Kapasitas Produksi Optimum Perencanaan Produksi Sayuran Hidroponik Parung Farm, di Unit

81 Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh dalam penyelesaian Linier Programming adalah: 1. Perumusan fungsi tujuan Merumuskan fungsi tujuan adalah langkah pertama dari analisis Linier Programming, yang mencerminkan tujuan perusahaan yang ingin dicapai yang tidak lain adalah memaksimalkan laba dari penjualan produk yang dihasilkan. Sebelum merumuskan rumusan kombinasi produk, diperlukan parameter dari masing-masing variabel keputusan ditunjukkan dengan nilai kontribusi marjin per unit dari tiap jenis produk. Kontribusi margin per unit merupakan selisih harga jual per unit dikurangi dengan biaya variabel per unit produk. Dengan demikian untuk mencari kontribusi marjin per unit produk diperlukan data harga jual produk dan biaya-biaya variabel dari tiap jenis produk. Tabel 22. Kontribusi Margin dari tiap Produk Keterangan Bayam Kangkung Benih 197 188 Nutrisi 2.155 1.481 Rockwool 569 Sewa Lahan 379 261 Listrik 531 365 Tenaga Kerja 1.161 798 Plastik Kemas 600 600 Biaya penyusutan 448 227 Total Biaya Produksi 6.040 3.920 Harga Jualunit 9.500 9.500 Kontribusi Marginunit 3.460 5.580 Parung Farm unit Parung memproduksi dua jenis produk sayuran dataran rendah yaitu bayam dan kangkung hidroponik. Harga jual kedua produk tersebut adalah sama yaitu Rp 9.500unitpack. Berdasarkan perhitungan biaya produksi 82 per unit yang terdapat pada Tabel 22, kontribusi margin dari produk bayam adalah Rp 3.460,- dan untuk produk kangkung Rp 5.580,- Jadi fungsi tujuan dapat dirumuskan sebagai berikut: Maksimumkan Z = 3.460 X1 + 5.580 X2 Dimana, Z = Total Kontribusi margin XI = Produk Bayam Hidroponik X2 = Produk Kangkung Hidroponik 2. Perumusan Fungsi Batasan Perusahaan dalam memproduksi barang-barang akan menghadapi berbagai kendala. Hal itu disebabkan adanya keterbatasan sumber daya yang dimiliki perusahaan maupun kemampuan pasar dalam menyerap hasil produksi. a. Keterbatasan sumber daya Sumber daya yang memiliki keterbatasan dalam menghasilkan produk bayam dan kangkung adalah benih sayuran, nutrisipupuk dan lahan. Tabel 23 menyajikan data sumber daya yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit produk dengan ukuran berat sebesar 250 grampack. Tabel 23 . Sumber Daya yang dipakai untuk Produksi per Unit Sumber daya Bayam X1 Kangkung X2 Kapasitas Satuan Benih Bayam 0,2 2.000 gram Benih Kangkung 5 40.000 gram Pupuk Nutrisi 25 5 435.000 liter Lahan 0,33 0,125 1.808 m 2 Tabel 23 menunjukkan bahwa setiap unit produk bayam dihasilkan dari benih sebanyak 0,2 gram, pupuk sebanyak 25 liter dari mulai tanam sampai panen, dan lahan seluas 0,33 m 2 . Sedangkan untuk menghasilkan satu unit produk 83 kangkung membutuhkan benih sebanyak 5 gram, pupuk sebanyak 5 liter dari mulai tanam sampai panen, dan lahan seluas 0,125 m 2 . b. Batasan permintaan pasar Dalam pengambilan keputusan volume produksi, pimpinan kebun terlebih dahulu melihat jumlah pesanan yang diterima hari sebelumnya. Sehingga dapat disimpulkan batasan permintaan pasar sangat berpengaruh terhadap kapasitas produksi. Perusahaan pun harus meramalkan permintaan pasar sebelum menentukan luas produksi yang akan dihasilkan, karena tidak selamanya seluruh hasil produksi mampu diserap pasar. Hasil peramalan permintaan tahun 2011 terdapat pada Tabel 21. Setelah persamaan fungsi tujuan dan fungsi batasan diperoleh, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis kombinasi produk yang optimal dengan Linier Programming yang dalam hal ini dilakukan dengan bantuan program POM for Windows. Data-data seperti fungsi tujuan, fungsi batasan permintaan pasar, benih, nutrisi, dan luas lahan dimasukkan ke dalam program POM for Windows seperti disajikan pada Tabel 24 . Tabel 24. Input Data Kombinasi Produk Optimum X1 X2 RHS Equation form Maximize 3460 5580 Max 3460X1 + 5580X2 Benih X1 0,2 = 2000 0.2X1= 2000 Benih X2 5 = 40000 5X2 = 40000 Nutrisi X1 25 = 345000 25X1 = 345000 Nutrisi X2 5 = 90000 5X2 = 90000 Lahan X1 0,33 = 1120 0.33X1 = 1120 Lahan X2 0,125 = 688 0.125X2 = 688 Demand X1 1 = 3961 X1 = 3961 Demand X2 0 1 = 3838 X2 = 3838 84 Pengolahan data tersebut akan menghasilkan kombinasi produk optimal dari masing-masing produk untuk tiap periode produksinya. Mengenai rincian dari kombinasi optimal setiap periodenya tertera pada Lampiran. Berdasarkan hasil yang diperoleh, mengenai penggunaan faktor produksi dan batasan permintaan sebagai kendala maka diperoleh jumlah produksi yang optimal untuk memaksimalkan keuntungan. Hasil kombinasi yang diperoleh tertera pada Tabel 25. Tabel 25.Keuntungan Optimal Tahun 2011 Bulan Bayam Kangkung Keuntungan Januari 3.393 3.838 33.159.070 Februari 3.393 3.838 33.159.070 Maret 3.393 3.838 33.159.070 April 3.393 3.838 33.159.070 Mei 3.393 3.838 33.159.070 Juni 3.393 3.839 33.164.650 Juli 3.393 3.839 33.164.650 Agustus 3.393 3.839 33.164.650 September 3.393 3.839 33.164.650 Oktober 3.393 3.839 33.164.650 Nopember 3.393 3.839 33.164.650 Desember 3.393 3.840 33.170.230 TOTAL 40.716 46.064 397.953.480 Rata-rata 3393 3839 33.162.790 Berdasarkan Tabel 25, keuntungan dari kombinasi penjualan bayam dan kangkung secara total pada tahun 2010 adalah Rp 397.953.480,- dengan rata-rata per bulan adalah Rp 33.162.790,-. Kombinasi penjualan tersebut adalah rata-rata sebesar 3.393 pack bayam dalam sebulan dan 3.839 pack kangkung per bulan. Sedangkan ketika batasan permintaan tidak menjadi kendala atau dengan kata lain permintaan pasar dapat dibuka seluasnya tanpa ada batasan tertentu, maka keuntungan optimal dari kombinasi produk bayam dan kangkung menjadi 85 berbeda. Pada Tabel 26 dapat dilihat jumlah besaran jumlah produksi optimal dan keuntungan yang akan didapat apabila batasan permintaan tidak menjadi kendala. Tabel 26. Jumlah Produksi Optimal dan Keuntungan Total Keterangan Bayam Kangkung Jumlah Produksi Optimal pack 3.393 5.504 Keuntungan total Rp 42.455.350 Tabel 26 menunjukkan bahwa jumlah produksi optimum bayam sama dengan saran nilai optimum ketika permintaan menjadi kendala. Hal tersebut berarti jika permintaan pasar terpenuhi maka akan didapat keuntungan yang lebih besar karena permintaan pasar berada di atas nilai optimum yang disarankan. Hal yang berbeda terjadi pada produk bayam, yaitu pada Tabel 26 menunjukkan bahwa jumlah produksi kangkung yang optimal ketika tidak ada batasan dalam permintaan pasar adalah berjumlah 5.504 pack. Jumlah produksi tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan permintaan pasar yang kurang dari 4.000 pack. Hal tersebut wajar terjadi, karena memang dari segi kontribusi margin produksi kangkung jauh lebih menguntungkan, namun permintaan pasar sangat mengendalikan jumlah produksi. Jika permintaan pasar dibuka atau berarti perusahaan melebarkan saluran distribusinya terutama dalam memasarkan produk kangkung, maka dilihat dari keuntungan total pada Tabel 26 kondisi tersebut akan dapat menghasilkan pendapatan sebesar Rp. 42.455.350,- Namun, dengan catatan bahwa jumlah produksi optimal yang disarankan pada tabel 26 harus sesuai dan dapat diserap pasar seluruhnya. Jika tidak, maka perusahaan akan mengalami kerugian akibat tidak terserapkan produk di pasar. 86 5.2.3. Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi Perhitungan kombinasi produk menggunakan linier programming, menunjukkan bahwa ada kelebihan kapasitas dari faktor produksi benih, nutrisi, dan lahan yang terjadi pada produksi bayam dan kangkung hidroponik. Kelebihan kapasitas tersebut ditunjukkan dari nilai slacksurplus yang positif. Pada Tabel 27 disajikan mengenai kelebihan kapasitas yang terjadi. Tabel 27. Kelebihan Kapasitas dari Penggunaan Faktor Produksi Variable Value Reduced Cost Original Val Lower Bound Upper Bound X1 3393 3460 0,0002 Infinity X2 5504 5580 Infinity Constraint Dual Val Slack Original Val Lower Bound Upper Bound Benih X1 1321 2000 678,7 Infinity Benih X2 12480 40000 27520 Infinity Nutrisi X1 260151 345000 84848 Infinity Nutrisi X2 62480 90000 27520 Infinity Lahan X1 10484 1120 3300,0 Lahan X2 44640 688 1000 Demand X1 0 Infinity Demand X2 0 Infinity Nilai slack yang tertera pada Tabel 27 merupakan nilai kelebihan yang terjadi, sementara kapasitas yang habis terpakai maka nilai slack akan menunjukkan angka 0. Penggunaan sebenarnya dari faktor produksi tersebut ditunjukkan pada angka di kolom lower bound. Angka yang tertera di kolom lower bound adalah besaran nilai yang terpakai. Atas dasar kelebihan yang terjadi pada penggunaan faktor produksi, maka perhitungan dilakukan untuk mendapatkan efisiensi penggunaan faktor produksi tersebut. Faktor produksi yang pertama adalah benih. Kapasitas yang terlalu besar membuat benih yang tidak terpakai cukup banyak. Seperti yang tertera pada Tabel 87 7, nilai slack untuk benih X1 benih bayam adalah 1.321 gram yang artinya benih yang tidak terpakai secara optimal sebanyak 1.321 gram. Benih yang dibutuhkan untuk produksi bayam adalah 678 gram atau tidak lebih dari setengah kapasitas benih bayam yang tersedia. Hal tersebut membuat biaya pembelian benih menjadi lebih besar dan berimbas pada akumulasi biaya produksi untuk bayam. Sama seperti komoditi bayam, yaitu penggunaan benih kangkung juga mengalami kelebihan sebanyak 12.480 gram dari jumlah kapasitas tersedia yang berjumlah 40.000 gram. Benih yang terpakai secara optimum adalah sebesar 27.520 gram dalam memproduksi kangkung selama satu bulan per periode produksi. Penggunaan faktor produksi berikutnya adalah penggunaan nutrisi. ketersediaan larutan nutrisi sangat besar dibanding yang diserap oleh tanaman, sehingga terjadi pemborosan. Apalagi untuk pembelian nutrisi tidak sedikit jumlah biaya yang dikeluarkan biaya pembelian nutrisi tertera pada Lampiran. Pada Tabel 27 disajikan bahwa untuk memproduksi bayam, jumlah penggunaan nutrisi yang dibutuhkan adalah sebanyak 84.848 liter. Jumlah tersebut sangat berbeda jauh dengan kapasitas tersedia. Sama halnya dengan memproduksi kangkung, kapasitas nutrisi tersedia adalah 90.000 liter, namun yang terpakai hanya 19.190 liter. Perhitungan penggunaan faktor produksi berikutnya adalah penggunaan lahan. Berdasarkan Tabel 27, untuk penggunaan lahan bayam nilai slack adalah 0. Hal tersebut berarti semua lahan untuk bayam telah terpakai dengan optimum. Namun, pada kolom upper bound pada penggunaan lahan bayam menunjukkan angka 1307 yang berarti dapat ditambahkan luas lahan sebanyak 1.307 meter. 88 Sementara pada penggunaan lahan kangkung, nilai slack pada Tabel 27 menunjukkan 208, 25 yang berarti masih ada lahan tersisa seluas 208 meter dimana lahan tersebut belum terpakai optimum. Berdasarkan perhitungan tersebut, maka efisiensi penggunaan faktor produksi dilakukan berdasarkan nilai yang tertera pada kolom lower bound. Nilai yang tercantum pada kolom lower bound akan dibulatkan ke atas dengan nilai lebih tinggi untuk digunakan sebagai persediaan pengaman dan memudahkan perhitungan biaya produksi . Efisiensi penggunaan faktor produksi bagi produksi bayam dan kangkung dalam satu periode tanam tertera pada Tabel 28. Tabel 28. Perhitungan Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi Jenis Faktor Produksi Komoditi Satuan Bayam Kangkung Benih 750 20.000 gram Nutrisi 90.000 25.000 liter Lahan 1.120 688 meter Berdasarkan Tabel 28, penggunaan lahan dibuat sama dengan kapasitas yang tersedia sebelumnya karena penggunaan lahan bayam telah efektif terpakai dan lahan kangkung tidak terlalu banyak mengalami kelebihan. Oleh karena hal tersebut penggunaan lahan dibuat sama dengan kapasitas awal. Sedangkan untuk penggunaan benih dan nutrisi untuk bayam dan kangkung ditambahkan dengan penambahan yang berfungsi sebagai persediaan pengaman. Setelah mendapatkan kebutuhan sumber daya yang dapat lebih efisien dalam penggunaannya dalam produksi, maka dapat dihitung biaya produksi yang dihasilkan. Biaya lain tidak berubah selain biaya dalam pembelian benih dan nutrisi. Tabel 29 menyajikan biaya produksi dari masing-masing produk per unit. 89 Tabel 29. Biaya Produksi per Unit Produk Keterangan Bayam Rp Kangkung Rp Benih 74 94 Nutrisi 749 215 Rockwool 569 Sewa Lahan 379 261 Listrik 531 365 Tenaga Kerja 1.161 798 Plastik Kemas 600 600 Biaya penyusutan 448 227 Total Biaya 4.511 2.560 Tabel 29 menunjukkan biaya produksi per unit untuk komoditi bayam adalah Rp.4.511,- dan untuk kangkung Rp.2.560,- per unit pack. Perhitungan kemudian dilakukan untuk menghitung pendapatan, dengan terlebih dahulu biaya pengeluaran dan penerimaan yang akan didapat. Besarnya nilai pengeluaran, penerimaan, dan pendapatan dari masing-masing produk secara rinci tertera pada Lampiran. Setelah mengetahui estimasi permintaan pasar, kombinasi produk yang optimal, serta penggunaan faktor produksi yang efisien pada produksi bayam dan kangkung, maka perencanaan produksi untuk sayuran hidroponik Parung Farm adalah seperti yang tertera pada Tabel 30 dan 31. Tabel 30. Rencana Produksi Bulanan Keterangan Produk Bayam Kangkung TOTAL Satuan Forecast 3.964 3.839 7.802 Pack Rencana Produksi 3.939 3.839 7.778 Pack Penerimaan 32.233.500 36.467.333 68.700.833 Rupiah Pengeluaran 17.879.349 9.826.987 27.706.336 Rupiah Keuntungan 14.354.152 26.640.347 40.994.499 Rupiah Penggunaan : Benih 750 20.000 20.750 Gram Nutrisi 90.000 25.000 115.000 Liter Lahan 1.120 688 1.808 m 2 90 Pada Tabel 30, rencana produksi dibuat secara bulanan yaitu untuk komoditi bayam dengan rata-rata permintaan 3.964 packbulan akan mendapatkan penerimaan sebesar Rp. 32.233.500,- dengan pengeluaran sebanyak Rp . 17.879.349,- Sedangkan keuntungan yang akan diperoleh adalah sebesar Rp. 14.354.152,-dengan pemakaian benih sebanyak 750 gram, nutrisi 90.000 liter, dan lahan seluas 1.120 m 2 . Sedangkan untuk komoditi kangkung, rata-rata permintaan 3.839 packbulan akan mendapatkan penerimaan sebesar Rp. 36.467.333,- dengan pengeluaran sebanyak Rp . 9.826.987,- Sedangkan keuntungan yang akan diperoleh adalah sebesar Rp. 26.640.347,-dengan pemakaian benih sebanyak 20.000 gram, nutrisi 25.000 liter, dan lahan seluas 688 m 2 . Rencana bulanan dapat diturunkan menjadi rencana harian dengan membagi semuanya menjadi per hari. Adapun rencana produksi harian tertera pada Tabel 30. Pada tabel tersebut diuraikan mengenai rata-rata jumlah produksi per hari, biaya produksinya, keuntungan yang diperoleh, serta penggunaan faktor produksi dalam produksi bayam dan kangkung. Tabel 30. Rencana Produksi Harian Keterangan Rata-rata harian Produk Bayam Kangkung TOTAL Satuan Forecast 132 128 260 pack Rencana Produksi 131 128 259 pack Penerimaan 1.074.450 1.215.578 2.290.028 rupiah Pengeluaran 595.978 327.566 923.545 rupiah Keuntungan 478.472 888.012 1.366.483 rupiah Kebutuhan : Benih 25 667 692 gram Nutrisi 3.000 833 3.833 liter Lahan 37 23 60 meter 91 Rencana produksi harian dari komoditi bayam dengan rata-rata permintaan 132 packhari akan mendapatkan penerimaan sebesar Rp 1.074.450,- dengan pengeluaran sebanyak Rp 595.978,-. Sedangkan keuntungan yang akan diperoleh adalah sebesar Rp 478.472,- dengan pemakaian benih sebanyak 25 gram, nutrisi 3.000 liter, dan lahan seluas 37 m 2 . Sedangkan rencana harian untuk komoditi kangkung dengan rata-rata permintaan 128 packhari akan mendapatkan penerimaan sebesar Rp. 1.215.578,- dengan pengeluaran Rp. 327.566,- Keuntungan yang akan diperoleh adalah Rp.888.012,- dengan pemakaian benih sebanyak 667 gram, nutrisi 833 liter, dan lahan seluas 23 m 2 . 92

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

1. Pada operasional produksi sayuran hidroponik Parung Farm di unit Kebun Parung, produksi rata-rata per bulan untuk komoditi bayam adalah 4.001 pack dengan rata-rata penjualan 3.958 packbulan. Biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan dalam menghasilkan satu unit produk adalah Rp. 6.040,- untuk produk bayam, sedangkan untuk produk kangkung adalah Rp. 3.920,- Rata-rata pendapatan total produk bayam kangkung per bulan adalah Rp. 34.700.565,- Sumber daya faktor produksi yang tersedia untuk memproduksi bayam yaitu benih sebanyak 2.000 gram, nutrisi 345.000 liter, dan lahan seluas 1.120 m 2 . Sedangkan untuk produksi kangkung, anggaran pemakaian benih adalah sebanyak 40.000 gram, nutrisi 90.000 liter, dan lahan seluas 688 m 2 . 2. Perencanaan Produksi dibuat menggunakan kombinasi produksi optimum dimana produk bayam disarankan sebanyak 3.939 pack dan produk kangkung 3.839 pack sehingga menghasilkan keuntungan total Rp.40.994.499,- Perencanaan memakai biaya produksi lebih rendah, yaitu Rp. 4.511,- per unit produk bayam dan Rp. 2560,- per unit untuk produk kangkung. Alokasi penggunaan benih dan nutrisi dikurangi dengan tanpa mengubah kebutuhan efektif pada tanaman, hal tersebut dikarenakan penggunaan faktor produksi yang dilakukan dalam operasional produksi perusahaan menunjukkan kelebihan kapasitas. Penggunaan benih dalam 93 produksi bayam disarankan sebanyak 750 gram dan nutrisi sebanyak 90.000 liter. Sedangkan untuk produksi kangkung, pemakaian benih disarankan sebanyak 20.000 gram dan pemakaian nutrisi sebanyak 25.000 liter,

6.2. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran untuk perencanaan produksi komoditi bayam dan kangkung hidroponik di Parung Farm adalah : 1. Melakukan estimasi permintaan secara berkala sehingga dapat memperkirakan jumlah produksi yang aman dalam memenuhi permintaan. 2. Jika ingin memperkecil biaya produksi, kemungkinan dapat dilakukan dengan mengurangi penggunaan bahan baku agar tidak terlalu banyak terjadi pemborosan. Selain itu perlu pengawasan yang lebih baik lagi dalam mengontrol proses produksi agar tidak terjadi pemborosan penggunaan benih dan nutrisi akibat lalainya pengawasan proses produksi.