keinginannya dan dimana hasilnya diterima sebagai sesuatu yang tidak pasti tapi penting Robbins, 2001: 563.
3. Faktor Individu Pada dasarnya, faktor yang terkait dalam hal ini muncul dari dalam
keluarga, masalah ekonomi pribadi dan karakteristik pribadi dari keturunan. Hubungan pribadi antara keluarga yang kurang baik akan menimbulkan akibat
pada pekerjaan yang akan dilakukan karena akibat tersebut dapat terbawa dalam pekerjaan seseorang. Sedangkan masalah ekonomi tergantung dari bagaimana
seseorang tersebut dapat menghasilkan penghasilan yang cukup bagi kebutuhan keluarga serta dapat menjalankan keuangan tersebut dengan seperlunya.
Karakteristik pribadi dari keturunan bagi tiap individu yang dapat menimbulkan stress terletak pada watak dasar alami yang dimiliki oleh seseorang tersebut.
Sehingga untuk itu, gejala stres yang timbul pada tiap-tiap pekerjaan harus diatur dengan benar dalam kepribadian seseorang
D. Pengertian Stres Kerja
Setiap hari dalam bekerja, seseorang mungkin melakukan pekerjaan yang penuh keteganggan, menuntut konsentrasi tinggi, berinteraksi dengan atasan dan
bawahan, bermasalah dengan rekan kerja, bermasalah dengan gaji, dan sebagainya. Semua itu dapat menimbulkan stres. Setiap individu mungkin pernah
mengalami stres sehubungan dengan pekerjaannya. Setelah peristiwa itu berlalu, individu yang bersangkutan mungkin melupakannya, tetapi ada juga yang
terpengaruh oleh peristiwa tersebut, baik persepsinya terhadap pekerjaan maupun kesehatan mentalnya.
Kondisi pekerjaan yang menimbulkan pengalaman-pengalaman negatif yang berlangsung lebih lama, dapat menimbulkan masalah-masalah psikologis
yang lebih berat. Walaupun demikian, kondisi-kondisi pekerjaan tadi belum tentu akan menakibatkan ketegangan emosional stres pada setiap individu, karena
muncul atau tidaknya ketegangan tersebut ditentukan oleh bagaimana individu yang bersangkutan menilai dn menganalis kondisi pekerjaan itu. Bila tuntutan
pekerjaan tersebut dinilai atau dikenalinya sebagai hal yang menimbulkan stres. Seseorang mungkin melakukan pekerjaan yang penuh ketegangan,
menuntut konsentarasi tinggi, berinteraksi dengan atasan dan bawahan, bermasalah dengan rekan kerja, bermasalah dengan gaji, dan sebagainya. Semua
itu dapat menimbulkan stres. Stres kerja adalah stres yang dialami seseorang ditempat kerja, atau
dengan kata lain, stres kerja adalah suatu kondisi dimana satu atau beberapa faktor di tempat kerja berinteraksi dengan pekerja sedemikian rupa sehingga menggagu
keseimbangan fisiologik dan psikologik Anoraga, 2006 : 112. Stres yang muncul di lingkungan pekerjaan disebut sebagai stres kerja.
Beberapa pandangan mengenai stres kerja di bawah ini lebih menekan pada persepsi individu yang memiliki dampak yang cukup penting bagi keseimbangan
dalam kehidupan kerja. “Work stress is a dynamic condition in which an individual is confronted
with an opportunity, constraint, or demand related to what he or she desires and for which the outcome is perceived to both uncertain and
important.” Robbins, 1993 : 661
“...both to employee’s strain or reactions to the work environment and to job stress or elements of the environment itself”. Beehr et al.,1992 : 623
Berdasarkan definisi di atas, stres kerja dapat diartikan sebagai sumber atau stres kerja yang menyebabkan reaksi individu berupa reaksi fisiologis, psikologis,
dan perilaku. Seperti yang telah diungkapkan di atas, lingkungan pekerjaan berpotensi sebagai stres kerja. Stres kerja merupakan segala kondisi pekerjaan
yang dipersepsikan karyawan sebagai suatu tuntutan dan dapat menimbulkan stres kerja.
Stres kerja merupakan keseluruhan faktor dari lingkungan pekerjaan yang menuntut reaksi penyesuaian diri, berpotensi menimbulkan tekanan dan
mempengaruhi keseimbangan hidup individu. Faktor-faktor dalam lingkungan pekerjaan mencakup faktor manusia dan lingkungan. Kedua faktor ini berpotensi
menjadi stres kerja karena individu dapat memandangnya sebagai tantangan atau ancaman dalam menghadapi situasi yang melibatkan kedua faktor tersebut.
Adapun yang membuat individu merasa tertantang atau terancam adalah ia memiliki harapan untuk berhasil di lingkungannya.
Sementara itu faktor-faktor dalam lingkungan pekerjaan bisa berupa tuntutan atasan, tekanan atasan, beban kerja, kondisi ruang kerja dan sebagainya,
seperti : a. Pengalaman kerja
Semakin lama pengalaman kerja seseorang, semakin besar kemungkinannya untuk tidak mengalami stres kerja. Hal ini dikarenakan
karyawan tersebut memiliki kemampuan yang semakin memadai untuk mengatasi stres yang dialaminya.
b. Usia karyawan Semakin tua usia karyawan, semakin baik caranya dalam
mengatasi stres kerjanya. Hal ini disebabkan pengalaman-pengalamannya dalam menghadapi situasi di tempat kerja yang penuh stres. Sementara itu
semakin muda karyawan, karyawan semakin cenderung kurang dapat mengatasinya secara efektif karena masih membutuhkan banyak waktu
untuk beradaptasi dengan lingkungan pekerjaannya.
E. Sumber Stres kerja