Peran Kerja Sumber Stres kerja

gaji, dan sebagainya. Di sisi lain kondisi ini dapat meningkatkan kompetensi untuk menampilkan kinerja yang lebih baik.

2. Peran Kerja

Dalam kehidupan sosial biasanya memegang lebih dari satu peran. Dalam kenyataan sehari-hari, tuntutan antara satu peran dengan peran lain sering memiliki kepentingan yang saling bertentangan. Bentuk ketidakmampuan mengisi peran itu antara lain diwujudkan dalam hal ketidakpahaman tentang apa yang harus dilakukan, tingkah laku yang berlebihan dalam menjalankan peran overact, merangkap tugas yang seharusnya diperani orang lain, atau menghindari suatu jenis peran dan lebih menjalankan peran lainnya yang dianggap kurang menguntungkan organisasi perpustakaan. Dalam menjalankan tugas, tidak terlepas dari hubungan dengan sesama rekan, atasan, bawahan, pemakai perpustakaan itu sendiri. Sedangkan ketidakcukupan informasi yang dimiliki untuk dapat melaksanakan tugasnya, atau tidak merealisasi harapan-harapan yang berkaitan dengan peran kerja tertentu, maka ia mengalami ketidakjelasan peran. Menurut Haber dan Runyon, 1984: 157 terdapat dua macam stres, yaitu konflik peran dan ketidakjelasan peran role ambiguity. Hal ini akan dijelaskan sebagai berikut : a. Konflik peran Konflik peran merupakan suatu kondisi dimana lingkungan dipersepsikan terlalu banyak menuntut kemampuan untuk dapat menjalankan perannya dengan baik. Akibatnya, ia mengalami kesulitan atau merasa tidak mungkin untuk memenuhi kewajiban-kewajiban yang terkandung dalam setiap perannya. b. Ketidakjelasan peran role ambiguity Ketidakjelasan peran dapat terjadi bila dalam lingkungan kerjanya kurang mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkah laku yang diharapkan dari peran yang sedang dijalankannya. Akibatnya, ia merasa ragu-ragu dalam mengisi perannya dan diliputi perasaan tidak pasti tentang konsekuensi dari tindakan yang dilakukannya. Hal ini dapat dialami karyawan yang memiliki atasan, dimana faktor komunikasi, seperti informasi yang kurang akurat atau kemampuan pemahaman atas informasi yang terbatas dalam menyelesaikan pekerjaan.

3. Kurangnya Dukungan Sosial