Tokoh dan Penokohan Unsur Intrinsik
                                                                                33
“Bagaimana, Mada?” Affwah bertanya. “Baiklah. Lebih baik Ihsan dan Diwan pulang saja dulu...”
“Mada dan kawan-kawan lain meyakinkan Ihsan Agar dirinya tidak kecewa karena tidak berhasil melanjutkan
Perjalanan Diwan dan Ihsan melambaikan tangan.
”
10
Mada  digambarkan  sebagai  seorang  anak  yang  berbakti kepada  orang  tua.  Ia  tidak  pernah  melawan  kepada  orang  tua.
Bahkan, ia sering membantu pekerjaan orang tuanya. “Kawan-kawan, maafkan aku.” Mada kembali bicara
“Kalian tetap teruskan pencarian buku Gunadarma Tapi aku sama sekali tidak bisa ikut bersama
Aku harus membantu ayahku bekerja Apalagi   adikku   masih   kecil,   aku   harus   membantu   ibuku
menjaganya.
”
11
Latar  belakang  keluarga  Mada    yang  memiliki  seorang  ibu berhati baik dan lembut menjadi alasan kuat yang melatarbelakangi
terbentuknya  sikap  Mada  yang  berbakti  kepada  orang  tua. Penggambaran  Mada  yang  memiliki  sikap  nakal  dan  usil  tetapi  ia
adalah  anak  yang  berbakti  kepada  orang  tua  memperbaiki  pola pikir  yang  berkembang  di  masyarakat  saat  ini,  bahwa  anak  yang
terlihat nakal dan usil sering kali melawan kepada orang tua. Akan tetapi,  dalam  novel  ini  pengarang  justru  mengambarkan  Mada
sebagai  anak  yang  berbakti  kepada  orang  tua  meski  ia  nakal  dan usil.
b.    Hakim Hakim  adalah  tokoh   yang  berperan  sebagai   ayah  Mada.
Hakim   digambarkan   sebagai   seorang   ayah   yang   tegas   dan bijaksana.  Selain  itu,  Hakim  juga  dekat  dengan  anaknya.  Dalam
bahasa Arab, Hakim bermakna bijaksana. Hal tersebut menjelaskan bahwa   penggunaan   nama   Hakim   menggambarkan   penokohan
10
Abdullah Wong, op cit, h.186-187.
11
Ibid, h.121.
34
Hakim yang terdapat di dalam novel, yakni seorang yang tegas dan bijaksana.
“Sungguh beruntung seorang Mada Punya ayah yang tegas bijaksana
Hakim, namanya Bekerja sebagai seniman  yang menulis lagu-lagu cinta
Bernyanyi di atas panggung penuh lampu aneka warna Disambut riuh dan sorak para penggemarnya.
”
12
Kutipan  tersebut  menjelaskan  bahwa  Hakim  bekerja  sebagai seorang  seniman  yang  gemar  menulis  lagu.  Ia  juga  menyanyikan
lagu-lagu  ciptaannya  dari  satu  panggung  ke  panggung  lainnya dengan    penggemar    setia    yang    selalu    menyaksikan
pertunjukkannya. Sikap tegas dan bijaksana Hakim ditunjukan saat ia mendidik
anak-anaknya  dan  ditunjukan  dari  sosoknya  sebagai  seorang  Ayah dan kepala keluarga.
“Mada,  nanti  kalau  kalau  sudah  makan  siang,  jangan  lupa temui
aya h.”
Mada mengangguk. Mada merasakan ada sesuatu yang ingin disampaikan ayah...
” “Mada, ayah mau tanya. Kenapa kamu baru pulang sekolah?”
“Apakah ayah marah?” “Ayah tidak marah. Ayah hanya bertanya, kenapa kamu baru
pulang se kolah,”
“Ayah,  tadi  Mada  bersama  kawan-kawan  ada  latihan  sepak bola di se
kolah.” “Apakah Mada tidak mau jadi anak yang berani?”
“Mada, anak berani selalu jujur dan pantang bohong, Apalagi berbohong pada orang tua send
iri...” “Mada, kamu sudah cerita jujur dan benar
Ibu dan ayah bangga karena Mada memang anak pintar Anak pintar tak pernah gentar untuk berkata benar.
”
13
12
Abdullah Wong, op cit, h.13.
13
Ibid, h.41-43.
35
Akan  tetapi,  walaupun  Hakim  digambarkan  sebagai  sosok yang  tegas,  Hakim  senang  bercanda  dan  mengajak  main  anak-
anaknya. “Mada begitu dekat dengan Hakim, ayahnya Seringkali
Hakim mengajak bermain dan bercanda Membuat Mada senantiasa rindu untuk selalu bersama.
”
14
Kutipan  tersebut  jelas  menggambarkan  Hakim  sebagai  sosok ayah  yang tegas dan bijaksana. Ia tegas mendidik Mada agar Mada
menjadi  anak  yang  jujur  dan  tidak  berbohong  kepada  orang  tua. Hakim  tidak  marah  ketika  mendengar  Mada  berbohong,  tetapi  ia
bersikap  tegas  dengan  memberikan  nasihat  kepada  Mada  untuk tidak berbohong dan bersikap bijaksana dengan  melihat sisi positif
dari  masalah  yang  ada,  yakni  memuji  kejujuran  Mada.  Selain  itu, seorang  ayah  juga  harus  memiliki  kedekatan  emosional  yang  baik
dengan  anak.  Kedekatan  emosional    yang  terjalin  antara  seorang ayah  dan  anak  mampu  menciptakan  hubungan  dan  komunikasi
yang baik. c.    Sophia
Sophia  merupakan  tokoh  yang  berperan  sebagai  ibu  Mada. Sophia  digambarkan  sebagai  seorang  ibu  yang  cantik,  baik  hati,
dan  lembut.  Dalam  bahasa  Yunani,  Sophia  berarti  kebijaksanaan, kepandaian,  atau  pengertian  yang mendalam.  Berdasarkan arti kata
tersebut, penggunaan nama Sophia menggambarkan karakter tokoh Sophia  di  dalam  novel  ini  yang  memiliki  sikap  kebijaksanaan,
kepandaian,  dan  pengertian  yang  mendalam  terhadap  keluarganya sebagai seorang ibu.
“Sementara ibu Mada, Bagaikan bidadari yang turun dari nirwana
Sophia, namanya Berparas jelita penuh pesona.
”
15
14
Abdullah Wong, op cit, h.17.
36
Berdasarkan  kutipan  tersebut,  digambarkan  mengenai  fisik Sophia  yang  memiliki  wajah  yang  cantik  dan  seorang  ibu  yang
pintar memasak dan selalu berdoa. “Ia  tak  akan  pernah  menjelaskan  hakikat  dari  yang  diberi
nama Ibu  Mada  memang  ahli  memasak,  dan  Mada  tak  pernah
bosan untuk selalu memujinya.
”
16
Penggambaran   Sophia    yang   cantik,   pintar  memasak  dan selalu  berdoa  menunjukkan  bahwa  Sophia  memiliki  hati  yang
lembut.  Ia  selalu  melalukan  segala  pekerjaan  dengan  penuh  cinta dan  kelembutan.  Sosok  Sophia  yang  berhati  baik  dan  lembut
menjadi  alasan  kuat   yang  melatarbelakangi  terbentuknya  sikap Mada  yang  tidak  melawan  kepada  orang  tua  karena  Mada  dididik
dengan penuh kasih sayang dan kelembutan. d.     Rindu
Rindu  adalah  adik  Mada.  Dalam  Kamus  Besar  Bahasa Indonesia  KBBI,  Rindu  berarti  sangat  ingin  dan  berharap  benar
terhadap  sesuatu.
17
Berdasarkan  arti  kata  tersebut  memiliki keterkaitan dengan penokohan Rindu yang terdapat di dalam novel
ini.  Rindu  digambarkan  sebagai  seorang  anak  yang  memiliki keingintahuan yang besar terhadap sesuatu hal. Hal ini dapat dilihat
melalui kutipan di bawah ini. “Apa yang sedang kamu warnai, Rindu?”
“Kakak, ini namanya sepatu.” Mada masih menemani Rindu...
“Rindu, apakah kamu mau dengar cerita tentang sepatu?” “Ya, Rindu mau. Tapi Rindu masih mewarnai sepatu.”
Mada hanya tersenyum mendengar jawaban Rindu... ”
18
15
Abdullah Wong, op cit, h.13.
16
Ibid, h.34.
17
Departemen  Pendidikan  Nasional,  Kamus  Besar  Bahasa  Indonesia “Edisi  Keempat”,
Jakarta: PT Gramedia Pusaka Utama, 2008, h.1175.
18
Abdullah Wong, op cit, h.131.
37
Berdasarkan kutipan tersebut, digambarkan sosok Rindu yang ingin mendengarkan cerita mengenai Kisah Sepatu. Akan tetapi, ia
juga  memiliki  keinginan  untuk  menyelesaikan  pekerjaannya mewarnai sepatu.
e.    Aminah Mukhlas Aminah  Mukhlas  adalah  seorang  guru  yang  mengajar  di
sekolah  Mada.  Aminah  adalah  seorang  guru  yang  memiliki  sikap keibuan.  Aminah  begitu  perhatian  dan  memiliki  rasa  kepedulian
yang besar kepada murid-muridnya. “Ibu guru mengusap kepala Arya
Sepertinya ibu guru lebih paham dari mereka Ibu guru berbisik lembut pada Arya
Sementara mereka hanya bisa menduga
.” “Arya jadilah anak hebat.
Anak hebat pasti melewati banyak rintangan. Kalau Arya tabah dan sabar,
Pasti segalanya dimudahkan Tuhan.
”
19
Berdasarkan  kutipan  tersebut,  Aminah  digambarkan  sebagai seorang  guru    yang  lembut  dan  keibuan.  Penokohan  Aminah  ini
memiliki  keterkaitan  dengan  penggunaan  nama  Aminah  yang merupakan  nama  ibu  dari  Nabi  Muhammad  saw.  Hal  tersebut
tentunya   berkaitan   karena   ibu   dari   Nabi   Muhammad   saw merupakan  seorang  ibu  yang  keibuan  dan  lemah  lembut,  dan  hal
tersebut tercermin pada  sosok Aminah di dalam novel ini.  Aminah yang
bermakna dapat
dipercaya dalam
bahasa Arab,
menggambarkan penokohan
Aminah yang
mendapatkan kepercayaan oleh murid-murid di kelas dan menyayanginya seperti
ibu  kandung  sendiri.  Hal  ini  terbukti  dari  kutipan  di  atas,  bahwa Arya  percaya  untuk  menceritakan  masalah  keluarganya  kepada
Aminah.
19
Abdullah Wong, op cit, h.58-59.
38
Berdasarkan  hal  tersebut,  secara  jelas  terlihat  sikap  keibuan, perhatian,  dan  kepeduliaan  Aminah  terhadap  murid-muridnya.
Aminah  digambarkan  sebagai  seorang  guru  yang  mempunyai pengaruh  besar  dalam  mendidik  dan  mengajar.  Ia  selalu
menyampaikan  pesan  bagi  murid-muridnya  untuk  menjadi  anak yang  hebat  dan  pembelajar  yang  sejati.  Aminah  mengajar  dengan
metode  pembelajaran  yang  merangsang  keaktifan  siswa  di  dalam kelas.
“Anak-anakku, hari ini kita akan belajar tentang matahari, Apakah di antara kalian ada yang tahu tentang matahari...?
” “Luar biasa, jawaban kalian sangat hebat”
Apakah ada yang mau menambahkan tentang matahari...? ”
“Baiklah, anak-anak, apa yang bisa kita petik dari keberadaan Matahari?
Masing-masing dari mereka menjawab, ”
20
Selain  itu,  Aminah  juga  memanfaatkan  alam  sebagai  tempat untuk  belajar  dan  mengajar,  sehingga  siswa  tidak  merasa  bosan
karena belajar di dalam ruangan secara terus-menerus. “Kami semua keluar dengan girang
Affwah dan Angelica mengajak ia dengan tenang Sementara Diwan dan Ihsan asyik jalan melenggang
Sedangkan Mada dan Arya jalan santai di belakang Mereka semua duduk-duduk di bawah pohon cherry
Dengan wajah berseri-seri kami bercanda Sambil menunggu ibu guru datang kemari
Sesekali kami tertawa, lalu diam kembali
”.
21
Berdasarkan   kutipan   tersebut,   jelas   tergambar   penokohan Aminah  Mukhlas  sebagai  sosok  guru  yang  mempunyai  pengaruh
besar dalam mendidik dan mengajar murid-muridnya.
20
Abdullah Wong, op cit, h.88-89.
21
Ibid, h.88.
39
f.     Aghnia Cahaya Aghnia Cahaya atau  yang dipanggil  Nia adalah sahabat Mada. Nia
adalah  siswa  baru  di  sekolah  Mada.  Nia  digambarkan  seperti  seorang putri bak permainsuri.
“Anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru, Dia akan menjadi salah satu temanmu.
Nanti kalian mengenalkan diri satu per satu, Setelah temanmu ini mengenalkan diri pada
mu.” Masing-masing dari mereka menatap wajahnya
Seorang perempuan cantik, anggun, bersahaja Kulit putih, rambut panjang, mata lebar mempesona
Mereka masih menunggu ia memperkenalkan dirinya. ”
22
Kata  Aghnia  berasal  dari  bahasa  Arab,  yakni  Ghaniyyun  yang berarti  orang  kaya.  Kaya  bukan  hanya  dalam  arti  memiliki  banyak
harta,  akan  tetap  juga  kaya  akan  ilmu  pengetahuan,  amal,  teman,  dan pengalaman. Arti kata tersebut memiliki keterkaitan dengan penokohan
Nia di dalam novel ini. Nia digambarkan sebagai anak orang kaya dari seorang  konsultan  musik  dan  produser  ternama.  Selain  itu,  Nia  juga
digambarkan sebagai sosok yang pintar di dalam kelas. “Apakah ada yang bisa membedakan cahaya dan matahari?”
Nia, siswa baru itu, menjawab dengan bangga “Cahaya tidak mungkin bisa dipisahkan dari sumber cahaya...
“Luar biasa, jawaban Nia sangat memuaskan” Jawaban Nia membuat Mada dan kawan-kawannya terkesan...
”
23
Nia  juga  memiliki  pengetahuan    yang  luas.  Hal  ini  digambarkan ketika    Nia    sudah    lebih    dulu    mengetahui    mengenai    Kisah    Dewa
Matahari dan Kisah Gunadarma dibandingkan dengan teman-temannya. Arya bertanya kepada Nia,
“Nia, kamu sudah pernah mendengar cerita Gunadarma?” “Gunadarma? Cerita apakah itu?...”
Arya tersenyum dan merasa menang. “Aha Sayang sekali kamu belum pernah mendengar cerita
Gunadarma. Padahal cerita Gunadarma adalah cerita hebat Yang pernah aku dengar.
”
22
Abdullah Wong, op cit, h.87.
23
Ibid, h.89.
40
Arya kali ini senang karena menang, Mada dan Arya tertawa kecil melihat kekalahan Nia
“...Iya maafkan saya. Saya memang tidak tahu Gunadarma. Yang aku tahu,
Hanya cerita Mbah Linglung yang sakti madraguna .”
“Hah? Kamu sudah tahu cerita itu, Nia?” Arya kaget mendengarnya,
”
24
Walaupun  Nia  digambarkan  sebagai  seorang  perempuan  yang memiliki pengetahuan yang luas, Nia adalah teman yang setia kawan. Ia
selalu  membantu  temannya  yang  mengalami  kesusahan.  Hal  ini mencerminkan  bahwa  arti  kata  Aghnia  yang  berarti  Ghaniyyun  dalam
bahasa Arab,  yakni Nia  memiliki  banyak teman  karena ia adalah sosok teman yang baik dan senang membantu orang lain.
“Ini memang ide Nia, Ia selalu semangat untuk membantu siapa saja
Apalagi kepada Mada yang menjadi teman sekelasnya Dan bersama yang lainnya, semua selalu mendukung Nia
Bila mereka berhasil menjual buku-buku cerita.
”
25
g.    Arya Arya  adalah  sahabat  Mada  yang  memeluk  agama  Budha.  Arya
digambarkan  seperti  singa.  Hal  ini  dapat  menjelaskan  penokohan  Arya di  dalam  novel  ini      yang  lincah  dan  bersemangat  seperti  singa  yang
meraung.  Selain  itu,  Arya  juga  gemar  membaca.  Mada  kerap  kali bermain  ke  rumah  Arya  untuk  belajar  dan  membaca  buku  karena  ayah
Arya memiliki perpustakaan di dalam rumahnya. “...Arya anak yang lincah dan gemar membaca
“Mada sering belajar bersama di rumah Arya Mada merasa nyaman bermain di rumah Arya
Di sana ada perpustakaan Pak Darma, ayah Arya.. .”
26
24
Abdullah Wong, op cit, h.93-94.
25
Ibid, h.127.
26
Ibid, h.15.
41
                