BAB II LANDASAN TEORI
A. Novel 1. Pengertian Novel
Novel merupakan sastra yang cukup tua di samping puisi dalam perjalanan sejarah kesusastraan Indonesia kalau dibandingkan dengan
bentuk-bentuk karya sastra lainnya seperti cerpen, esai atau kritik, dan drama.
1
Kata novel berasal dari bahasa Latin, yakni novellus yang dalam bahasa Inggris novies yang berarti
“baru”. Pengertian “baru” merujuk pada jenis-jenis sastra lain, seperti puisi, drama, dan lain-lainnya yang
lebih dulu muncul dibandingkan novel.
2
Novel adalah jenis prosa yang mengandung unsur tokoh, alur, dan latar rekaan yang menceritakan kehidupan manusia atas dasar sudut
pandang pengarang dan mengandung nilai kehidupan yang diolah dengan teknik lisan dan ragaan yang menjadi dasar konvensi penulis.
3
Novel adalah gambaran kehidupan dan perilaku yang nyata, dari zaman pada
saat novel itu ditulis dan bersifat realistis.
4
Novel dianggap sebagai dokumen atau kasus sejarah, sebagai pengakuan karena ditulis sengat
meyakinkan, sebagai cerita kejadian sebenarnya, sebagai sejarah hidup seseorang dan zamannya.
5
Novel merupakan salah salah satu genre sastra yang mengangkat problematika kehidupan yang dialami oleh seorang tokoh dengan teknik
penceritaan mengalir dan penggunaan latar yang ada di dalam cerita oleh seorang pengarang. Cerita yang ada merupakan perpaduan pengalaman
65-67. h.180.
1
Antilan Purba, Sastra Indonesia Kontemporer, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012, cet.2, h.
2
Henry Guntur Tarigan, Prinsip-Prinsip Dasar Sastra, Bandung: Angkasa, 2011, h.167.
3
Abdul Rozak Zidan, dkk. Kamus Istilah Sastra, Jakarta: Balai Pustaka, 2007, cet.3,
4
Rene wellek dan Austin Warren, Teori Kesusastraan, Penerjemah: Melani Budianta, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993, h.282.
5
Ibid, h.276.
9
10
kehidupan yang dialami oleh seorang pengarang dengan proses imajinatif yang dimiliki pengarang, sehingga novel sarat akan makna yang dapat
bermanfaat bagi kehidupan pembacanya. Novel merupakan sebuah karya totalitas yang bersifat artistik
yang dihasilkan oleh pengarang. Sebagai sebuah totalitas, novel memiliki unsur-unsur yang saling berkaitan satu dengan yang lain yang berfungsi
membangun cerita. Unsur-unsur yang dimaksud adalah unsur intrinsik dan ekstrinsik.
Menurut Burhan Nurgiantoro dalam bukunya Teori Pengkajian Fiksi, novel dibangun oleh unsur instrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik
adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur- unsur inilah yang menyebabkan suatu teks hadir sebagai teks sastra,
unsur-unsur yang secara langsung turut serta membangun cerita.
6
a. Tema, yaitu gagasan sentral dalam suatu karya sastra. Dalam novel, tema merupakan gagasan utama yang dikembangkan dalam sebuah
plot.
7
b. Alur, yaitu rentetan peristiwa yang biasanya bersebab-akibat atau berkaitan secara kronologis. Alur terbagi atas tiga tahap, yaitu tahap
perkenalan, tahap pertikaian, tahap akhir. Pada tahap perkenalan dilukiskan tempat, waktu, dan tokoh pada tempat dan saat tertentu.
Pada tahap pertikaian dilukiskan munculnya pertikaian yang berkembang menuju puncak atau klimaks. pertikaian dapat berupa
konflik batin dalam diri sendiri, antartokoh dalam suatu keluarga atau masyarakat. Pada tahap akhir dilukiskan penyelesaian konflik masalah
yang dihadapi.
8
c. Latar, yaitu lingkungan yang meliputi sebuah peristiwa dalam cerita, semesta yang berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa yang sedang
6
Burhan Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2005, cet.10, h. 9.
7
Furqonul Aziez dan Abdul Hasim, Menganalisis Fiksi: Sebuah Pengantar, Bogor: Ghalia Indonesia, 2010, h.75.
8
T. Raman Tinambunan, Sastra Lisan Dairi, Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1996, h.8-9.