Sociocultural Practice TEMUAN DAN ANALISIS
dan konsumsi teks merupakan hal yang diperhatikan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti, perubahan slogan yang dilakukan oleh
Partai Keadilan Sejahtera ini diduga sebagai upaya penyelamatan partai untuk menghadapi pemilu 2014. Hal ini tak terlepas dari kasus yang menjerat mantan
Presiden Partai Keadilan Sejahtera, Luthfi Hasan Ishaaq. Hal tersebut dibenarkan oleh Sekertaris Bidang Humas DPP Partai Keadilan
Sejahtera, Dedi Supriadi. Dedi menyatakan bahwa Partai Keadilan Sejahtera mengeluarkan slogan cinta, kerja, harmoni tersebut ditunjukan untuk
menenangkan para kader Partai Keadilan Sejahtera. “Ternyata kasus tersebut ga berpengaruh di lapangan. Sehingga kita
merasa upaya menenangkan kader dengan slogan tersebut rupanya sangat berhasil, kinerja partai tidak bertambah buruk justru semakin membaik, hal
ini dibuktikan dengan kemenangan kader-kader kita di Pilkada
”.
70
Pada dasarnya Partai Keadilan tidak sepenuhnya mengubah slogan bersih, peduli dan profesional. Dalam hal ini, adanya slogan cinta, kerja dan harmoni
dikarenakan untuk menenangkan kader yang tengah dilanda prahara kasus korupsi import daging sapi. Sehingga adanya slogan tersebut bersifat situasional.
“Makanya ditengah itu pun kita mengeluarkan slogan lain jadi jalan berbarengan dengan cinta, kerja, harmoni. Cinta, kerja, harmoni mungkin
sekitar 4 bulan kemudian diikuti dengan slogan baru yang berjalan bersamaan,
yaitu “lebih dekat dan melayani”. Ini kan bagian dari penarikan kita dari kenyataan di lapangan bahwa kita PKS merupakan
partai politik yang kader-kadernya memang berada dekat dengan masyarakat. Dan selalu memberikan pelayanan kepada masyarakat, dan itu
kita sampaikan kepada masyarakat bahwa kita ingin membangun cinta, kerja dan harmoni dan kita ada bersama mereka, kita dekat dengan mereka
dan kita melayani mereka”.
71
70
Wawancara pribadi dengan Sekertaris Bidang Humas, Dedi Supriadi, Jakarta,04 Juni 2014
71
Wawancara pribadi dengan Sekertaris Bidang Humas, Dedi Supriadi, Jakarta,04 Juni 2014
Berdasarkan pengamatan peneliti bila melihat konteks dilapangan, pemberitaan ini termasuk dalam konteks situasional. Menurut Fairclough, level
situasional ialah bagaimana sebuah teks itu di produksi dengan melihat aspek situasional saat teks tersebut diproduksi.
72
Dalam hal ini wacana dipahami sebagai sebuah tindakan yang tengah merespon suatu situasional tertentu.
Ditengah maraknya pemberitaan di media kasus korupsi import daging sapi yang menyeret Luthfi Hasan Ishaaq diawal tahun 2013. Detikcom berusaha
menampilkan pemberitaan mengenai Partai Keadilan Sejahtera. Pemberitaan tersebut dilihat dari sudut pandang upaya penyelamatan partai jelang pemilu 2014.
Pemberitaan tersebut hadir karena situasi pada saat proses produksi berita tersebut merupakan saat dimana persiapan partai untuk menghadapi Pemilu Legislatif
2014. Melalui pemberitaan tersebut, Detikcom mengemas bagaimana Partai
Keadilan Sejahtera yang tengah menghadapi kasus hukum berupaya penyelamatkan citra partainya di masyarakat. Upaya tersebut dapat terlihat dari
adanya peningkatan kesolidan antar sesama kader melalui beragam kegiatan yang telah menjadi rutinitas dan perubahan slogan partai menjadi cinta, kerja harmoni.
Berdasarkan pengamatan peneliti, pada pemberitaan tersebut, Detikcom pun juga ingin menjelaskan kekuatan kader loyalis yang dimiliki Partai Keadilan
Sejahtera. Partai Keadilan Sejahtera dapat bangkit dari keterpurukan usai kasus korupsi import daging sapi. Dengan berbagai kegiatan dan agenda yang dilakukan
oleh partai, dirasa telah membangkitkan semangat kader untuk menghadapi pemilu 2014. Hal ini terbukti dengan pencapaian partai yang awalnya diprediksi
72
Eriyanto, Analisis Wacana , h. 322
oleh beberapa lembaga survey tidak lolos electoral threshold, kenyataannya memperoleh suara 6,7 persen dan lolos electoral threshold.
Namun bila melihat citra pada pemilu kali ini, Detikcom menilai Partai Keadilan Sejahtera seperti kehilangan kepercayaan dari masyarakat. Mereka
melihat elit-elit Partai Keadilan Sejahtera saat ini kurang mendekatkan diri pada masyarakat. Partai seperti kehilangan jati diri awal partai. Kurangnya kinerja-
kinerja yang nyata merupakan hal yang dirasa salah satu penyebab menurunnya citra partai.
Pemberitaan Detikcom pun tak luput dari ideologi yang dimiliki institusi. Ideologi wartawan tidak dapat mempengaruhi pemberitaan. Dengan mengusung
kecepatan dalam pemberitaan yang disajikan ke publik, menjadikan Detikcom dipercaya dan membangun loyalitas dengan publik. Maka Detikcom pun termasuk
media online yang memiliki ratting yang tinggi. Dengan tingginya ratting tersebut, maka perusahaan iklan pun mempercayakan Detikcom sebagai media online yang
tepat untuk mempromosikan produk mereka kepada khalayak. Sementara itu, pembaca Detikcom menyatakan bahwa tampilan Detikcom
dirasa sebagai media online yang user friendly. Hal tersebut dapat terlihat dari adanya kategorisasi dalam mencari berita yang dibutuhkan, penggunaan bahasa
yang mudah dipahami dan penyajian informasi yang terus update. Jika melihat berita perubahan slogan Partai Keadilan Sejahtera, para pembaca
menyatakan sebagai upaya penyelamatan partai untuk memperbaiki image jelang pemilu 2014. Namun perubahan slogan tersebut dirasa kurang memberikan
pengaruh yang berarti di pemilu 2014. Berbicara mengenai citra Partai Keadilan Sejahtera di pemilu 2014, masing-masing pembaca memiliki asumsi yang
berbeda. Dua pembaca menyatakan adanya penurunan, sedangkan dua pembaca menyatakan tidak ada penurunan. Namun seluruh pembaca sepakat menyatakan
bahwa Partai Keadilan Sejahtera mengalami penurunan tingkat kepercayaan dari publik. Hal ini terjadi karena beberapa faktor, yaitu kurangnya pembuktian
kepada masyarakat, tindakan oknum-oknum partai yang tidak bertanggungjawab hingga pemberitaan media yang terlalu memblow up kasus hukum partai.