Penyusunan Perencanaan Produksi Manajemen Produksi

16 Pendekatan yang digunakan untuk membuat rencana produksi bergantung besarnya dan karakteristik dari proses produksinya. Terdapat tiga pendekatan yang dapat dilakukan, yaitu: 1 Mengutamakan stabilitas produksi, yaitu keputusan perusahaan untuk meningkatkan efisiensi produksi yang biasanya ditingkatkan melalui volume produksi yang relatif stabil. Konsekuensi dari kebijakan ini adalah tingkat persediaan dibiarkan berfluktuasi mengambang untuk menyamaratakan besarnya produksi dan menyesuaikan pola penjualan musiman. 2 Pola produksi gelombang yaitu, kebijakan yang mengutamakan pengendalian tingkat persediaan yakni kebijakan yang mengutamakan tingkat persediaan yang stabil sehingga dari stabilitas persediaan ini menjadikan tingkat produksi berfluktasi langsung terhadap pola penjualan musiman. 3 Pola produksi moderat yaitu dimana tingkat produksi dan tingkat persediaan sama-sama berubah pada batas-batas tertentu. Adisaputro dan Anggarini, 2007:168 Suatu rencana yang baik menurut Simbolon 2004:43 harus bersifat rasional, lentur, dan kontinyu. a. Rasional Perencanaan harus bersifat rasional, artinya harus dibuat berdasarkan pemikiran-pemikiran dan perhitungan secara masak. Jadi bukan hasil khayalan semata-mata sehingga dapat dibahas secara logis. 17 b. Lentur Perencanaan harus bersifat lentur, artinya luwes, dimana pun dan dalam keadaan bagaimana pun serta bilamana pun perencanaan itu dapat cocok, dan dapat mengikuti serta dapat dilaksanakan. Jadi, dapat diterapkan pada tempat, waktu, dan keadaan bagaimana pun juga. c. Kontinyu Perencanaan harus bersifat kontinyu atau terus-menerus. Ini berarti bahwa perencanaan harus terus menerus dibuat. Janganlah membuat perencanaan sekali saja untuk selama-lamanya.

2.3. Pengertian Peramalan

Peramalan merupakan suatu usaha untuk meramalkan keadaan di masa mendatang melalui pengujian di masa lalu. Esensi peramalan adalah perkiraan peristiwa-peristiwa di waktu yang akan datang atas dasar pola-pola di waktu yang lalu, dan penggunaan kebijakan terhadap proyeksi-proyeksi dengan pola-pola di waktu yang lalu Prasetya dan Lukiastuti, 2009:43. Sementara Tampubolon 2004:40 menjelaskan bahwa peramalan forecasting merupakan penggunaan data untuk menguraikan kejadian yang akan datang di dalam menentukan sasaran yang dikehendaki, sedangkan prediksi prediction adalah estimasi sasaran yang akan datang dengan tingkat kemungkinan terjadi besar serta dapat diterima. Menurut Prasetya dan Lukiastuti 2009:44, peramalan permintaan adalah proyeksi permintaan untuk produklayanan suatu perusahaan yang mengendalikan produksi, kapasitas serta sistem penjadwalan dan menjadi input bagi perencanaan keuangan, pemasaran, dan sumber daya manusia. Peramalan permintaan akan 18 meramalkan penjualan suatu perusahaan pada setiap periode dalam horizon waktu. Buffa 2005:57 menjelaskan bahwa fungsi peramalan permintaan mempunyai manfaat manajerial yang luas, baik dalam organisasi nirlaba maupun non laba. Agar dapat berguna bagi perencanaan dan pengendalian operasi, data ramalan permintaan harus tersedia dalam bentuk yang dapat diterjemahkan ke dalam permintaan akan material, permintaan akan waktu pada kelompok peralatan tertentu, dan permintaan akan keahlian tenaga kerja tertentu. Peramalan permintaan produk di waktu mendatang dan bagian-bagiannya adalah sangat penting dalam perencanaan dan pengawasan produksi. Peramalan yang baik adalah esensial untuk efisiensi operasi-operasi manufaktur dan produksi jasa. Manajemen produksi menggunakan hasil peramalan dalam pembuatan keputusan-keputusan yang menyangkut pemilihan proses, perencanaan kapasitas, dan layout fasilitas, serta untuk berbagai keputusan yang bersifat terus menerus berkenaan dengan perencanaan, scheduling, dan persediaan. Hasil-hasil peramalan akan salah bila data-data historik yang dimasukkan dalam model adalah tidak tepat, tidak benar, atau tidak dalam bentuk yang sesuai. Jadi, analisis harus mengenal sumber-sumber dan penggunaan-penggunaan berbagai macam data. Analisis harus berusaha mendapatkan data yang akurat, tepat dan relevan Handoko, 2000:255. Arsyad dalam Kurniawati 2009 menjelaskan bahwa dalam memilih suatu metode peramalan, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan. Derajat kerincian harus diperhatikan karena memerlukan pertimbangan yang cermat dalam memilih