Pengertian Perencanaan Produksi Manajemen Produksi

13 tenaga kerja, bahan baku, mesin dan peralatan lainnya. Perencanaan produksi menuntut penaksir atas permintaan produk atau jasa yang diharapkan akan disediakan perusahaan di masa yang akan datang. Dengan demikian, peramalan merupakan bagian integral dari perencanaan produksi. Buffa dan Sarin, 1996. Menurut Handoko 1999:234, perencanaan produksi dimulai dengan melakukan peramalan-peramalan forecast untuk mengetahui terlebih dahulu apa dan berapa yang perlu diproduksikan pada waktu yang akan datang. Perencanaan bersangkutan dengan cara kapasitas organisasi yang digunakan untuk memberikan tanggapan terhadap permintaan yang diperkirakan. Perencanaan produksi secara umum meliputi beberapa fungsi penting sebagai berikut: a. Menterjemahkan dan merinci rencana-rencana agregat menjadi produk-produk akhir tertentu spesifik. b. Mengevaluasi skedul-skedul alternatif. c. Memerinci dan menentukan kebutuhan-kebutuhan material. d. Merinci dan menentukan kebutuhan-kebutuhan kapasitas. e. Memudahkan pemrosesan informasi. f. Menjaga validitas prioritas-prioritas. g. Menggunakan kapasitas secara efektif. Tampubolon 2004:157 menjelaskan bahwa perencanaan didasarkan pada rancangan yang dititikberatkan untuk mendapatkan kapasitas output yang diinginkan dengan urutan tugas yang lancar dengan mempertimbangkan pekerjaan mana yang harus didahulukan, serta melakukan efisiensi output tanpa menggunakan sumber output yang tidak perlu. 14 Menurut Simbolon 2004:39, suatu rencana ditujukan ke masa yang akan datang. Beberapa hal yang penting untuk diingat dalam hubungannya dengan proses perencanaan adalah sebagai berikut. a. Dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan, sumber-sumber yang tersedia, atau mungkin tersedia selalu terbatas sedangkan tujuan yang hendak dicapai tidak pernah terbatas. b. Suatu organisasi harus selalu memperhatikan kondisi-kondisi serta situasi dalam masyarakat, baik yang bersifat positif, negatif, dan yang menghalangi kelancaran pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang diperlukan. c. Organisasi tidak dapat melepaskan diri dari beberapa jenis pertanggungjawaban. Pimpinan organisasi bertanggung jawab pada bawahannya. Pimpinan organisasi bertanggungjawab pada “langganannya”. Pimpinan juga bertanggungjawab kepada masyarakat luas. Setiap organisasi modern, apapun bentuknya, apapun tugasnya, dan siapa pun pemiliknya merupakan organisasi social. d. Manusia yang menjadi anggota organisasi dihadapkan kepada keterbatasan, baik fisik, mental, dan biologis. Karena itu harus selalu diusahakan terciptanya suatu iklim kerja sama yang baik. Dengan demikian, manusia sebagai unsur pelaksana rencana dapat diajak untuk berbuat lebih banyak. 15 Adapun tujuan perencanaan produksi adalah sebagai berikut Rosnani, 2007:70. 1. Sebagai langkah awal menentukan aktivitas produksi yaitu sebagai referensi perencanaan lebih rinci. 2. Sebagai masukan rencana sumber daya sehingga perencanaan sumber daya dapat dikembangkan untuk mendukung perencanaan produksi. 3. Stabilitas produksi dan tenaga kerja terhadap fluktuasi permintaan.

2.2.2. Penyusunan Perencanaan Produksi

Adisaputro dan Anggrini 2007:166 menjelaskan bahwa dalam penyusunan rencana produksi, diperlukan keputusan-keputusan meliputi: 1 Jumlah kebutuhan produksi selama periode budget. 2 Kebijakan-kebijakan mengenai tingkat produk jadi, produk dalam proses dan biaya penyimpanan persediaan. 3 Kebijakan-kebijakan kapasitas pabrik, misalnya tentang tingkat produksi yang diijinkan selama periode budget. 4 Tersedianya fasilitas pabrik terutama untuk kepentingan pengurangan atau penambahan kapasitas pabrik. 5 Tersedianya bahan baku, pembelian , dan tenaga kerja. 6 Dampak lama proses produksi. 7 Jumlah produksi yang ekonomis. 8 Karakteristik proses produksi 16 Pendekatan yang digunakan untuk membuat rencana produksi bergantung besarnya dan karakteristik dari proses produksinya. Terdapat tiga pendekatan yang dapat dilakukan, yaitu: 1 Mengutamakan stabilitas produksi, yaitu keputusan perusahaan untuk meningkatkan efisiensi produksi yang biasanya ditingkatkan melalui volume produksi yang relatif stabil. Konsekuensi dari kebijakan ini adalah tingkat persediaan dibiarkan berfluktuasi mengambang untuk menyamaratakan besarnya produksi dan menyesuaikan pola penjualan musiman. 2 Pola produksi gelombang yaitu, kebijakan yang mengutamakan pengendalian tingkat persediaan yakni kebijakan yang mengutamakan tingkat persediaan yang stabil sehingga dari stabilitas persediaan ini menjadikan tingkat produksi berfluktasi langsung terhadap pola penjualan musiman. 3 Pola produksi moderat yaitu dimana tingkat produksi dan tingkat persediaan sama-sama berubah pada batas-batas tertentu. Adisaputro dan Anggarini, 2007:168 Suatu rencana yang baik menurut Simbolon 2004:43 harus bersifat rasional, lentur, dan kontinyu. a. Rasional Perencanaan harus bersifat rasional, artinya harus dibuat berdasarkan pemikiran-pemikiran dan perhitungan secara masak. Jadi bukan hasil khayalan semata-mata sehingga dapat dibahas secara logis.