Konseptualisasi Berita LANDASAN TEORI

Menurut Michael V.Charnley dalam Reporting 1965 menegaskan, berita adalah laporan tercepat mengenai fakta dan opini yang menarik atau penting, atau kedua-duanya, bagi sejumlah besar penduduk. Menurut Williard C.Bleyer dalam Newspaper Writing and Editing menyatakan bahwa berita adalah sesuatu yang termasa yang dipilih oleh wartawan untuk dimuat dalam surat kabar, karena dia menarik minat atau mempunyai makna bagi pembaca surat kabar, atau karena dia dapat menarik para pembaca untuk membaca berita tersebut. 30 Bila melihat dari media yang digunakan, sebuah berita terlahir bukan hanya melalui pers “tradisional” semata. Perkembangan zaman yang diimbangi dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih melahirkan pers yang semakin “modern”. Sehinggga media tak sebatas media cetak saja, melainkan terdapat media elektronik dan media online. Hal ini diungkapkan oleh AS Haris Sumadiria dalam Jurnalistik Indonesia menyatakan bahwa berita ialah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik dan atau penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi atau media online internet. 31

2. Jenis-Jenis Berita

Pada penulisan berita, wartawan dapat membentuk berita tersebut dengan beragam jenis. Dalam proses penulisan berita ini, biasanya disesuaikan dengan kemamupan wartawan. Pembagian jenis berita dipakai untuk membedakan 30 AS Haris Sumadiria,Jurnalistik Indonesia, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2008, h. 64 31 AS Haris Sumadiria,Jurnalistik Indonesia, h. 65 jenis isi berita dan subjek peristiwa. Adapun jenis-jenis berita menurut Rivers, yaitu 32 : a. Straight News adalah laporan langsung mengenai suatu peristiwa. Sifat tulisan ini adalah padat, singkat, jelas memenuhi kaidah penulisan berita yaitu 5W+1H. Tulisan ini biasanya memudahkan pembaca dalam menerima informasi karena terkonsep pada piramida terbalik. b. Dept News adalah laporan yang ditulis oleh wartawan dengan cara menghimpun informasi yang berupa fakta-fakta guna pengembangan peristiwa yang akan dijadikan berita. Biasanya peristiwa yang dijadikan berita tidak harus peristiwa yang masih baru. Dengan pola seperti ini, berita yang sudah lampau dapat menjadi berita yang baru karena wartawan menambahakan fakta-fakta baru. c. Interpretative Report adalah sebuah berita yang biasanya memfokuskan pada sebuah peristiwa yang kontroversial. Dalam hal ini wartawan menganalisis dan menjelaskan mengenai peristiwa tersebut. Sehingga tak jarang publik mengenggapnya sebuah “opini”, karena wartawan berusaha menuangkan fakta-fakta yang diperoleh dari narasumber. d. Investigative Reporting adalah jenis berita yang berisakan peristiwa yang kontroversial. Pada proses pembuatannya, wartawan melakukan sebuah penyelidikan untuk memperoleh fakta yang tersembunyi. Biasanya proses penyelidikan ini bersifat tersembunyi. 32 AS Haris Sumadiria,Jurnalistik Indonesia, h. 69-71 e. Feature adalah sebuah jenis tulisan yang ditullis oleh wartawan dengan memaparkan sebauh peristiwa dengan gaya tulis yang khas. Tulisan ini biasanya wartawan lebih leluasa memaparkan sebuah peristiwa dengan bahasa yang dapat menarik perhatian khalayak. Jenis berita ini sebuah peristiwa dibentuk secara menarik dan member efek santai dalam membacanya.

3. Nilai-nilai sebuah Berita

Bila diamati, kehidupan seperti kumpulan peristiwa. Setiap harinya, berbagai peristiwa yang terjadi selalu muncul di media. Namun terdapat beberapa peristiwa yang dapat dikatakan sebuah berita. Tak semua peristiwa yang ada di dunia ini dapat di katakana sebuah berita. Untuk itu, media mematok sebuah peristiwa yang dapat menjadi sebuah berita berdasarkan nilai sebuah berita. Menurut Brian S Brooks, George Kennedy, Darly R. Moen dan Don Ranly dalam news reporting and editing menyatakan terdapat sembilan nilai berita, yaitu 33 : a. Aktual Timeliness Berita yang sedang atau baru saja terjadi. Aktual terbagi menjadi dua, yaitu objektif dan subjektif. Aktual secara objektif berkaitan dengan peristiwa yang benar-benar baru saja terjadi. Sementara actual secara subjektif berkaitan dengan waktu pembaca membaca berita tersebut. b. Keluarbiasaan Unusualness Berita adalah sesuatu yang luar biasa. Berkaitan dengan peristiwa- peristiwa yang di luar nalar atau tidak biasanya. 33 Indah Suryawati, Jurnalistik Suatu Pengantar, h. 78-80 c. Akibat Impact Berita adalah yang memiliki dampak luas. Dalam hal ini dapat diartikan bahwa sebuah peristiwa yang memliki dampak yang luas dikatakan berita. d. Kedekatan Proximity Berita adalah sesuatu yang dekat, baik psikologis maupun geografis. Hal tersebut berkaitan dengan aspek kedekatan pada pembacanya. e. Informasi Information Berita adalah informasi. menurut Wilbur Schramm, informasi adalah hal yang bisa menghilangkan ketidakpastian. f. Konflik Conflict Berita adalah konflik atau pertentangan. Hal ini berkaitan dengan perseteruan dan dan persaingan antar dua pihak yang bertikai. Keadaan tersebut patut untuk di beritakan karena mempunyai efek dramatis di masyarakat. 34 g. Orang yang penting Public figure news maker Berita adalah tentang orang-orang penting yang menjadi figur publik, sehingga apa yang dilakukannya atau apa yang terjadi pada dirinya menarik perhatian publik untuk tahu. h. Kejutan Surprising Berita adalah kejutan, yang datangnya tiba-tiba di luar dugaan, saat sebelumnya hampir tidak mungkin terjadi. 34 Nurudin, JurnalismeMasa Kini, Jakarta; Rajawali Pers, 2009, h. 59 i. Ketertarikan Human interest Human Interest jika diartikan berarti menarik minat orang. Sehingga berita yang mengandung hal-hal yang menggetarkan hati, menggugah perasaan dan mengusik jiwa para pembacanya diharapkan dapat menarik minat orang. j. Seks Sex Berita adalah informasi seputar seks yang terkait dengan perempuan. Berita ini biasanya berkaitan dengan sebuah skandal hubungan.

G. Konseptualisasi Pemilu

Pemilihan Umum atau Pemilu merupakan salah satu pesta demokrasi yang digunakan untuk memilih wakil rakyat dan pemimpin negara. Proses Pemilu dilakukan oleh rakyat dengan memilih wakil rakyat atau pemimpin negara dengan menjunjung asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Hal ini dinyatakan pada undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 2012 pasal 1 tentang pemilihan umum. “Pemilihan Umum, selanjutnya disebut Pemilu adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.” 35 Pemilu merupakan salah satu tujuan akhir para elit politik dalam melakukan komunikasi politik kepada masyarakat. Keberhasilan komunikasi politik yang dilakukan oleh para elit politik dapat diukur dari perolehan suara yang diperoleh di pemilu. 35 http:www.rumahpemilu.compublicdoc.pdf diakses pada 18 Mei 2014, pada pukul 16.00 WIB Setiap negara di dunia memiliki pola pemerintahan yang berebeda-beda. Hal ini memberi pengaruh pada sistem Pemilu yang digunakan. Secara garis besar, sistem Pemilu yang digunakan di dunia terbagi menjadi dua bagian, yaitu 36 : 1. Sistem proposional adalah bentuk penerapan prinsip multi-member constituency atau satu daerah peilihan memilih beberapa orang wakil. Gambaran umum sistem ini ialah partai politik mencalonkan banyak kandidat pada daerah pemilih. Kemudian masyarakat tidak harus memilih nama kandidat partai tersebut, melainkan cukup memilih gambar partai politiknya saja. 2. Sistem non-proposional ialah penerapan sistem single-member constituency atau satu daerah pemilihan, memilih satu wakil saja. gambaran umum sistem ini ialah seorang kandidat yang dicalonkan oleh partai politik, dan masyarakat yang sudah memenuhi syarat untuk memberikan hak pilihnya dapat memilih foto kandidat partai. Kandidat dengan perolehan suara terbanyak, dialah pemenangnya. Berdasarkan penjelasan diatas, adapula negara-negara yang menggabungkan kedua sistem tersebut. Dalam hal tersebut, sistem pemilihannya ialah setiap pemilih memiliki dua suara, yaitu pemilih memilih calon atas dasar distrik dan pemilih memilih partai atas dasar sistem proposional. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi efek distorsi. Selain hal tersebut, negara-negara yang memiliki multi partai biasanya membuat peraturan terbaru yaitu electoral threshold. Sistem proposional merupakan sistem Pemilu yang digunakan oleh Indonesia. Sistem ini merupakan warisan dari kolonial Belanda yang sempat menjajah 36 Anwar Arifin, Komunikasi Politik, h. 220