meskipun berbeda majelis tetap akad bisa nyambung berarti sah. Itu hukum pernikahan online dalam tinjauan akadnya.
B. Nikah Sirri Online Perspektif Ulama MUI
a. Gambaran Umum Muhammad Dr. Lutfi Fathullah
1. Biografi Dr. Muhammad Lutfi Fathullah
3
Ia lahir di Kuningan pada tanggal 25 Maret 1964. Ia adalah putra Betawi asli yang merupakan salah satu cucu Guru Mughni, seorang tokoh ulama betawi
kenamaan di era akhir 1800 dan awal 1900-an. Pendidikan beliau diantaranya SDN 01 Kuningan Timur Jakarta, Pondok Modern Gontor Ponorogo, Damascus
University S1, Jordan Universitiy S2, University Kebangsaan Malaysia S3. Sebagai seorang ulama dan akademisi, kegiatan beliau sangat banyak dan
padat, diantarnya: dosen Pascasarjana di Universitas Indonesia, Universitas Islam Negeri Jakarta, Universitas Islam Negeri Bandung, Universitas Muhammadiyah
Jakarta, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Insititut Ilmu Al- Qur‟an Jakarta,
Program Interdiciplyneri Islamic Studies Mc Gill Canada-UIN Jakarta, university Kebangsaan Malaysia. Aktifis lainnya sebagai pembimbing ibadah haji PT Dian
Nusa Insani Jakarta, Direktur Pusat Kajian Hadis Jakarta, Hikmah pagi TVRI, serta beliau juga aktif ceramah mengisi majalis al-
Ta‟lim Jakarta dan Bogor. Selain itu, ia juga berperan aktif sebagai Ketua Komisi Fatwa MUI-DKI, yang
sebelumnya beliau bejabat sebagai anggota LBPOM makanan halal di DKI.
2. Pendapat dan Dasar Hukum Tentang Pernikahan Sirri Secara Online
3
Hasil wawancara dengan Dr. Muhammad Lutfi Fatullah pada tanggal 11 Agustus 2015
Dalam agama Islam tidak ada nikah sirri, tetapi permasalahan sekarang orang menamakan kalau tidak tercatatkan pernikahnya di KUA disebut dengan
nikah sirri. Islam tidak ada perintah untuk pencatatan pernikahan harus di KUA, berarti bukan berarti nikah sirri haram, semua nikah tidak ada yang sirri, karena
semua nikah pasti ada saksi serta wali, masalahnya hanya pada pencatatan di KUA atau tidak dicatat.
Wahbah Zuhaili menyatakan boleh menikah dengan online, asal jelas. Dimanapun pernikahan itu dilaksanakan, meskipun mengundang 1000 orang
tetapi tidak menghadirkan wali maka pernikahan itu tidak sah. Praktik pernikahan yang terjadi sekarang masalahnya bukan pernikahan
siri atau tidaknya, tetapi ketidak-adaan wali. Dalam hal ini bukan faktor online- nya melainkan ketidak terpenuhi rukun dan syarat pernikahan.
Pernikahan sirri online yang menjadi permasalahan pada saat ini, ialah kemudahan yang disalah-gunakan oleh orang, yaitu tidak saling kenal kemudian
menikah secara online tanpa ada klarifikasi maka jelas tidak boleh. Pernikahan sirri secara onlinepun merupakan o
knum, bukan Syar‟i. Pernikahan dengan tidak mendatangkan wali yang tidak sah seperti sebuah pernikahan rekayasa maka ini
dikatakan haram. Mereka para oknum tidak peduli dengan syarat serta rukun sebagaimana yang telah di tentukan yang terpenting adalah hasil uang yang telah
disepakati. Haramnya bukan haram akadnya melainkan ketidak jelasan persyaratan pernikahan.
b. Gambaran Umum Dr. Fuad Thohari
1. Biografi Dr. Fuad Thohari
4
Masa kecilnya ia lebih menghabiskan hari-harinya di Masjid sampai selesai SD. Tsanawiyah dan Aliyah di ponorogo Sekolah Madrasah Tsanawiyah
Aliyah al-Islam di Jorosan, dari Gontor kurang lebih 30 meter. Dengan kurikulum campuran, kurikulum ala gontor, kurikulum Kemenag dan muatan lokal. Ia juga
mengikuti sekolah sore Diniyyah hanya dengan mengikuti Nahwu dan Sharaf. Ia kuliah di IAIN Jakarta pada jurusan Tafsir Hadis fakultas Ushuludin
pada tahun 1992-1997 bersamaan itu beliau juga aktif di pendidikan Nahdatul Ulama yang diadakan oleh MUI Jakarta. Pendidikan PKU dengan pendidikan
kuliah selesia dengan waktu yang bersamaan dengan prestasi yang membangakan dengan nilai cumlaude. Sebelum beliau melanjutkan pendidikan S2 beliau
melanjutkan PKU tingkat Nasional direkturnya ketika itu di jabat oleh Quraish Shihab, dosennya Guru Besar UIN seperti: Azyumardi Azra, Aqil Munawar,
Wahid Mukti, Huzaimah, Satria Effendi, dkk. Beliau sendiri menjadi perwakilan dari provinsi- DKI, atas perseleksian dari wilayah dan yang lulus langsung
ditempati di Jakarta dan kuliahnya hanya 6-7 bulan di Wisma Sejahtera. Dengan model pesantren dari shubuh ada macam pembelajaran sorogan dengan beberapa
Guru Besar UIN sesuai dengan bidangnya masing-masing. Setelah itu beliau masuk S2 pada tahun 1997 di jurusan yang sama yaitu Tafsir Hadis selama 2
tahun selesai pada tahun 1999. Beliau sudah mulai mengajar di fakultas Ushuluddin, ketika itu beliau menjadi Asisten Dosen Quraish Shihab, Aqil,
Hamdani Anwar sampai pada tahun1998- 2000. Ketika itu ia mengikuti
4
Hasil wawancara kepada Dr. Fuad Thohari pada tanggal 19 Agustus 2011
perseleksian PNS dan kemudian ia ditempatkan di Fakultas Syariah. Kemudian mengajar di fakultas Syariah bukan lagi mengajar di fakultas Ushuluddin. Pada
tahun 2001 beliau melanjutkan pendidikan S3 dengan konsentrasi yang sama selesai pada tahun 2007. Sambil mengajar, kuliah, kerja di masyarakat dilakukan
dengan seimbang. Selain mengajar beliau juga mengabdikan masyarakatnya dengan memberikan ceramah kajian agama tafsir, hadis, fikih, kultum ,khutbah,
beberapa radio-televisi, narasumber beberapa pelatihan Kanwil-Kemenag-Dinas dan masih banyak lagi.
Di MUI awalnya beliau mulai berkiprah menjadi sekretaris Komisi Dakwah selama 5 tahun, setelah itu di komisi fatwa ini adalah periode 2 jadi
hampir 8 tahun di Komisi Fatwa menjadi sekretaris. Pertama menjadi sekretaris yang diketuai oleh K.H Syarifuddin yang sekarang menjadi ketua umum dan yang
kedua adalah Dr. Muhammad Lutfi Fatullah. Disamping itu beliau juga aktif di PBNU di Lembaga Dakwah Nahdatul Ulama menjadi salah satu sekretaris dan di
lembaga bathsul masail salah satu ketua, jadi beliau terkadang menjadi perwakilan LBM-Lembaga Dakwah termasuk Talk Show di beberapa stasiun televisi dan
radio terkadang mewakili PBNU atau MUI terkadang juga undangan pribadi sebagai narasumber. Beliau banyak menulis di Jurnal, Koran, majalah-majalah
Islam, editor buku, ikut kontribusi beberapa judul di buku.
2. Pendapat dan Dasar Hukum Tentang Pernikahan Sirri Secara Online.
Pernikahan sirri online itu peristiwa yang sudah terjadi dan kemudian menimbulkan polemik yang luar biasa di tengah masyarakat. Polemik itu
setidaknya karena negara kita kalau berbicara tentang perkawinan itu sudah ada