Sudut Pandang Unsur Intrinsik

52 menjalani kehidupan, baik dalam keadaan kesulitan maupun berkecukupan dan senantiasa memohon pertolongan kepada Allah Swt. Pengarang memberikan pesan-pesan yang berkaitan dengan kehidupan yang berada di sekitar pembaca, sehingga pembaca lebih dapat menangkap maksud yang hendak disampaikan oleh pengarang di dalam novel ini. Secara keseluruhan amanat dikemas dalam satu kesatuan tema cerita mengenai petualangan Mada dan kawan-kawannya mencari Buku Gunadarma bahwa dalam perjalanan yang akan kita lalui pasti akan selalu ada tantangan yang harus kita hadapi. “Akhirnya mereka kembali Melintasi jalan-jalan yang sebelumnya mereka lewati Akhirnya, kami pun menyadari Bahwa semangat Gunadarma selalu ada di hati Dan semua percuma bila tak dijalani Memberikan makna dan manfaat di muka bumi. ” 54 Kutipan di atas menggambarkan secara keseluruhan mengenai amanat di dalam novel, yakni mengenai petualangan Mada dan kawan- kawannya dalam mencari Buku Gunadarma yang memberikan banyak pelajaran yang bermakna dan bermanfaat bagi kehidupan. Setiap tantangan yang dihadapi dalam hidup, tentunya membutuhkan pematangan sikap dan cara berpikir yang akan menjadikan manusia yang sesungguhnya yang lebih kuat dan bijak dalam menghadapi tantangan kehidupan. 54 Abdullah Wong, op cit, h.218. 53

B. Analisis Alur dalam Novel MADA, Sebuah Nama yang Terbalik

Alur adalah salah satu unsur pembangun dalam sebuah karya sastra yang berisi rangkaian peristiwa yang terjadi secara sebab-akibat dan tersusun secara kronologis. Berikut akan dipaparkan mengenai analisis alur yang berkaitan dengan kronologis dan kelogisan setiap peristiwa yang terdapat di dalam novel MADA dengan disertai sekuen peristiwa dan tabel alur yang disertakan di dalam lampiran. Tahap perkenalan yang terdapat di awal cerita, Mada digambarkan sebagai sosok seorang lelaki yang beranjak dewasa dengan usia dua puluh dua tahun yang sedang teringat masa kecilnya. peristiwa ini dapat dilihat melalui kutipan di bawah ini. “Namanya memang Mada Muda usianya, belum genap dua puluh dua Meski ia tengah berdiri di sini dan saat ini Namun ingatan masa kecilnya belum juga beranjak. ” 55 Berdasarkan kutipan tersebut, jelas digambarkan bahwa Mada adalah seorang lelaki yang sudah beranjak dewasa yang teringat masa kecilnya. Ingatannya tersebut membuat alur di dalam novel menjadi mundur pada saat Mada baru dilahirkan ke dunia. Peristiwa ini terlihat pada sekuen ke 4. “Mada lahir pada Ramadhan hari ketiga Ketika setiap muslin menjalankan puasa Bukan sekedar menahan lapar dan dahaga Dari fajar hingga malam tiba Tapi menahan diri berbuat nista Selama sebulan puasa mesti dijaga Hingga hari raya sebagai pamungkas untuk berbuka. ” 56 Peristiwa Mada yang teringat masa kecilnya merupakan peristiwa yang logis. Peristiwa tersebut merupakan peristiwa yang memiliki sebab- akibat. Mada yang diceritakan berumur 22 tahun yang tiba-tiba teringat masa kecilnya bertujuan untuk menjelaskan mengenai bagaimana sosok Mada pada saat berumur 22 tahun tersebut. Seorang lelaki yang beranjak 55 Abdullah Wong, op cit, h.12-13. 56 Ibid, h.13.