Prosedur Penelitian METODOLOGI PENELITIAN

• Sampel diukur 5mm ke arah distal dari mesiobuccal developmental groove dengan kaliper digital dan diberi tanda dengan pensil, kemudian bagian distal sampel yang berlebihan dipotong dengan bur disk. Gambar 19. Gambar 19. Pemotongan bagian distal sampel yang berlebihan dok. • Sepertiga oklusal sampel dipotong dengan bur disk. Kemudian ukur sampel ke arah servikal sebanyak 5mm dengan kaliper digital lalu ditandai. Bagian servikal yang berlebihan dipotong dengan bur disk. Gambar 20. Gambar 20. Pemotongan bagian servikal sampel yang berlebihan dok. • Ukur dari pemukaan bukal ke arah palatal sebanyak 4mm dengan kaliper digital lalu dipotong bagian palatal sampel yang berlebihan dengan bur disk. Gambar 21 Gambar 21. Pemotongan bagian palatal gigi yang berlebihan dok. • Balok gigi berukuran 5x5x4 mm dihasilkan seperti di gambar 22. Gambar 22. Spesimen gigi dengan ukuran 5x5x4mm dok. iii. Penanaman sampel pada resin akrilik • Liquid dan pengeras resin epoksi yang secukupnya diaduk homogen. • Resin epoksi dimasukkan ke dalam tabung spuit 5ml yang telah dipotong dengan ketinggian 1cm. • Speseimen gigi dikeluarkan dari larutan normal saline dan dikeringkan dengan tisu. • Seluruh spesimen ditanam dalam resin, kecuali permukaan bukal sampel Gambar 23. • Ratakan permukaan bukal spesimen dengan menggunakan kertas karbide silicon 600 grit dan 1200 grit yang basah. 5mm 5mm 4mm Spesimen gigi Resin epoksi Gambar 23. Spesimen yang telah ditanam dalam resin akrilik dok. • Spesimen diberi kode K01 sampai K20. iv. Pencatatan warna gigi • Warna gigi dievaluasi di bawah cahaya matahari berdasarkan VITA Bleachedguide 3D-Master dengan berlatarbelakangkan kertas hitam. Gambar 24 • Observasi warna gigi dilakukan oleh tiga pengamat. Apabila dua atau lebih pengamat mendapat hasil yang sama, maka warna tersebut dicatat sebagai warna gigi baseline. Gambar 24. Evaluasi warna gigi dengan VITA Bleachedguide 3D- Master dok. • Warna gigi kemudian diberi skor berdasarkan urutan shade guide. v. Pengukuran kecerahan sampel baseline Spesimen gigi Bleached- guide • Spesimen diukur kecerahannya L dengan menggunakan spektrofotometer. • Nilai L didapat dari display screen pada spektrofotometer Gambar 25. • Ukuran warna diambil sebanyak 3 kali, kemudian dihitung rata-rata nilai untuk skala L. vi. Pengukuran kekerasan enamel baseline HV • Spesimen diletakkan di meja sampel alat penguji kekerasan Vicker’s. Gambar 26 • Spesimen diberi beban 200g selama 15 detik. 44 • 3 indentasi dibuat pada permukaan bukal spesimen. Gambar 27 • Rerata nilai kekerasan HV untuk setiap spesimen dihitung. Gambar 25. Nilai L yang terpapar pada display screen spektrofotometer warna dok. Gambar 27. Tiga indentasi yang dibuat pada permukaan bukal spesimen dok. vii. Pengaplikasian bahan bleaching Cara pengaplikasian bahan bleaching dilakukan berdasarkan instruksi pabrik. • Aplikasi bahan bleaching - Aplikasikan bahan bleaching sebanyak 0.1ml pada permukaan bukal spesimen dengan menggunakan spuit dan ratakan dengan microbrush. Gambar 28 dan gambar 29 Gambar 26. Alat uji kekerasan Vickers dok. - Bahan bleaching dibiarkan pada permukaan sampel selama 60 menit. • Setelah 60 menit, spesimen dicuci dengan menggunakan air mengalir selama 10 detik dan disimpan dalam larutan NaCl sehingga aplikasi bleaching yang selanjutnya. • Prosedur bleaching diulangi setiap hari pada waktu yang sama selama 7 hari. • Pada aplikasi terakhir, spesimen dicuci dan disimpan dalam larutan NaCl sebelum pengujian kecerahan dan kekerasan. Gambar 28. Pengaplikasian karbamid peroksida 35 sebanyak 0,1ml untuk 1 jam x 7 hari dok. Gambar 29. Karbmid peroksida 35 diratakan dengan mikrobrush dok. viii. Pencatatan warna gigi post-bleaching • Warna gigi dievaluasi di bawah lampu daylight berdasarkan VITA Bleachedguide 3D-Master dengan berlatarbelakangkan kertas hitam. Gambar 30 • Observasi warna gigi dilakukan oleh tiga pengamat. Apabila dua atau lebih pengamat mendapat hasil yang sama, maka warna tersebut dicatat sebagai warna gigi post-bleaching. • Warna gigi kemudian diberi skor berdasarkan urutan kecerahan gigi. Gambar 30. Evaluasi warna gigi dengan VITA Bleachedguide 3D- Master dok. ix. Pengukuran kecerahan sampel post-bleaching • Spesimen penelitian diukur kecerahannya L dengan menggunakan spektrofotometer. Gambar 31 • Nilai L didapat dari display screen pada spektrofotometer. • Ukuran warna diambil sebanyak 3 kali, kemudian dihitung rata-rata nilai untuk skala L. Bleached- guide Spesimen gigi Gambar 31. Pengukuran nilai kecerahan L dengan spektrofotometer warna dok. x. Pengukuran kekerasan enamel post-bleaching HV • Spesimen diletakkan di meja sampel alat penguji kekerasan Vicker’s. • Spesimen diberi beban 200g selama 15 detik. Gambar 32 • 3 indentasi dibuat dengan jarak antara indentasi sebelum bleaching dengan indentasi sesudah bleaching sebanyak 100μm 45 Gambar 33 • Nilai kekerasan HV setiap indentasi dihitung, kemudian dihitung juga rata-rata HV untuk setiap sampel. Gambar 32. Spesimen diberi beban 200g selama 15 detik dok. Gambar 33. Tiga indentasi dibuat pada jarak 100μm dari indentasi sebelum bleaching dok. xi. Pengumpulan data • Skor warna gigi, nilai kecerahan gigi L, dan nilai kekerasan enamel HV sebelum dan sesudah perlakuan dihitung rata-ratanya. • Jumlah perubahan warna gigi berdasarkan shade guide dihitung dengan menggunakan rumus berikut: ∆ warna gigi = skor warna gigi baseline – skor warna gigi post bleaching 5 • Jumlah perubahan nilai kecerahan gigi ∆L dihitung dengan rumus: ∆L = L post-bleaching - L baseline 44 • Jumlah perubahan nilai kekerasan enamel HV dihitung dengan rumus: ∆HV = HV baseline – HV post-bleaching xii. Analisis hasil • Menggunakan Uji T berpasangan untuk membandingkan rata-rata skor warna gigi berdasarkan shade guide sebelum dan sesudah perlakuan. • Menggunakan Uji T berpasangan untuk membandingkan rata-rata nilai kecerahan L sebelum dan sesudah perlakuan. • Menggunakan Uji T berpasangan untuk membandingkan rata-rata nilai kekerasan HV sebelum dan sesudah perlakuan. • Semua analisis Uji T berpasangan dilakukan dengan program SPSS 19.

BAB 4 HASIL PENELITIAN

Sampel yang digunakan oleh peneliti adalah gigi premolar pertama maksila permanen yang dicabut untuk tujuan ortodonti dan dikumpulkan dari praktek dokter gigi swasta di sekitar kota Medan. Jumlah sampel yang digunakan adalah 20 gigi dari pasien yang berusia 16 hingga 25 tahun dan telah memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penurunan score warna gigi, peningkatan nilai kecerahan, dan penurunan nilai kekerasan enamel gigi sebelum dan sesudah dilakukan bleaching dengan karbamid peroksida 35. Semua sampel diukur score warna berdasarkan VITA Bleachedguide, nilai kekerasan dengan metode Vicker’s dan nilai kecerahan dengan spektrofotometer. Data di tabel 1 menunjukkan distribusi frekuensi karakteristik umum sampel penelitian berdasarkan tingkat warna baseline, umur, dan jenis kelamin sampel. Tingkat warna gigi baseline yang tercatat adalah 1M2 5, 1.5M2 10, 2M2 20, 2.5M2 15, 3M2 25, 3.5M2 10, 4M2 5, 4.5M2 5, dan 5M2 5. Sampel gigi yang digunakan pada penelitian ini berasal dari pasien yang berumur 16 tahun hingga 25 tahun dan jumlah sampel bagi setiap kelompok umur berbeda. Untuk umur 16 hingga 20 tahun jumlah sampel adalah sebanyak 11 orang 55, sementara untuk kelompok usia 21 hingga 25 tahun terdapat sebanyak sembilan sampel 45. Dari sejumlah 20 sampel gigi yang digunakan pada penelitian ini, empat sampel berasal dari pasien laki-laki 20, sementara sisanya 16 sampel berasal dari pasien perempuan 80. Tabel 1. Distribusi frekuensi karakteristik umum sampel penelitian berdasarkan tingkat warna baseline, umur, dan jenis kelamin sampel Karakteristik Kelompok Frekuensi N Persentase Warna gigi baseline 1 M 2 1.5 M 2 2 M 2 2.5 M 2 3 M 2 3.5 M 2 4 M 2 4.5 M 2 5 M 2 Total 1 2 4 3 5 2 1 1 1 20 5,0 10,0 20,0 15,0 25,0 10,0 5,0 5,0 5,0 100,0 Umur 16 - 20 tahun 21 - 25tahun Total 11 9 20 55,0 45,0 100,0 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Total 4 16 20 20,0 80,0 100,0

Dokumen yang terkait

Kekasaran Permukaan Resin Komposit Nanofiller Setelah Pengaplikasian Bahan Pemutih Gigi Karbamid Peroksida 10% dan 35%

8 302 65

Perbedaan Kekasaran Permukaan Enamel Gigi Pada Penggunaan Karbamid Peroksida 16% Dan Jus Buah Stroberi (Fragaria x ananassa) sebagai Bahan Pemutih Gigi

7 89 63

Pengaruh Jenis Bahan Office Bleaching Hidrogen Peroksida 35% Dan Karbamid Peroksida 35% Terhadap Kekasaran Permukaan Resin Komposit Nanofil

9 76 80

Perbandingan Aplikasi Buah Delima Putih (Punica granatum Linn.) dan Gel Karbamid Peroksida 10% terhadap Perubahan Warna Enamel Gigi Secara In Vitro.

0 0 20

Perubahan Score Bleachedguide, Nilai Kecerahan Dan Kekerasan Enamel Gigi Sebelum Dan Sesudah Perlakuan Bleaching Dengan Karbamid Peroksida 35%

0 0 16

Perubahan Score Bleachedguide, Nilai Kecerahan Dan Kekerasan Enamel Gigi Sebelum Dan Sesudah Perlakuan Bleaching Dengan Karbamid Peroksida 35%

0 0 5

Perubahan Score Bleachedguide, Nilai Kecerahan Dan Kekerasan Enamel Gigi Sebelum Dan Sesudah Perlakuan Bleaching Dengan Karbamid Peroksida 35%

0 0 35

Perubahan Score Bleachedguide, Nilai Kecerahan Dan Kekerasan Enamel Gigi Sebelum Dan Sesudah Perlakuan Bleaching Dengan Karbamid Peroksida 35%

0 1 6

Pengaruh Aplikasi Bahan Pemutih Gigi Karbamid Peroksida 10 dan Hidrogen Peroksida 6 secara Home Bleaching terhadap Kekerasan Permukaan Email Gigi

0 0 7

PERBEDAAN KEKASARAN PERMUKAAN ENAMEL GIGI PADA PENGGUNAAN KARBAMID PEROKSIDA 16 DENGAN JUS BUAH STROBERI (Fragaria x ananassa) SEBAGAI BAHAN PEMUTIH GIGI

0 0 14