Analisis Teks TEMUAN DAN ANALISIS

disampaikan adalah bagaimana seseorang, kelompok, tindakan, kegiatan ditampilkan dalam teks. Fairclough melihat hal ini dari dua hal, yakni melalui anak kalimat dan gabungan atau rangkaian antar kalimat. 1 Representasi dalam kalimat ialah aspek yang berhubungan dengan penggunaan bahasa yang digunakan untuk menggambarkan sebuah peristiwa. Dalam hal ini aspek yang diperhatikan ialah penggunaan kosakata dan tata bahasa. Pemilihan kosa kata ini biasanya berhubungan dengan bagaimana sebuah peristiwa dikategorikan menjadi satu set tertentu. Representasi dalam kombinasi anak kalimat ialah adanya sebuah koherensi antara satu anak kalimat dengan anak kalimat lain sehingga menciptakan makna tertentu. Biasanya kalimat kedua merupakan kalimat penjelas dari kalimat pertama. Biasanya kalimat tersebut dapat terlihat dari penggunaan kata hubung. 2 Representasi dalam rangkaian kalimat ialah bagaimana dua kalimat atau lebih dirangkai sehingga membentuk makna tertentu. Dalam hal ini, dapat terlihat bagaimana wartawan menggambarkan sebuah peristiwa. Penggunaan kutipan yang digunakan biasanya dapat terlihat ide dominan yang akan ditampilkan. 3 Pada pemberitaan ini, isu yang ditampilkan ialah adanya perubahan dari Partai Keadilan Sejahtera. Dalam pemberitaan kali ini Detikcom menampilkan adanya perubahan slogan Partai Keadilan Sejahtera yang awalnya „Bersih, Peduli, Profesional ‟, menjadi „Cinta, Kerja, Harmoni‟. Menurut Pacanowsky dan O‟Donnell Trujillo, untuk membuat jaring-jaring budaya organisasi hal yang perlu diperhatikan ialah performa komunikatif. Performa komunikatif lahir dari sebuah komunikasi setiap anggota. Jika melihat 1 Eriyanto, Analisis Wacana , h. 290 2 Eriyanto, Analisis Wacana , h. 295 3 Eriyanto, Analisis Wacana , h. 298 dari berita tersebut, melalui orasinya, Anis Matta selaku Presiden Partai Keadilan Sejahtera ingin membangkitkan semangat reformasi para kader. Melalui perubahan slogan yang ditampilkan pada pemberitaan ini, Anis Matta ingin mengingatkan visi dari partai dan meningkatkan kepercayaan diri kader untuk menghadapi pemilu 2014. Tindakan Lead : …… riuh sorakan ribuan kader PKS saat Presiden PKS, Anis Matta, memberikan orasi politiknya dalam acara milad ke-15 PKS di Semarang. Proses Mental Kutipan Anis Matta : “itu sebabnya kita angkat „Cinta, Kerja dan Harmoni‟ karena merupakan inti nilai kehidupan manusia ,”tandasnya. Peristiwa Paragraf 4 : Anis juga menyatakan acara milad bukan untuk memperingati hari lahir suatu partai politik karena partai politik seharusnya menjadi mesin ideologi dan bukan menjadi kendaraan pribadi untuk mencapai kekuasaan. Keadaan Paragraf 7 : Orasi politik dari presiden PKS tersebut berlangsung cukup meriah. Tidak jarang kader-kader meneriakkan takbir dan bersorak. Pada tingkat ini, bentuk tindakan menggambarkan bagaimana aktor melakukan suatu tindakan tertentu kepada seseorang yang menyebabkan sesuatu. 4 Representasi yang dihadirkan ialah orasi politik yang disampaikan oleh Anis Matta dapat membakar semangat kader PKS yang menghadiri acara Milad ke-15 di Semarang. Hal ini dapat terlihat dari penggunaan kata „saat‟ yang menjadi kata hubung. Bentuk proses mental berkaiatan dengan gambaran umum yang membentuk kesadaran khalayak tanpa menunjuk subjek atau pelaku dan objek secara spesifik. 4 Eriyanto, Analisis Wacana, h. 292 Proses mental yang dihadirkan ialah alasan penggunaan slogan „Cinta, Kerja dan Harmoni‟ melalui orasi yang disampaikan Anis Matta. Hal ini berkaitan dengan inti dan nilai kehidupan. Pada bentuk peristiwa menggambarkan bagaimana sebuah peristiwa digambarkan. Representasi yang dihadirkan ialah Anis Matta mengingatkan bahwa partai politik seharusnya menjadi mesin ideologi bukan menjadi kendaraan pribadi. Makna yang disampaikan adalah partai politik seharusnya menjadi penggerak ideologi bukan sebagai alat mencari keuntungan pibadi semata. Pada bentuk keadaan menggambarkan sesuatu yang telah terjadi. Dalam pemberitaan tersebut, representasi yang dihadirkan ialah orasi politik Anis Matta pada acara tersebut berlangsung meriah. Hal ini dipertegas dengan penggunakan kalimat “kader-kader meneriakkan takbir dan bersorak”, dimana digambarkan luapan semangat dari para kader pada acara tersebut. Relasi merupakan hal yang diperhatikan ialah hubungan antara tiga kategori partisipan, yaitu , wartawan reporter, redaktur, khalayak media, dan partisipan media politisi, pengusaha, tokoh. Relasi yang dihadirkan pada berita tersebut ialah Detikcom menghadirkan orasi politik Anis Matta di acara Milad ke-15 di Semarang, Jawa Tengah yang menjadi penyemangat kader. Hal ini di tunjukkan dalam kalimat : Relasi yang dihubungkan pada orasi politik Anis Matta Paragraf 5 : Orasi politik dari presiden PKS tersebut berlangsung cukup meriah. Tidak jarang kader-kader meneriakkan takbir dan bersorak. Pada ujung orasinya, berkali-kali Anis Matta mengangkat tangan sambil bertakbir dan diikuti ribuan kader yang memadati Merpati Ballroom kawasan PRPP Semarang. Rangkaian kalimat tersebut lebih menempatkan hubungan dengan orasi politik yang dilakukan Anis Matta. Dalam hal ini pembaca dihubungkan dengan bagaimana suasana yang dibentuk saat Anis Matta berorasi. Pada tahap identitas hal yang diperhatikan ialah posisi wartawan menempatkan dirinya pada sebuah peristiwa. Dalam pemberitaan tersebut, khalayak dihubungkan dengan adanya sebuah perubahan yang diretas oleh Partai Keadilan Sejatera melalui perubahan slogan yang disuarakan pada orasi Anis Matta dalam acara Milad ke-15, Semarang, Jawa Tengah. Hal ini ditunjukan pada kaliamt berikut : Identitas dengan Anis Matta Paragraf 4 : Dalam orasinya, Anis juga menyatakan acara milad bukan untuk memperingati hari lahir suatu partai politik karena suatu partai politik seharusnya menjadi mesin ideologi dan bukan menjadi kendaraan pribadi untuk mencapai kekuasaan. Pada pemberitaan tersebut, Detikcom menghadirkan point-point yang ingin dicapai oleh Partai Keadilan Sejahtera melalui slogan barunya. Dalam teks ini, pembaca diinformasikan dengan cita-cita yang ingin dicapai oleh Partai Keadilan Sejahtera. Pada pemberitaan ini, Detikcom mengutip pernyataan dari Anis Matta dalam orasinya. Bila melihat kutipan yang digunakan pada pemberitaan ini, terdapat beberapa kutipan yang menarik diantaranya ialah : Kita bisa mengubah Indonesia menjadi sepenggal firdaus ,” imbuhnya. Kami yakin dengan menghidupkan tiga inti ini bisa membuat permusuhan menjadi persahabatan. Politik menjaadi lucu, seru atraktif, tapi tidak berbahaya , “tandas Anis usai memberikan orasi. 5 5 Angling Adhitya Purbaya, “Hilangkan Kata „Bersih‟, PKS Ganti Slogan Jadi „Cinta,Kerja Harmoni‟,” Detikcom, Jumat, 19 April 2013 Bila melihat pernyataan tersebut, hal ini serupa dengan konsep hiperealitas yang disampaikan oleh Jean Baudlliard. Hiperealitas dibentuk oleh media dengan mengkaburkan sebuah realitas. Baudlliard menjelaskan bahwa sebuah simulasi seakan-akan nyata, sedangkan realitas seakan-akan hanya sebuah reperesntasi atau simulasi semata. 6 Cara tersebut biasanya dilakukan oleh elit politik untuk meningkatkan citra dihadapan masyarakat. Biasanya mereka mengkaburkan realitas yang ada dengan mengklamuflase sebuah peristiwa dengan peristiwa lain. Sehingga masyarakat sulit membedakan mana yang realitas dan mana yang fantasi. Dalam konteks ini, Partai Keadilan Sejahtera berusaha meyakinkan para kader dan masyarakat Indonesia, melalui slogan barunya, mereka akan mencapai hal tersebut. Hal tersebut seolah-olah melupakan masalah korupsi import daging sapi yang menjerat mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera, Luthfi Hasan Ishaaq. Penggunaan gaya bahasa yang digunakan ialah hiperbola, seperti, “Merapi Ballroom kawasan PRPP Semarang riuh sorakan ribuan kader PKS saat Presiden PKS, Anis Matta, memberikan orasi politiknya dalam acara milad ke-15 PKS di Semarang”. Detikcom berusaha menggambarkan suasana yang ramai, ketika Anis Matta menyampaikan orasi politiknya.

2. Analisis Teks Berita yang Berjudul, “Berganti Nama, Partai Dakwah

Menuai Berkah”, edisi Selasa, 23 Juli 2013 16:23 WIB Pada pemberitaan ini isu yang ditampilkan ialah metamorfosis Partai Keadilan Sejahtera. Detikcom menampilkan awal terbentuknya Partai Keadilan Sejahtera 6 Yasraf Amir Piliang, Post Realitas; Realitas Kebudayaan dalam Era Post-Metafisika, h. 75 pada massa reformasi. Berita ini berisikan mengenai perubahan nama yang dilakukan Partai Keadilan menjadi Partai Keadilan Sejahtera di massa orde baru. Detikcom menghadirkan kisah perubahan nama partai yang dinilai membawa keberuntungan partai. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya suara yang diperoleh Partai Keadilan Sejahtera usai berganti nama di tahun 2004. Tindakan Paragraf 5 : Peleburan Partai Keadilan ke dalam Partai Keadilan Sejahtera tak sia-sia . Pada pemilihan umum 2004 , partai yang mengusung slogan „Bersih dan Peduli‟ ini berhasil memperoleh 7,34 persen suara dan menempatkan 45 kadernya di Dewan Perwakilan Rakyat. Proses Mental Lead : Tingginya harapan masyarakat akan adanya perubahan pasca lengsernya Presiden Soeharto turut menopang perolahan suara partai ini. Peristiwa Paragraf 3 : Partai Keadilan akhirnya dilebur ke dalam Partai Keadilan Sejahtera pada 13 April 2003 . Keputusan tersebut diambil dalam rapat Majelis Syuro Partai Keadilan di Asrama Haji Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat. Keadaan Paragraf 2 : Meski perolehan suara cukup banyak, namun partai ini gagal mencapai electoral threshold, -syarat ambang batas partai bisa ikut pemilu berikutnya-, yang 2 persen. Sehingga untuk bisa maju di pemilihan umum 2004 Partai Keadilan harus bergabung dengan partai lain, atau mendirikan partai baru. Representasi tindakan pada pemberitaan ini menjelaskan mengenai peleburan Partai Keadilan menjadi Partai Keadilan Sejahtera membawa keberuntungan dengan meningkatnya perolehan suara pada pemilu 2004. Hal tersebut digambarkan dengan kalimat “Peleburan Partai Keadilan ke dalam Partai Keadilan Sejahtera tak sia-sia ”, dimana tindakan peleburan partai membawa kegunaan. Representasi proses mental pada pemberitaan ini ialah keberhasilan Partai Keadilan pada pemilu 1999. Hal tersebut dipicu dengan lengsernya Presiden Soeharto. Hal tersebut ditunjukan dengan kalimat “tingginya harapan masyarakat akan adanya perubahan pasca lengsernya Presiden Soeharto ”, dimana masyarakat menantikan adanya perubahan keadaan usai rezim orde baru. Representasi peristiwa pada pemberitaan ini menghadirkan mengenai peleburan Partai Keadilan menjadi Partai Keadilan Sejahtera yang terjadi pada tanggal 13 April 2003, yang merupakan hasil keputusan rapat Majelis Syuro.Hal tersebut digambarkan melalui kalimat, “Partai Keadilan akhirnya dilebur ke dalam Partai Keadilan Sejahtera pada 13 April 2003 ”, dimana adanya penggabungan atau penyatuan Partai Keadilan menjadi Partai Keadilan Sejahtera. Representasi keadaan menggambarkan mengenai alasan yang mendasar adanya perubahan nama Partai Keadilan menjadi Partai Keadilan Sejahtera. Alasan tersebut ialah perolehan suara yang tidak melampaui electoral threshold 2 persen, menganjurkan Partai Keadilan untuk berganti nama menjadi Partai Keadilan Sejahtera. Hal tersebut digambarkan melalui kalimat “sehingga untuk bisa maju di pemilihan umum 2004 Partai Keadilan harus bergabung dengan partai lain, atau mendirikan partai baru ”, dimana penguunaan kata „atau‟ disini sebagai pilihan. Partai Keadilan menghadapi sebuah keadaan diberikan pilihan bergabung dengan partai lain atau mendirikan partai baru. Untuk bentuk relasi pada pemberitaan ini, Detikcom menempatkan beberapa pendapat elit politik Partai Keadilan Sejahtera. Hal ini dapat terlihat pada kalimat berikut. : Relasi yang dihubungkan pada golongan tua Partai Keadilan Sejahtera Kutipan Yusuf Supendi : “pengurus Partai Keadilan dengan pengurus PKS otomatis tidak ada perubahan kata,” kata mantan anggota Majelis Syuro PKS, Yusuf Supendi kepada Detik akhir pekan lalu. Kutipan Al Muzzammil Yusuf : Almuzzammil Yusuf mengatakan ide penggabungan partai datang 30 anggota Majelis Syuro. “Kalau disebut siapa sajanya saya agak lupa. Itu terjadi secara resmi di kantor notaries di Pamulang, Tange rang,” Relasi yang dihadirkan pada pemberitaan ini ialah berita ini lebih menempatkan pendapat dari kedua mantan anggota Partai Keadilan Sejahtera. Keduanya menceritakan bagaimana Partai Keadilan dilebur menjadi Partai Keadilan Sejahtera. Sehingga pembaca dihubungkan pada pendapat golongan tua Partai Keadilan Sejahtera untuk menjelaskan bagaimana sejarah perubahan nama partai. Pada pemberitaan ini, identitas yang diihadirkan ialah wartawan mengidentifikasikan dirinya sebagai bagian dari Partai Keadilan Sejahtera yang sedang berada masa kejayaannya pada tahun 2004. Dengan mengusung slogan „bersih dan peduli‟, partai ini dapat lolos electoral threshold. Hal ini digambarkan pada kalimat berikut : Identitas dengan Partai Keadilan Sejahtera Paragraf 5 : Peleburan Partai ke dalam Partai Keadilan Sejahtera tak sia-sia. Pada pemilihan umum 2004, partai yang mengusung slogan „Bersih dan Peduli‟ini berhasil memperoleh 7,34 persen suara, dan menempatkan 45 kadernya di Dewan Perwakilan Rakyat. Tak cukup sampai disitu, pada pemilu 2009 perolehan suara PKS naik tipis menjadi 7,9 persen dengan perolehan kursi di DPR sebanyak 57. Bila melihat teori budaya organisasi yang disampaikan oleh Pacanowsky dan Trujilo, jaring-jaring komunikasi dibentuk oleh adanya performa komunikatif, salah satunya ialah performa hasrat. Performa hasrat ialah dimana setiap anggotanya menceritakan hal-hal yang menarik dan disukai yang berkaitan dengan berbagai pengalaman dalam organisasi. Pada pemberitaan ini, Detikcom menceritakan masa kejayaan Partai Keadilan yang kini menjadi Partai Keadilan Sejahtera. Pada isi pemberitaan ini, Detikcom memperlihatkan metamorfosis Partai Keadilan menjadi Partai Keadilan Sejahtera pada tahun 2003. Hal ini dilakukan untuk memenuhi persyaratan untuk maju di Pemilu 2004. Penggalan cerita tersebut merupakan bagian dari performa hasrat Partai Keadilan Sehjahtera. Detikcom menghadirkan kisah tersebut melalui pengalaman dari dua orang mantan elit politik Partai Keadilan Sejahtera. Pemberitaan tersebut seakan-akan mengkaburkan kasus yang terjadi dan mengingatkan masa kejayaan partai yang mana dinilai sebagai partai yang dipercaya dapat membawa perubahan usai rezim Soeharto. Hal tersebut sesuai dengan konsep hiperealitas, yang dinyatakan melalui beberapa bukti yang tertera : Tingginya harapan masyarakat akan adanya perubahan pasca lengsernya Presiden Soeharto turut menopang perolehan suara partai ini. Partai Keadilan memperoleh 1.436.565 suara, atau sekitar 1,36 persen dari total perolehan nasional. 7 Penggunaan gaya bahasa yang digunakan adalah eufimisme. Eufimisme dianggap sebagai pilihan bahasa yang tepat. Hal ini karena pengungkapan kalimat lebih halus. Hal ini dapat terlihat dari kalimat berikut, “tingginya harapan masyarakat akan adanya perubahan pasca lengsernya Presiden Soeharto turut menopang perolehan suara partai ini. ”. Pada kalimat ini, penggunaan kata “lengsernya Presiden Soeharto” menunjukkan akhir kepemimpinan Presiden Soeharto. 7 Idham Khalid dan Firda Putri Agustin, “Berganti Nama, Partai Dakwah Menuai Berkah”, Detikcom, Selasa, 23 Juli 2013

3. Analisis Teks Berita yang Berjudul, “Geliat Gerakan Takjil Nasional

Hingga Bank Sampah”, edisi Selasa, 23 Juli 2013 15:45 WIB Pada pemberitaan ini isu yang dihadirkan ialah Partai Keadilan Sejahtera melakukan kegiatan sosial. Dalam hal ini, Detikcom menampilkan kegiatan sosial Partai Keadilan Sejahtera yaitu pembagian takjil nasional dan program bank sampah. Representasi yang dihadirkan oleh Detikcom pada pemberitaan ini ialah Partai Keadilan sejahtera memanfaat momentum bulan Ramadhan dan kenaikan harga kebutuhan pokok untuk menggelar pembagian takjil seluruh nasional. Kegiatan tersebut merupakan hal yang rutin dan lazim dilakukan oleh Partai Keadilan Sejahtera. Tindakan Lead : Partai Keadilan Sejahtera memanfaatkan momentum bulan Ramadhan dan kenaikan harga kebutuhan pokok dengan menggelar pembagian takjil seluruh nasional. Proses Mental Paragraf 5 : Indra menepis kegiatan ini sengaja dilakukan untuk pencitraan partai . Ia menegaskan agenda seperti ini sudah lazim dan hanya membantu meringankan beban masyarakat. Peristiwa Paragraf 3 : Untuk melancarkan agenda ini, sedikitnya ada 140 DPC yang sudah dikoordinasi dengan pengurus tingkat ranting di berbagai daerah. Keadaan Paragraf 9: Selain menciptakan kesadaran kebersihan, bank sampah juga mewujudkan kemandirian masyarakat dalam pendapatan serta wirausaha yang memanfaatkan daur ulang dari sampah. Representasi tindakan yang tergambar pada pemberitaan ini ialah momentum kenaikan harga pokok dan bulan Ramadhan dimanfaat oleh Partai Keadilan Sejahtera untuk melakukan kegiatan sosial. Kegiatan tersebut salah satunya pembagian takjil secara nasional. Hal tersebut digambarkan dengan kalimat “Partai Keadilan Sejahtera memanfaatkan momentum bulan Ramadhan dan kenaikan harga kebutuhan pokok ”. Representasi proses mental yang dihadirkan ialah Partai Keadilan Sejahtera mengklaim bahwa kegiatan sosial tersebut merupakan kegiatan rutin partai. Kegiatan tersebut bukanlah ajang pencitraan guna pemilu 2014. Hal tersebut digambarkan dengan kalimat “Indra menepis kegiatan ini sengaja dilakukan untuk pencitraan partai ”, penggunaan kata “menepis”, menyatakan adanya penolakan dengan anggapan pencitraan. Representasi peristiwa yang dihadirkan ialah kegiatan tersebut telah dipersiapkan dengan matang. Hal ini terlihat dari kesiapan dari sisi koordinasi per DPC untuk kegiatan pembagian takjil. Peristiwa tersebut digambarkan melalui kalimat “untuk melancarkan agenda ini, sedikitnya ada 140 DPC yang sudah dikoordinasi ”, dimana diperlihatkan kesiapan yang matang untuk acara tersebut. Representasi keadaan yang tergambar pada berita tersebut ialah kegiatan sosial yang dilakukan oleh Partai Keadilan Sejahtera bukan hanya pembagian takjil, melainkan adapula program bank sampah. Program ini dilakukan bertujuan untuk meningkangkat perekonomian masyarakat. Hal tersebut ditunjukkan dengan penggunaan kata “menciptakan kesadaran kebersihan” dan “mewujudkan kemandirian masyarakat dalam pendapatan ”, dimana menyatakan keadaan masyarakat Indonesia yang kurang menyadari kebersihan dan kurang adanya jiwa wirausaha, sehingga program tersebut bertujuan untuk meningkatkan hal tersebut. Relasi yang tergambar pada pemberitaan ini, Detikcom menampilkan pendapat dari elit Partai Keadilan Sejahtera yang menerangkan mengenai kegiatan sosial yang menjadi kegiatan rutin. Hal ini dapat terlihat dari teks tersebut : Relasi yang dihubungkan pada elit politik Partai Keadilan Sejahtera Paragraf 5 : Indra menepis kegiatan ini sengaja dilakukan untuk pencitraan partai. Ia menegaskan agenda seperti ini sudah lazim dan hanya membantu meringankan beban masyarakat. Dalam kalimat tersebut menempatkan hubungan dengan Partai Keadilan Sejahtera. Di sini Partai Keadilan Sejahtera melalui Indra menegaskan bahwa kegiatan tersebut bukanlah pencitraan. Pemberitaan ini khalayak dihubungkan pada pendapat elit politik yang menjelaskan mengenai kegiatan sosial yang menjadi rutinitas partai. Pada tahap identitas, wartawan mengidentifikasikan dirinya pada anggota Partai Keadilan Sejahtera. Hal tersebut dapat terlihat dari penempatan pendapat elit politik Partai Keadilan Sejahtera yang menjelaskan mengenai kegiatan rutin mereka. Identitas dengan Partai Keadilan Sejahtera Paragraf 6 : Beberapa DPD yang rutin menggelar aktivitas ini selama sebulan penuh antara lain di Jakrata, Tanggerang, Bogor, hingga Bandung. Bahkan sejumah DPC PKS di wilayah Jabodetabek juga menggelar pasar murah yang menjual kebutuhan pokok masyarakat. Tujuan pasar murah tersebut untuk membantu masyarakat kecil di tengah melonjaknya harga kebutuhan pangan akibat kenaikan bahan bakar minyak. “Kalau ini sudah jadi agenda rutin setiap tahun. Bila melihat rutinitas kegiatan yang dilakukan oleh partai, hal ini serupa dengan performa ritual organisasi. Sebuah organisasi pastinya memiliki sebuah agenda rutin kegiatan tersebut biasanya dilakukan oleh seluruh anggota organisasi tersebut. Dalam teks ini, Partai Keadilan Sejahtera digambarkan memiliki sebuah kegiatan rutin di bulan Ramadhan. Agenda rutin yang diaksud ialah kegiatan sosial, seperti pembagian takjil dan bank sampah. Pada pemberitaan ini, diperlihatkan hanya satu sudut pandang saja, yaitu berdasarkan pendapat Partai Keadilan Sejahtera. Dalam hal ini ditampilkan bagaimana kegiatan sosial tersebut dipersiapkan dan telah menjadi rutinitas partai. Dalam hal ini, para elit Partai Keadilan Sejahtera menepis adanya pandangan yang menyatakan kegiatan tersebut merupakan pencitraan. Hal ini sesuai dengan konseptualisasi hiperealitas reality by proxy, suatu keadaan yang sulit untuk membedakan antara realitas dan fantasi. Gaya bahasa yang digunakan pada teks ini ialah eufimisme. Eufisme ialah ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti ungkapan yang dirasakan yang dianggap merugikan. 8 Hal ini dapat terlihat dari kalimat berikut, “targetnya masyarakat muslim yang pulang kerja dan yang terpenting kalangan bawah seperti pengemis serta pengamen. ” Penggunaa kata “kalangan bawah” disini menyatakan kelompok masyarakat yang memiliki pendapat dibawah per kapita.

4. Analisis Teks Berita yang Berjudul, “Ogah Dinilai Melorot Beri Bantuan

Sosial”, edisi Selasa, 23 Juli 2013 14:21 WIB Pada pemberitaan ini isu yang dihadirkan ialah pro kontra menurunnya kegiatan-kegiatan sosial yang menjadi rutinitas Partai Keadilan Sejahtera. Dalam pemberitaan ini, Detikcom menampilkan pendapat beberapa tokoh mengenai pro kontra kegiatan sosial yang menjadi rutinitas Partai Keadilan Sejahtera yang kini mengalami penurunan. Representasi yang dihadirkan pada pemberitaan ini ialah Detikcom memunculkan beberapa pendapat terkait persepsi publik yang menilai bahwa ada perubahan visi Partai Keadilan Sejahtera. 8 AS Haris Sumadiria, Bahasa Jurnalistik, h. 165 Tindakan Lead : Kader dan simpatisan Partai Keadilan Sejahtera dengan tegas menolak kalau partainya dinilai merosot dalam melakukan kegiatan-kegitan sosial. Proses Mental Paragraf 2 : ...sudut pandang yang disorot masyarakat sudah berubah terkait persoalan PKS. Ia tidak memungkiri kalau PKS saat ini seringkali menjadi santapan utama berita politik dan hukum dengan persepsi yang negatif. Peristiwa Paragraf 5: Ia mencontohkan dalam gempa Aceh belum lama ini, PKS juga sudah mengirim bantuan materi dan tenaga medis . Begitu pun gempa lainnya yang pernah terjadi di Indramayu, Jawa Barat. Keadaan Paragraf 11: Di mata Ikrar, hal ini tentu tidak bisa disamakan ketika PKS pada 2004 lalu. Dia mengatakan salah satu faktor persoalan karena persoalan internal partai sejak kasus Luthfi Hasan mencuat ke publik . Representasi tindakan yang tergambar pada teks tersebut ialah kader dan simpatisan Partai Keadilan Sejahtera secara tegas menolak anggapan publik yang menilai bahwa partainya menurun dalam kegiatan sosial. Penggunaan kata “tegas menolak” disini menyatakan sangkalan terhadap sebuah anggapa atau persepsi. Representasi proses mental yang tergambar ialah beragam asumsi negatif tersebut hadir karena adanya perubahan sudut pandang akibat media yang selalu memberitakan kasus yang menyangkut Partai Keadilan Sejahtera saja. Penggunaan kata “santapan utama berita politik dan hukum”, disini menyatakan bahwa berita utama atau topik utama dalam pemberitaan. Representasi peristiwa yang dihadirkan pada pemberitaan tersebut ialah pembelaan Partai Keadilan Sejahtera mengenai persepsi masyarakat. Pembelaan tersebut dinyatakan dengan pendapat dari Indra, salah seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat fraksi Partai Keadilan Sejahtera, yang menyangkal melalui contoh-contoh kegiatan sosial yang dilakukan partainya. Hal tersebut dapat terlihat dari kalimat berikut, “ia mencontohkan dalam gempa Aceh belum lama ini, PKS juga sudah mengirim bantuan materi dan tenaga medis”, disini ia menyatakan Partai Keadilan Sejahtera masih selalu menjalankan kegiatan sosialnya. Representasi keadaan yang tergambar pada pemberitaan tersebut ialah persepsi masyarakat tersebut muncul karena adanya faktor persoalan internal partai. Hal ini dig ambarkan melalui kalimat, “persoalan internal partai sejak kasus Luthfi Hasan mencuat ke publik”, disini pendapat pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Ikrar Nusa Bakti, menyatakan faktor internal yang menyebabkan penurunan citra Partai Keadilan Sejahtera. Relasi yang tergambar pada pemberitaan ini ialah Detikcom mengambil sudut pandang pemberitaan dengan menghubungkan kasus hukum yang menimpa Partai Keadilan Sejahtera. Hal ini dapat terlihat dari pernyataan tersebut : Relasi yang dihubungkan pada kasus hukum yang menimpa Partai Keadilan Sejahtera Paragraf 2 : Ia Indra tidak memungkiri kalau PKS saat ini seringkali menjadi santapan utama berita politik dan hukum dengan persepsi yang negatif. Paragraf 10 : Dia Ikrar Nusa Bakti mengatakan salah satu faktor karena persoalan internal partai sejak Luthfi Hasan mencuat ke publik . Pada pemberitaan tersebut, khalayak dihubungkan dengan penyebab adanya asumsi negatif yang mendera Partai Keadilan Sejahtera. Persoalan hukum merupakan alasan berkembangnya asumsi negatif masyarakat. Hal ini dapat terlihat dari kedua pernyataan yang saling mendukung. Pada tahap identitas, wartawan mengidentifikasikan dirinya berada diantara pro dan kontra pendapat mengenai kegiatan sosial Partai Keadilan Sejahtera. Hal ini ditunjukkan dengan kalimat berikut : Identitas berada diantara kedua pendapat tersebut Paragraf 2 : Ketua Dewan Pimpinan Pusat DPP PKS Indra mengatakan tidak ada perubahan visi partainya dalam memberikan bantuan. Paragraf 10 : Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Ikrar Nusa Bakti menilai ada beberapa penurunan PKS terkait pemberian bantuan sosial kepada masyarakat . Dalam pemberitaan tersebut, wartawan mengidentifikasikan dirinya berada diantara dikedua pendapat tersebut. Kedua pernyataan tersebut menyatakan adanya sebuah perbedaan pandangan terkait persepsi penurunan kegiatan sosial Partai Keadilan Sejahtera. Kegiatan sosial merupakan sebuah komitmen yang selalu dijaga oleh Partai Keadilan Sejahtera. Bila melihat kegiatan sosial yang menjadi kegiatan rutin partai, Detikcom ingin menggambarkan Partai Keaadilan Sejahtera memiliki sebuah pola kegiatan rutin yang masih dilakukan. Hal ini sesuai dengan teori budaya organisasi yang dikemukakan oleh Pacanowsky dan O‟Donnell-Trujillo. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk performa ritual organisasi. Partai Keadilan Sejahtera ingin membantah persepsi masyarakat yang menyatakan mereka menurun dalam kegitaan sosial yang merupakan salah satu asas dari Partai Keadilan Sejahtera. Penggambaran pola rutinitas tersebut diposisikan pada asumsi negatif yang berkembang di masyarakat. Detikcom melihat fenomena ini dari penyebab adanya asumsi negatif tersebut. Kegiatan sosial yang menjadi rutinitas tersebut, dipandang pada adanya sebuah pendapat penurunan kinerja partai dalam hal kegiatan sosial yang disebabkan oleh kasus hukum. Namun bila melihat dari judul yang digunakan oleh Detikcom pada pemberitaan ini, menyiratkan bahwa adanya pembelaan diri Partai Keadilan Sejahtera mengenai asumsi negatif masyarakat tersebut. Hal yang ingin ditunjukkan dari pemberitaan tersebut ialah adanya sebuah sanggahan terhadap penilaian publik yang mengagap menurunnya rutinitas kegiatan sosial Partai Keadilan Sejahtera. Penggunaa n kata „Ogah‟ mempunyai arti yang sama dengan kata „tidak‟, sedangkan kata „Melorot‟ mempunyai arti yang sama dengan kata „menurun‟. Hal ini sesuai dengan konsep hiperealitas simulasi realitas, merupakan sebuah tindakan yang bertujuan membentuk persepsi yang cenderung palsu. Gaya bahasa yang digunakan ialah metafora. Metafora yaitu gaya bahasa yang menunjuk mengandaian atau perbandingan secara langsung dalam bentuk frasa atau klausa sederhana. 9 Hal ini ditunjukan pada kalimat berikut, Ia tidak memungkiri kalau PKS saat ini seringkali menjadi santapan utama berita politik dan hukum dengan persepsi yang negatif.” Santapan utama disini dapat diartikann sebagai pemberitaan utama atau headline. 9 AS Haris Sumadiria, Bahasa Jurnalistik, h.43

5. Analisis Teks Berita yang Berjudul, “Dana Partai Pantungan, Atau dari

Asing?”, edisi Selasa, 23 Juli 2013 13:30 WIB Pada pemberitaan ini isu yang ditampilkan ialah sumber pendaanaan partai yang kerap kali dipertanyakan. Dalam pemberitaan ini, Detikcom menjabarkan bahwa beberapa sumber pendanaan Partai Keadilan Sejahtera. Representasi yang dihadirkan oleh Detikcom ialah beberapa sumber pendanaan Partai Keadilan Sejahtera. pada pemberitaan ini, Detikcom memunculkan beberapa pendapat yaitu Pengamat Burhanuddin Muhtadi, Yusuf Supendi dan Almuzzamil. Tindakan Paragraf 2 : …Partai Keadilan memobilisasi sumber pendanaan dalam beberapa mekanisme. Pertama, menginstruksikan kepada kader yang duduk di parlemen untuk menyumbang dana. Proses Mental Lead : Kehidupan partai politik di Indonesia tak bisa lepas dari peran pengusaha dan perusahaan besar. Peristiwa Paragraf 3 : Mantan anggota Majelis Syuro Partai Keadilan Yusuf Supendi mengaku pada awal berdiri dukunngan dana dari Timur Tengah cukup kuat, yakni lebih dari 50 persen. Keadaan Lead : Dan akibat tak memiliki jejaring bsinis yang kuat, Partai Keadilan pada awal berdiri harus menghadapi tantangan keuangan yang berat . Representasi tindakan yang digambarkan pada pemberitaan ini ialah untuk menunjang sumber pendanaan partai, Partai Keadilan Sejahtera memiliki mekanisme tersendiri. Sumber pendanaan tersebut salah satunya berasal dari sumbangan gaji para legislator Partai Keadilan Sejahtera. Representasi proses mental yang digambarkan pada teks ini ialah kehidupan partai politik di Indonesia tidak dapat dilepaskan pada peran pengusaha dan perusahaan. Hal tersebut terkait dalam konteks pendanaan partai. Sehingga dalam hal ini sebagian partai di Indonesia pastilah memiliki sokongan dana yang kuat dari pengusaha yang turut bergabung menjadi anggota partai tersebut. Representasi peristiwa yang tergambar pada teks ini ialah Detikcom mengutip pendapat dari Mantan anggota Majelis Syuro Partai Keadilan, Yusuf Supendi, yang menyatakan salah satu sumber pendanaan partai berasal dari Timur Tengah. Hal tersebut dilantarbelakangi adanya hubungan antara Partai Keadilan dengan negara Timur Tengah. Representasi keadaan yang tergambar pada teks ini ialah Partai Keadilan Sejahtera digambarkan pernah mengalami krisi keuangan yang cukup berat. Hal tersebut lantaran Partai Keadilan tidak memiliki jaringan bisnis yang kuat untuk menyokong pendanaan partai. Relasi yang tergambar pada pemberitaan ini ialah Detikcom mengambil sudut pandang pemberitaan dengan Mantan anggota Partai Keadilan. Hal ini dapat terlihat dari pernyataan tersebut : Relasi yang dihubungkan pada Mantan anggota Partai Keadilan Paragraf 3 : Mantan angota Majelis Syuro Partai Keadilan, Yusuf Supendi mengaku pada awal berdiri dukungan dana dari Timur Tengah cukup kuat , yakni lebih dari 50 persen. Paragraf 4 : Pengakuan Yusuf dibantah Almuzzamil Yusuf yang juga pendiri Partai Keadilan Almuzzammil mengatakan untuk operasional partai kader ramai-ramai mengumpulkan dana secara patungan. Pada pemberitaan tersebut, khalayak dihubungkan pada pendapat dua Mantan anggota Partai Keadilan, yaitu Yusuf Supendi dan Almuzzammil Yusuf. Keduanya memberikan pendapat berkaiatan dengan sumber pendanaan Partai Keadilan. Namun, kedua pendapat tersebut saling bertentangan. Sehingga khalayak ditempatkan pada kebimbangan mengenai sumber pendanaan partai. Pada tahap identitas, wartawan mengidentifikasikan dirinya sebagai Partai Keadilan yang menyatakan tidak sama dengan partai lainnya dalam sumber pendanaan. Hal ini ditunjukkan dengan kalimat berikut : Identitas Partai Keadilan yang menyatakan tidak sama dengan partai lainnya dalam sumber pendanaan. Lead : Kehidupan partai politik di Indonesia tak bisa lepas dari peran pengusaha dan perusahaan besar. Dan akibat tak memiliki jejaring bisnis yang kuat, Partai Keadilan pada awal berdiri harus menghadapi tantangan keuangan yang berat. Berbeda dengan Partai Golongan Karya, Partai Demokrasi Indonesia Perjuanagan dan Partai Demokrat. Ketiganya memiliki jaringan pengusaha yang kuat. Partai Keadilan tak memiliki banyak sponsor kuat dari kalangan pemilik modal. Dalam pemberitaan tersebut, wartawan mengidentifikasikan dirinya sebagai Partai Keadilan yang mengklaim bahwa adanya perbedaan dengan partai besar lainnya. Dalam hal ini dijelaskan bahwa sumber pendanaan partai politik di Indonesia mayoritas berasal dari kalangan pengusaha, sementara itu, Partai Keadilan berbeda. Partai Keadilan tidak banyak memiliki sponsor dari kalangan pemilik modal. Pada pemberitaan tersebut, terlihat bagaimana pola pencarian sumber dana pada Partai Keadilan. Bila dicermati, hal yang diungkapkan disini ialah Partai Keadilan Sejahtera ingin menjelaskan bahwa sumber pendanaan partai berasal dari usaha para kader. Sumber pendanaan tersebut berasal dari sumbangan dana para legislator yang berasal dari Partai Keadilan, mengadakan wirasusaha, dan sumbangan dari pihak luar. Pada pemberitaan tersebut disebutkan bahwa Partai Keadilan Sejahtera berbeda dengan partai lainnya yang memiliki jejaring pengusaha di dalamnya. Dalam hal tersebut, dinyakatan bahwa Partai Keadilan akan menghaadapi tantangan yang besar. Hal tersebut dinyatakan pada kalimat berikut : Kehidupan partai politik di Indonesia tak bisa lepas dari peran pengusaha dan perusahaan besar. Dan akibat tak memiliki jejaring bisnis yang kuat, Partai Keadilan pada awal berdiri harus menghadapi tantangan keuangan yang berat. Berbeda dengan Partai Golongan Karya, Partai Demokrasi Indonesia Perjuanagan dan Partai Demokrat. Ketiganya memiliki jaringan pengusaha yang kuat. Partai Keadilan tak memiliki banyak sponsor kuat dari kalangan pemilik modal. 10 Jika melihat pernyataan tersebut memberikan kesan bahwa Partai Keadilan berbeda dengan partai besar lainnya. Partai Keadilan tidak bergantung oleh peran pengusaha. Partai Keadilan merupakan partai yang diprediksi akan mengalami krisis keuangan. Hal ini sesuai dengan konseptualisasi hiperealitas reality by proxy, suatu keadaan yang sulit untuk membedakan antara realitas dan fantasi. Dalam hal ini, pembaca dihadapkan bahwa sebuah pandangan mengenai Partai Keadilan yang berbeda dengan partai lain. Digambarkan bahwa partai ini ialah partai yang mau berusaha untuk mencari dana sendiri tanpa bergantung pada peran pengusaha. Gaya bahasa yang digunakan pada pemberitaan ini ialah perumpaan. Perumpaan ialah membandingkan dua hal yang berbeda sehingga dianggap memiliki unsur-unsur persamaan diantara keduanya. 11 Hal tersebut diatunjukkan pada kalimat berikut; kehidupan partai politik di Indonesia tak bisa lepas dari peran pengusaha dan perusahaan besar. Pada kalimat tersebut diumpamakan 10 Idham Khalid, “Dana Partai Patungan, Atau dari Asing?”, Detikcom, Selasa, 23 Juli 2013 11 AS Haris Sumadiria, Bahasa Jurnalistik, h. 147 bahwa kehidupan partai politik di Indonesia akan terpuruk jika tanpa ada bantuan dana dari pengusaha.

6. Analisis Teks Berita yang Berjudul, “Jalur Pengajian Tetap Jadi Andalan

Rekrutmen Kader”, edisi Selasa, 23 Juli 2013 12:41 WIB Isu yang dihadirkan dalam berita tersebut adalah pengajian sebagai metode perekrutan kader pada Partai Keadilan Sejahtera. Pada pemberitaan ini, Detikcom menggambarkan bahwa jalur pengajian merupakan metode yang masih tetap dipertahankan dalam merekrut kader bagi Partai Keadilan Sejahtera. Tindakan Paragraf 6 : Agar simpatisan solid, biasanya setiap pengurus tingkat ranting juga punya beberapa agenda rutin seperti senam bersama sepekan sekali pada hari libur . Proses Mental Lead : …Cara pengajian melalui majelis taklim ini tetap dipertahankan partai dakwah tersebut untuk membentuk simapatisan yang berkarakter dan mengenal agama. Peristiwa Paragraf 7 : …Biasanya momen tertentu seperti Idul Adha, Idul Fitri, hingga 10 Muharram menjadi agenda khusus untuk memberikan santunan . Begitupun saat bulan Ramadan, pengurus biasanya lebih aktif menggelar kegiatan bakti sosial. Keadaan Paragraf 9 : Ia Ihsan simpatisan kader menegaskan PKS sudah tidak identik dengan KAMMI lagi karena dari struktur organisasi juga tidak ada . Meski dari sejarah berdirinya memang tidak bisa dibantah kalau PKS punya kaitan dengan KAMMI. Pada pemberitaan ini, bentuk representasi tindakan yang dihadirkan ialah Partai Keadilan Sejahtera memiliki agenda rutin untuk mempererat kesolidan antar kader. Agenda tersebut salah satunya ialah kegiatan senam bersama yang dilakukan sepekan sekali di hari libur. Representasi proses mental yang digambarkan pada teks ini ialah Partai Keadilan Sejahtera menggunaka sistem kaderisasi melalui jalur pengajian. Sistem tersebut merupakan sistem kaderisasi yang hingga kini masih dipertahankan. Pengajian tersebut dirasa mampu membentuk simpatisan yang berkarakter dan mengenal agama. Representasi peristiwa yang dihadirkan pada teks ini ialah Partai Keadilan Sejahtera selalu dapat melihat kondisi dalam melakukan kegiatan sosial. Hal tersebut digambarkan melalui kegiatan santuna yang dilakukan pada momen tertentu, seperti Idul Fitri, Idul Adha hinggga 10 Muharram. Repersentasi keadaan yang tergambar pada teks ini ialah dalam pengkaderan, Partai Keadilan Sejatera saat ini tidak melihat latar belakang seseorang dari background KAMMI Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia. Walaupun berdasarkan sejarahnya, KAMMI tidak dapat dipisahkan dari Partai Keadilan Sejahtera. Relasi yang tergambar pada pemberitaan ini ialah Detikcom mengambil sudut pandang pemberitaan dengan Mantan anggota Partai Keadilan. Hal ini dapat terlihat dari pernyataan tersebut : Relasi yang dihubungkan pada simpatisan Partai Keadilan Sejahtera Paragraf 4 : Albi mengakui pengajian tarbiyah sejauh ini bisa memberikan kesolidan terhadap pengkaderan mulai tingkat ranting. Paragraf 8 : Hal senada dilontarkan simpatisan PKS dari Kramat Jati , Jakarta Timur, Ihsan 29. Menurut dia, dalam proses pengkaderan, PKS punya metode tersendiri dan tidak asal comot. Pada pemberitaan tersebut, khalayak dihubungkan pada pendapat dua orang simpatisan Partai Keadilan Sejahtera. Keduanya memberikan pendapat berkaiatan dengan jalur pengajian yang tetap dipertahankan sebagai sistem kaderisasi. Sehingga pembaca dihubungkan pendapat simpatisan yang menjelaskan mengenai jalur pengajian yang hingga saat ini masih dipertahankan sebagai metode kaderisasi partai. Pada tahap identitas, wartawan mengidentifikasikan dirinya sebagai Partai Keadilan yang menyatakan bahwa cara pengajian merupakan sistem kaderisasi yang hingga kini masih dipertahankan. Hal tersebut karena jalur pengajian memiliki tujuan untuk membentuk karakter dan faham mengenai agama. Hal ini ditunjukkan dengan kalimat berikut : Identitas dengan Partai Keadilan Sejahtera Lead : Jalur pengajian tarbiyah masih menjadi sistem Partai Keadilan Sejahtera, untuk urusan pengkaderan mulai dari tingkat ranting. Cara pengajian melalui majelis taklim ini tetap dipertahankan partai dakwah tersebut untuk membentuk simpatisan yang berkarakter dan mengenai agama. Bila melihat isu yang ditampilkan, Detikcom ingin menunjukakan bahwa Partai Keadilan Sejahtera memiliki kegiatan yang mempererat kesolidan antar anggota. Pacanowsky dan Trujillo mengungkapkan bahwa performa sosial merupakan salah satu bentuk komunikasi yang berfungsi untuk mempererat hubungan antar sesama anggota. Perfoma sosial ialah perpanjangan sikap sopan dan santun yang mendorong kerja sama antar sesama anggota organisasi. Metode pengajian yang masih dipertahankan merupakan sebuah cara yang digunakan Partai Keadilan Sejahtera untuk merekrut anggota baru dan mempererat kesolidan antar sesama anggota partai. Pada teks tersebut, Detikcom menghadirkan Partai Keadilan Sejahtera yang menggunakan metode pengajian dalam kaderisasi. Pada bagian ini, Detikcom hanya mengambil satu sudut pandang saja, yaitu melalui simpatisan Partai Keadilan Sejahtera. Mereka menyatakan bahwa kegiatan tersebut bertujuan untuk mempererat rasa solidaritas antar kader. Selain hal tersebut, terdapat beberapa kegiatan lain yang memliki tujuan yang sama. Dalam hal ini, sesuai dengan konsep hiperealitas simulasi realitas, suatu keadaan yang bertujuan untuk membentuk persepsi guna menaikan citra. Gaya bahasa yang digunakan pada teks ini adalah eufimisme. Hal ini ditunjukan pada kalimat berikut, “Cara pengajian melalui majelis taklim ini tetap dipertahankan partai dakwah tersebut untuk membentuk simpatisan yang berkarakter dan mengenal agama . ” Pada kalimat tersebut hal yang ingin ditunjukan ialah metode pengajian tetap dipertahankan dalam pengkaderan partai karena dapat membentuk simpatisan yang memiliki karakter dan memiliki landasan keagamaan yang mencukupi.

7. Analisis Teks Berita yang Berjudul, “Habis Soeharto Lahirlah Partai

Keadilan”, edisi Selasa, 23 Juli 2013 12:10 WIB Isu yang dihadirkan pada teks ini adalah lahirnya Partai Keadilan Sejahtera usai orde baru. Pada teks ini Detikcom menggambarkan bagaimana Partai Keadilan Sejahtera itu dibentuk. Partai Keadilan Sejahtera di bentuk oleh beberapa aktivis politik Islam pada tahun 1998. Rasa ketidakpuasan atas rezim orde baru menjadi cikal bakal lahirnya Partai ini. Awalnya partai ini terbentuk dari pengajian holaqoh tarbiyah. Partai ini awalnya bernama Partai Keadilan. Basis dari partai ini kelompok muda muslim terdidik dan kelas menengah perkotaan. Tindakan Lead : …Saat gelombang reformasi muncul, timbul ide dari beberapa pimpinan untuk mendirikan partai politik . Ada 12 anggota Majelis Syuro yang waktu itu terlibat antara lain : Hilmi Aminuddin, Salim Segaf Al Jufri, Abdul Sakur dan Yusuf Supendi. Proses Mental Paragraf 4 : …Lahirnya Partai Keadilan tak bisa dilepaskan dari ketidakpuasan atas ketidakramahan dan tindakan represif rezim Soeharto terhadap kelompok Islam politik pada tahun 1960. Peristiwa Paragraf 4 : Menurut Burhanuddin, Partai Keadilan lahir melalui gerakan sosial bernama Tarbiyah, lalu bermutasi menjadi partai politik, basisnya ialah kelompok muslim terdidik, muda, dan kelas menenngah kota. Keadaan Paragraf 6 : Dakwah kampus pun bermetamorfosis menjadi unit kegiatan mahasiswa yakni Lembaga Dkwah Kampus LDK di universitas-universitas, lalu didirikannya Forum Silahturahmi Lembaga Dakwah Kampus FSLDK, jejaring aktivis LDK antarkampus. Kemudian dibentuklah Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia KAMMI dari pertemuan tahunan FSLDK ke-10 di Malang 1998. Representasi tindakan yang dihadirkan pada teks tersebut ialah reformasi merupakan momentum lahirnya partai Islam. Hal tersebut diwujudkan pemikiran dari 12 anggota Majelis Syuro yang terdiri dari Hilmi Aminuddin, Salim Segaf Al Jufri, Abdul Sakur dan Yusuf Supendi. Representasi proses mental yang digambarkan pada teks ini adalah munculnya Partai Keadilan tidak dapat terlepas dari faktor keadaan dan situasi pada masa orde baru yang dirasa mengekang sehingga membentuk rasa ketidakpuasaan pada kelompok polit ik Islam. Hal tersebut digambarkan melalui penggunaan kata “ ketidakpuasan, ketidakramahan dan tindakan represif rezim Soeharto ”. Representasi peristiwa yang digambarkan pada teks tersebut ialah Detikcom menggambarkan peristiwa lahirnya Partai Keadilan. Partai Keadilan terbentuk dari sebuah gerakan sosial yang bermutasi menjadi partai politik. Dalam hal ini, Detikcom menghadirkan pendapat Burhanuddin Muhtadi. Reperentasi keadaan yang dihadirkan pada teks tersebut ialah metamorfosis dakwah kampus menjadi sebuah pergerakan yaitu Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia KAMMI. Dalam hal ini, digambarkan tahap-tahap sebuah dakwah kampus yang berkembang menjadi sebuah pergerakan dan menjadi cikal bakal partai politik. Relasi yang tergambar pada pemberitaan ini ialah Detikcom mengambil sudut pandang pemberitaan dengan Mantan anggota Partai Keadilan dan pengamat politik . Hal ini dapat terlihat dari pernyataan tersebut : Relasi yang dihubungkan pada pendapat para tokoh Paragraf 3 : Almuzzammil Yusuf, yang juga salah satu pendiri mengatakan, lahirnya Partai Keadilan bermula dari gagasan aktivis kampus Paragraf 4 : Menurut Burhanuddin, Partai Keadilan lahir melalui gerakan sosial bernama Tarbiyah, lalu bermutasi menjadi partai politik, basisnya ialah kelompok muslim terdidik, muda dan kelas menengah perkotaan Pada pemberitaan tersebut, khalayak dihubungkan pada pendapat salah satu pendiri Partai Keadilan dan pengamat politik. Keduanya memberikan pendapat berkaiatan dengan lahirnya Partai Keadilan. Kedua pendapat tersebut menyatakan bahwa berawal dari kelompok kampus yang bermutasi menjadi partai politik. Pada tahap identitas, wartawan mengidentifikasikan dirinya sebagai aktivis Islam yang berinisiatif untuk mendirikan kelompok halaqoh tarbiyah di kampus- kampus hingga akhirnya menjadi partai politik. Hal ini ditunjukkan dengan kalimat berikut : Identitas dengan aktivis Islam Lead : Berakhirnya pemerintahan Presiden Soeharto pada tahun 1998 membuat ruang bagi aktivis politik Islam kembali terbuka lebar. Sejumlah alumni Timur Tengah membikin halaqoh tarbiyah di kampus-kampus. Saat gelombang reformasi muncul, timbul ide dari beberapa pimpinan untuk mendirikan partai politik. Ada 12 anggota Majelis Syuro yang waktu itu terlibat, antara lain : Hilmi Aminuddin, Salim Segaf Al Jufri, Abdul Sakur, dan Yusuf Supendi. Pada teks tersebut, wartawan menggambarkan perkembangan pergerakan Islam usai rezim Soeharto. Pada teks tersebut, digambarkan bahwa usai rezim Soeharto, seolah-olah membuka ruang kebebasan bagi aktivis Islam yang ingin membuat partai politik. Bila melihat isu yang ditampilkan, Detikcom ingin menggambarkan bahwa Partai Keadilan Sejahtera terlahir dari runtuhnya rezim orde baru. Dalam hal ini, Detikcom mengulas sejarah lahirnya Partai Keadilan Sejahtera yang dimulai dari perkumpulan dari pengajian hingga menjadi partai politik. Hal ini serupa dengan perfoma hasrat yaitu rangkaian cerita atau kisah-kisah mengenai organisasi yang sering kali diceritakan secara antusias oleh para anggota organisasi dengan orang lain. Pada teks tersebut Partai Keadilan dilihati dari sudut pandang sejarah berdirinya. Dalam hal ini, Partai Keadilan diceritakan sebagai partai politik yang hadir karena adanya runtuhnya rezim orde baru. Pada teks ini menghadirkan proses Partai Keadilan yang awalnya hanya sebuah gerakan dakwah kampus bertranformasi menjadi sebuah partai politik. Sehingga bila dicermati, pemberitaan tersebut seolah-olah ingin menampilkan sisi terbentuknya Partai Keadilan. Hal tersebut sesuai dengan konsep hiperealitas. Gaya bahasa yang ditunjukan teks ini ialah inuedendo. Gaya bahasa inuendo merupakan gaya bahasa yang berupa sindiran dengan mengecilkan kenyataan yang sebenarnya. Gaya bahasa ini berisikan kritik secara tidak langsung. 12 Hal ini ditunjukan dari kalimat berikut, “lahirnya Partai Keadilan tak bisa dilepaskan dari ketidakpuasan atas ketidakramahan dan tindakan reprsif rezim Soeharto terhadap kelompok Islam politik tahun 1960”. Dari kalimat berikut hal yang ingin ditunjukkan ialah penyebab Partai Keadilan lahir karena adanya pengekangan pada rezim Soeharto terhadap kelompok Islam politik tahun 1960.

B. Analisis Discourse Practice

1. Analisis Produksi Teks

Dalam pandangan Fairclough, terdapat dua praktik diskursus, yaitu produksi teks media dan konsumsi teks khalayak. Pada tahap produksi teks biasanya berhubungan dengan bagaimana pola dan rutinitas pembentukan berita di meja redaksi. Pada tahap produksi teks, setidaknya terdapat tiga aspek yang perlu diperhatikan. Pertama, dari sisi individu wartawan itu sendiri. Kedua, dari sisi bagaimana hubungan antara wartawan dengan struktur organisasi media, baik dengan sesama anggota redaksi hubungan antara redaktur, redaktur pelaksana, reporter dan sebagainya. Ketiga, praktik kerja atau rutinitas kerja dari produksi berita. 13 Untuk mengetahui hal tersebut, peneliti mewawancarai tiga narasumber, yaitu Wartawan Detikcom, Editor Detikcom, Redaktur Pelaksana Detikcom. 12 Haris Sumadiria, Bahasa Jurnalistik, h.15 13 Eriyanto, Analisis Wacana , h. 317 Dalam pemilihan isu yang akan ditampilkan ke khalayak, Detikcom memiliki pertimbangan tersendiri. Beberapa pertimbangan tersebut berkaitan dengan kriteria layak berita. Kriteria layak berita yang dimaksud disini ialah sebuah kejadian yang menyangkut kepentingan orang banyak. Sehingga isu yang ditampilkan ialah hal apa yang sedang ramai diperbincangkan oleh khalayak. “Kita ada kriteria layak berita dalam menentuan isu yang ditampilkan oleh Detikcom. Kriteria berita yang layak adalah berita yang menyangkut kepentingan orang banyak ”. 14 Dalam penentuan isu yang akan dibahas, asas demokrasi selalu diterapkan di Detikcom. Walaupun Redaktur Pelaksana merupakan bagian yang bertanggungjawab atas penentuan isu yang akan dibahas. Namun Redaktur Pelaksana selalu bersikap demokratis dalam penentuan isu. Redaktur Pelaksana selalu menerima saran-saran yang diberikan oleh team nya untuk mengembangkan isu tersebut. “Saya yang bertanggungjawab tapi saya selalu mengajak teman-teman untuk berdiskusi. Saya tidak pernah rapat tertutup. Saya punya team 5-6 orang. Team saya selalu berdiskusi mengenai isu yang akan menjadi bahan pemberitaan. Isu itu saya bawa ke rapat editorial meeting. Di editorial meeting itu saya akan diberi masukan oleh Pemimpin Redaksi dll. Pagi hari saya share, kemudian mereka langsung mengolah isu tersebut. Saya bisa menambahkan isu ditengah-tengah, bila ada hal yang menarik dan bisa mengurangi isu bila itu hal yang sensitif”. 15 Dalam menentukan isu yang dibahas, wartawan Detikcom turut berperan. Wartawan dapat memberi usulan berkenaan mengenai isu yang akan dibahas. Namun usulan tersebut disesuaikan dengan konsep perusahaan. “Wartawan dapat berkontribusi dalam menetukan tema dalam rapat redaksi. Namun wartawan untuk memberi sebuah usulan dalam rapat redaksi biasanya akan menyesuaikan kemauan kantor. Misalnya, kantor punya pegangan ini, contohnya, hal ini karena pembacanya lebih banyak. 14 Wawancara pribadi dengan Editor Detikcom, Erwin Dariyanto, Jakarta, 10 Juni 2014 15 Wawancara pribadi dengan Redaktur Pelaksana Detikcom, Elvan Dani Sutrisno, Jakarta, 10 Juni 2014