2.4.2 Professional tooth cleaning
Professional tooth cleaning adalah prosedur pembersihan gigi yang dilakukan oleh dokter gigi di praktek. Antara prosedur yang dapat dilakukan adalah polishing
selektif dengan menggunakan bahan abrasif seperti pumice dan rubber cup. Profilaksis rubber cup dengan pasta pumice dapat menyingkirkan stain pada
permukaan gigi dan juga pelikel yang mengandung kromogen yang melekat pada gigi. Selain itu, scalling ultrasonik juga dapat dilakukan untuk menyingkirkan
kalkulus dan debris pada permukaan gigi yang menyebabkan diskolorisasi gigi. Alat skeling ultrasonik menghasilkan getaran berfrekuensi tinggi yaitu 25,000-42,000 Hz.
Getaran ini dapat mengeliminasi kalkulus dan debris dari permukaan enamel dengan lebih efektif.
29
2.4.3 Mikroabrasi
Mikroabrasi adalah suatu prosedur di mana selapis tipis enamel kira-kira 0.1mm disingkirkan dengan teknik erosi dan abrasi secara simultan. Biasanya permukaan
enamel dietsa dengan asam fosfat 35 atau asam hidroklorik 18 dan dipolis dengan pumice dan air sehingga berkilat. Teknik ini hanya diindikasikan untuk kasus
diskolorisasi pada enamel superfisial atau diskolorisasi intrinsik akibat hipomineralisasi dan hipermineralisasi enamel. Diskolorisasi yang parah atau
diskolorisasi pada lapisan dalam enamel dan dentin merupakan kontraindikasi teknik ini.
9,32
2.4.4 Vinir porselen
Vinir porselen merupakan salah satu perawatan diskolorisasi gigi yang diindikasikan untuk kasus diskolorisasi yang lebih parah dan tidak dapat dirawat
dengan pembersihan profilaksis atau teknik mikroabrasi. Sebelum pemasangan vinir porselen, gigi seharusnya dipreparasi terlebih dahulu untuk membuang lapisan luar
enamel sedalam 0,3-0,5mm secara merata. Basis preparasi harus pada bagian enamel karena bonding di enamel lebih kuat daripada dentin. Setelah itu, vinir porselen
disemenkan pada gigi yang dipreparasi dengan hati-hati. Warna porselen yang digunakan harus berwarna opak, dan dalam lapisan setipis mungkin tetapi masih
dapat menutupi daerah yang bermasalah.
33
2.4.5 Bleaching
International Organization for Standardization ISO mendefinisikan bleaching sebagai proses yang dapat menghilangkan diskolorisasi gigi secara intrinsik atau
ekstrinsik melalui penggunaan bahan kimia, dan kadang-kadang dikombinasikan dengan sarana tambahan seperti sinar LED dan pemanasan.
7
Menurut survei yang dilakukan oleh Akarslan et al. 2009, bleaching merupakan perawatan untuk
memperbaiki estetik gigi yang paling diinginkan oleh masyarakat 49 dibanding metode restorasi estetik yang lain.
34
Hal ini mungkin disebabkan oleh pemahaman mereka bahwa bleaching merupakan suatu prosedur untuk merestorasi estetik gigi
yang tidak rumit dan tidak sakit.
35
Perawatan bleaching terbagi menjadi dua, yaitu bleaching vital dan non-vital. Bleaching vital bleaching eksternal merupakan
prosedur pemutihan gigi yang dilakukan pada gigi yang masih vital pada permukaan gigi, manakala bleaching non-vital bleaching internal dilakukan secara intrakoronal
pada gigi yang non-vital dalam kamar pulpa.
2.4.5.1 Bleaching vital
Bleaching vital adalah perawatan pemutihan gigi yang bersifat konservatif. Bleaching ini dilakukan secara eksternal yaitu dilakukan pada permukaan gigi. Secara
umum, terdapat dua teknik dalam melakukan pemutihan gigi secara vital. Salah satunya adalah pemutihan gigi yang dilakukan dokter gigi di praktek atau disebut in-
office bleaching, dan yang kedua adalah home bleaching yaitu perawatan pemutihan gigi yang dilakukan oleh pasien sendiri di rumah tanpa atau dibawah pengawasan
dokter gigi.
4