapkan akad sendirinya, dianjurkan untuk mengumumkan perkawinan. Berkembangnya
pernikahan sirri disebabkan karena tidak adanya kemampuan melaksanakan perkawinan secara syariat, akibat dari tidak bisa menyediakan tempat tinggal.
Sedangkan akibat yang timbul dari pernikahan ini adalah kebebasan tanpa batas telah merusak kelompok masyarakat yang berusaha mendapatkan kebebasan
tersebut, sementara kelompok masyarakat yang telah rusak itu akan merusak kelompok masyarakat yang lain.
16
Maka apabila akad pernikahan dilaksanakan sesuai dengan rukun dan syarat yang ditentukan oleh syariat maka akad tersebut sah menurut ketentuan
syariat. Adapun pengakuan resmi dengan arti tercatat resmi di kantor catatan sipil adalah perkara yang diwajibkan oleh undang-undang untuk menjaga akad dari
pengingkaran dan penipuan setelah dilaksanakannya, baik itu dari pihak suami- istri maupun pihak di luar mereka berdua. Dalam hal ini tidak terakui secara resmi
kalau ada pertikaian di hadapan hukum dalam permasalahan perkawinan, begitu juga tidak diakui oleh pihak-pihak resmi lainnya sebagai sandaran perkawinan.
17
3. Pernikahan Sirri Menurut Para Ulama
Menikah dan membina rumah tangga merupakan keinginan semua orang. Sudah tentu yang diharapkan adalah hubungan harmonis, saling percaya, saling
melindungi dan saling mendukung. Dalam Al- Qur‟an mewujudkan sebuah
keluarga yang benar-benar menggambarkan mitsaqan ghalizan, agama membuat aturan dalam pernikahan. Perkawinan pun adalah makna dan jiwa dari kehidupan
16
Muhammad Fu‟ad Syakir. Perkawinan Terlarang. Jakarta: Cendekia, 2002, Hlm. 55- 58
17
Mu hammad Fu‟ad Syakir. Perkawinan Terlarang, hlm. 51-52
berkeluarga, yaitu saling toleransi yang tulus ikhlas yang diletakkan atas dasar nilai-nilai kebenaran, keadilan, dan demokrasi.
18
Firman Allah SWT dalam surat Al-Ruum ayat 21:
ََْْرَو ًةدَوم مُكَنْ يَ ب َلَعَجَو اَهْ يَلِإ اوُنُكْسَتِل اًجاَوْزَأ ْمُكِسُفنَأ ْنِم مُكَل َقَلَخ ْنَأ ِِتاَياَء ْنِمَو َ ِلَل ِ نِإ ًة
َنوُركَفَ تَ ي ٍمْوَقِل ٍتاَيَأ
Artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung
dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
bagi kaum yang berpikir. ” Al-Ruum2:30
Dimulai sejak proses pertama kali lembaga nikah, diwajibkan seorang wali dan dua orang saksi merupakan suatu tindakan preventif pencegahan untuk
melindungi kedua mempelai, terutama perempuan bila dikemudian hari ada perkara yang tidak diinginkan dalam perkawinan mereka. Di Indonesia aturan
kewajiban untuk mencatatkan perkawinan ke Kantor Urusan Agama KUA, agar kedua pasangan tersebut mendapat “ payung hukum”, apabila terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan, dalam hal itu mereka dapat bantuan dari hukum yang berlaku.
19
Dalam Istilah Ushul Fiqh, kebijakan pencatatan pernikahan disebut dengan maslahah mursalah, yaitu suatu ketentuan yang tidak diatur dalam fikih tetapi
tidak bertentangan dengan hukum yang terdapat dalam Al- Qur‟an dan hadits.
20
Maka kewajiban mencatatkan perkawinan di KUA tidak pernah diatur dalam fikih, namun aturan itu tidak bertentangan, bahkan sejalan dengan diwajibkannya
saksi dalam rukun nikah.
18
A Tihami dan Sohari Sahrani. Fikih Munakahat: Kajian Fikih Nikah Lengkap. Jakarta: Rajawali Pers, 2009, hlm.17
19
Muhyiddin Abdush-shomad, dkk, Umat Bertanya Ulama Menjawab seputar karir, pernikahan, dan keluarga, Jakarta: Rahima, 2008.hlm. 120
20
Muhyiddin Abdush-shomad, dkk, Umat Bertanya Ulama Menjawab seputar karir, perni, dan keluarga, hlm. 120
Mengenai hukum pernikahan sirri, Imam Malik menyatakan bahwa pernikahan tersebut adalah batal, sebab pernikahan itu wajib diumumkan kepada
masyarakat luas. Sedangkan Imam Syafi‟i dan Abu Hanifah menyatakan nikah sirri hukumnya sah, tapi makruh dilakukan.
21
Sebagian ulama menilai nikah sirri dihalalkan, asal memenuhi syarat dan rukun nikah, karena Islam tidak mewajibkan pencatatan nikah oleh negara.
Namun, menurut Dadang Hawari, ulama serta konsultan nikah Indonesia tidak sepakat untuk alasan tidak tercatatnya pernikahanan, karena menurutnya hukum
nikah sirri tidak hanya sah sebab telah terjadi upaya mengakali nikah menjadi sekedar ajang untuk memuaskan hawa nafsu manusia. Dalam hal ini terlihat,
bahwa nikah sirri saat ini banyak dilakukan sebagai upaya legalisasi perselingkuhan atau menikah lgi untuk yang kedua kalinya.
22
Melaksanakan sunnah Rasulullah, yaitu pernikahan sangat dianjurkan sebab menurutnya adalah wajib, bahkan apabila terjadi pernikahan sirri dengan
dihadiri oleh dua orang saksi, namun kedua orang saksi itu diminta untuk merahasiakannya, maka kedua pasangan itu wajib untuk dipisahkan.
23
Karena itu Nabi Muhammad SAW, sangat menganjurkan untuk mengumumkan pernikahan
kepada masyarakat luas, sebagaimana sabdanya, sesungguhnya Rasulullah SAW, bersabda:
ا اونلعأ :لاق ملسو يلع ُللا ىلَص ِللا َلوُسَر نَأ ِيِبَأ ْنَع ،َِْْ بزلا ِنْب ِللا ِدْبَع ِنْب ِرِماَع ْنَع حاكنل
24
21
Wahbah Az-Zuhaili, Fikih Islam waadillatuhu , juz 7, hlm. 71
22
M. Quzwini, Perkawinan Siri dalam Perspektif Hukum Islam dan UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, artikel diakses pada 15 Juni 2015 dari Kalsel. kemenag.
go.idfilefilejurnalcsdq1384098941.pdf
23
Sayyid Sabiq. Fikih Sunnah 3. Terjemah Abdurrahim dan Masrukhin, hlm.526
24
Ibnu Hibban, al-Ihsan fi Taqrib Shahih ibn Hibban Beirut : Muassasatu al-Risalah, 1408 H1988 M. Juz 9. Hlm. 374.
Artinya: “Dari „Amir bin Abdullah bin Zubair dari ayahnya bahwa Nabi Saw, bersabda: “ umumkanlah sebuah pernikahan”.
Di samping sebagai pemberitahuan atas berlangsungnya pernikahan, juga terkandung maksud agar masyarakat menjadi saksi atau adanya ikatan antara dua
insan tersebut. Jika ada pihak yang melanggar komitmen pernikahan, minimal masyarakat dapat memberikan saksi moral kepada pihak yang melanggar.
Sedangkan hukum nikah yang tidak dicatatkan ke KUA, walaupun tetap dianggap sah menurut agama karena telah memenuhi syarat dan rukun nikah,
namun perkawinan di bawah tangan ini masih menyisakan beberapa persoalan, karena telah mengabaikan perintah al-
Qur‟an untuk mengikuti aturan-aturan yang dibuat oleh pemerintah ulil amri, sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat
An- Nisa‟ ayat:59 yang berbunyi sebagai berikut:
رلا اوُعيِطَأَو َها اوُعيِطَأ اوُنَماَء َنيِذلا اَه يَأاَي ِها ََِإ ُودُرَ ف ٍءْىَش ِ ْمُتْعَزاَنَ ت نِإَف ْمُكنِم ِرْمَأْا َِْوُأَو َلوُس
ًليِوْأَت ُنَسْحَأَو ُرْ يَخ َ ِلَل ِرِخَأْا ِمْوَ يْلاَو ِهاِب َنوُنِمْؤُ ت ْمُتنُك نِإ ِلوُسرلاَو
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya, dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah al-Quran dan Rasul sunnahnya, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian
itu adalah lebih utama bagimu dan lebih baik akibatnya. An- Nisa‟59:4
Di sisi lain, perkawinan sirri ini mengandung resiko yang sangat besar dan
sangat merugikan terutama pihak perempuan yang tidak dapat berbuat apa-apa. Sebagai contoh mengenai status anak yang lahir dari pernikahan siri, maka apabila
nikah siri diartikan menurut terminologi fikih yaitu nikah yang dirahasiakan atas permintaan suami, maka menurut hukum Islam anak mempunyai hubungan nasab
dengan bapaknya apalagi nikah sirri yang termasuk nikah yang diperselisihkan