Uji Validitas Data Uji Reliabilitas Data Uji Asumsi Klasik

32 32

3.7 Uji Instrumen

Ada dua syarat penting yang berlaku untuk sebuah kuisioner yaitu valid dan reliabelnya instrument yang ada dalam kuisioner tersebut, untuk itu perlu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas.

3.7.1 Uji Validitas Data

Dalam penelitian ini yang akan diukur adalah kuisioner sebagai alat pengumpul data. Uji validitas data dilakukan dengan menggunakan metode Product Moment Pearson Correlation. Validitas data ditentukan dengan membandingkan nilai r table Santoso, 2002:227. Jika nilai r hitung lebih besar r table korelasi pada derajat bebas db n-2 dengan tingkat signifikansi 5 maka pertanyaan valid dan sebaliknya.

3.7.2 Uji Reliabilitas Data

Uji reliabilitas data dilakukan untuk mengetahui bahwa alat ukur yang digunakan dapat memberikan hasil yang tidak berbeda jika dilakukan pengukuran kembali pada obyek yang sama pada waktu yang berbeda. Uji reliabilitas yang digunakan dalam analisa adalah uji reliabilitas dengan Cronbach Alpha. Suatu instrument dianggap andal apabila koefisien reliabilitas r hitung lebih kecil dari r table atau jika alpha lebih besar dari 0,50 Suratman, 2001:227

3.7.3 Uji Asumsi Klasik

Metode analisis data dalam penelitian ini adalah regresi yang sesuai dengan standar, maka pengolahan data selanjutnya adalah dilakukan pendugaan parameter sesuai dengan model yang telah dikembangkan. Adapun metode perdugaan yang dilakukan adalah BLUE Best Linear Unbiased Estimator. Asumsi BLUE yang harus dipenuhi antara lain: tidak ada multikolinearitas, tidak ada autokorelasi, dan homokedastisitas.

3.7.3.1 Uji Multikolinearitas

Menurut Gujarati 2001:157 multikolinieritas berarti adanya hubungan linear sempurna atau pasti diantara atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi. Uji multikolinieritas digunakan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat 33 33 problem Multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi adanya multikolinieritas dapat dilihat dari Value Inflantion Factor VIF. Apabila nilai VIF10 maka terjadi multikolinieritas, sehingga vriabel tersebut harus dibuang. Dan sebaliknya apabila VIF10 maka tidak terjadi multikolinieritas.

3.7.3.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji Non Heteroskedastisitas menurut Santosa 2000:208, uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Heteroskedastisitas akan mengakibatkan penaksiran koefisien-koefisien regresi menjadi tidak efisien. Hasil penaksiran akan menjadi kurang dari semestinya. Heteroskedastisitas bertentangan dengan salah satu asumsi dasar regresi linier, yaitu bahwa variasi residual sama untuk semua pengamatan atau disebut homokedastisitas. Untuk menguji tidak terjadinya heterosdastisitas dilakukan dengan melakukan uji Glejser. Rule of thumb yang digunakan adalah bila nilai t hitung t tabel , berarti terjadi heteroskedastisitas namun sebaliknya apabila nilai t hitung t tabel maka akan terjadi homokedastisitas.

3.7.3.3 Uji Autokorelasi

Gujarati 2001:201 berpendapat bahwa autokorelasi merupakan korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diuraikan menurut waktu seperti dalam deretan waktu atau ruang seperti dalam data Cross Sectional. Jika ada autokorelasi maka dapat dikatakan bahwa koefisien korelasi yang diperoleh kurang akurat. Untuk mengetahui adanya autokorelasi digunakan uji Durbin-Watson yang bisa dikatakan bahwa suatu persamaan regresi dikatakan telah memenuhi asumsi autokorelasi jika nilai dari uji regresi berganda. Secara konvensional dapat dikatakan bahwa suatu persamaan regresi dikatakan telah memenuhi asumsi autokorelasi jika nilai dari uji Durbin Watson mendekati dua atau lebih. 34 34

3.8 Metode Analisis Data

Dokumen yang terkait

Fungsi Lembaga Simpan Pinjam Perempuan (SPP) dalam Meningkatkan Ekonomi Rumah Tangga di Nagari Tanjuang Bonai Kecamatan Lintau Buo Utara Kabupaten Tanah Datar

1 65 117

Analisis Perbandingan Koperasi Simpan Pinjam (KOPDIT) Dengan Koperasi Unit Desa (KUD) Di Kabupaten Karo( Studi Kasus : Kopdit Unam Dan Kud Sada Kata )

7 160 53

Analisis Sistem Pemberian Dan Penagihan Kredit Pada Koperasi Simpan Pinjam Mahanta Kabupaten Karo

3 104 62

Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam Pada Koperasi Menurut PP No.9 Tahun 1995 (Studi Pada Koperasi Pegawai Negeri Guru SD Kec, Binjai Barat Di Kota Binjai)

0 30 154

ANALISIS KUALITAS JASA TERHADAP KEPUASAN NASABAH PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM MILAN DI KECAMATAN GENTENG KABUPATEN BANYUWANGI

0 4 16

ANALISIS KUALITAS JASA TERHADAP KEPUASAN NASABAH PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM MILAN DI KECAMATAN GENTENG KABUPATEN BANYUWANGI

0 3 16

ANALISIS KUALITAS JASA TERHADAP KEPUASAN NASABAH PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM MILAN DI KECAMATAN GENTENG KABUPATEN BANYUWANGI

0 9 16

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus: Pada Koperasi Simpan Pinjam Mellenium Artha Niaga (Milan) Genteng, Banyuwangi)

2 25 52

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH KOPERASI SIMPAN Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Nasabah Koperasi Simpan Pinjam Pedagang Pasar Kleco (Sidodadi) Surakarta.

0 3 12

Analisis Pengaruh Kualitas Layanan terhadap Kepuasan Nasabah Koperasi Simpan Pinjam Karya Mandiri di Kecamatan Sukoharjo

0 2 79