6
6 3. Menentukan produk dan program pemasaran. Untuk memenuhi kebutuhan yang
berbeda-beda dari kelompok pembeli yang dipilih sebagai sasaran, perusahaan dapat menghasilkan barang dengan model yang berbeda-beda yang dapat
dipasarkan dengan program pemasaran lainnya. 4. Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai dan menafsirkan
keinginan, sifat, serta tingkah laku konsumen. 5. Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah menitikberatkan
mutu yang tinggi, harga atau model yang baik. b. Kegiatan pemasaran yang terpadu
Kegiatan pemasaran terpadu berarti bahwa semua bagian yang ada dalam perusahaan harus terkoordinasi untuk memberikan kepuasan konsumen, sehingga
tujuan perusahaan dapat tercapai. Selain itu juga harus terdapat penyesuaian dan koordinasi antara produk, harga, saluran distribusi dan promosi untuk menciptakan
hubungan pertukaran yang kuat dengan konsumen. Dengan arti bahwa harga jual harus sesuai dengan kualitas produk, promosi harus sesuai dengan saluran distribusi dan
usaha-usaha ini perlu juga dikoordinasi dengan waktu dan tempat c. Kepuasan konsumen dan tujuan perusahaan jangka panjang
Faktor yang akan menentukan apakah perusahaan dalam jangka panjang akan mendapatkan laba, ialah banyak sedikitnya kepuasan konsumen yang dapat dipenuhi.
Ini tidaklah berati bahwa perusahaan harus berusaha memaksimalkan kepuasan konsumen, tetapi perusahaan harus mendapatkan laba dengan cara memberikan
kepuasan konsumen.
2.1.2 Pemasaran jasa
Jasa sering dipandang sebagai fenomena yang rumit. Kata jasa service itu sendiri mempunyai banyak arti, mulai dari pelayanan pribadi personal service sampai
jasa sebagai suatu produk. Sejauh ini sudah banyak pakar pemasaran jasa yang berusaha mendefinisikan pengertian jasa Lupiyoadi, 2006:5.
Selanjutnya, Zehaml dan Bitner dalam Lupiyoadi, 2006:6 memberikan batasan tentang jasa bahwa pada dasarnya jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang
hasilnya bukan berbentuk produk fisik atau konstruksi, yang umumnya dihasilkan dan
7
7 dikonsumsi secara bersamaan serta memberikan nilai tambah misalnya kenyamanan,
hiburan, kesenangan, atau kesehatan konsumen. Tidak jauh berbeda dengan dengan definisi Kotler dalam Lupiyoadi, 2006:6
mendefinisikan jasa sebagai setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan
apapun. Produki jasa bisa berkaitan dengan produk fisik atau sebaliknya. Pemasaran jasa merupakan penggabungan dari sistem operasi dan sistem
penyajian jasa dengan media yang dipakai untuk mengkomunikasikan jasa kepada konsumen. Produk yang dihasilkan di bidang jasa sangat berbeda dengan produk dalam
bentuk fisik, sehingga pemasaran jasa akan menghadapi tantangan yang berhubungan dengan pemahaman mengenai keinginan dan harapan konsumen terhadap jasa yang
ditawarkan, menawarkan jasa yang tidak nyata menjadi nyata, dan memenuhi janji kepada pelanggan. Groonroos dalam Dimyati, 2008:22 menyatakan bahwa “Pemasaran
jasa tidak hanya membutuhkan pemasaran eksternal tetapi juga pemasaran internal dan pemasaran interaktif”. Pemasaran eksternal menggambarkan pekerjaan normal yang
dilakukan oleh perusahaan untuk menyiapkan, memberi harga, mendistribusikan, dan mempromosikan jasa itu kepada konsumen. Pemasaran internal menjelaskan pekerjaan
yang dilakukan oleh perusahaan untuk melatih dan memotivasi pegawainya untuk melayani pelanggan dengan baik. Pemasaran interaktif menggambarkan keahlian
pegawai dalam melayani klien” Berdasarkan definisi diatas, tampak bahwa didalam jasa ada aspek interaksi antara
pihak nasabah dan pemberi jasa, meskipun pihak-pihak yang terlibat tidak selalu menyadari jasa bukan barang, melainkan adalah suatu proses atau aktivitas dan aktivitas-
aktivitas tersebut tidak berwujud, dari beberapa definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pemasaran jasa adalah aktivitas, manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk
dijual.
2.1.3 Bauran Pemasaran Jasa