Tabel 3. Nilai kecerahan L gigi sebelum perlakuan bleaching berdasarkan tingkat warna
No Sebelum bleaching
Tingkat warna N
Nilai kecerahan L Minimum
Maksimum x
̅ ± SD 1
1 M 2 1
81,14 81,14
81,14 ± 0 2
1.5 M 2 2
77,35 77,63
77,49 ± 0,20 3
2 M 2 4
75,93 77,64
76,74 ± 0,80 4
2.5 M 2 3
74,77 75,06
74,91 ± 0,15 5
3 M 2 5
73,13 74,51
73,84 ± 0,51 6
3.5 M 2 2
71,37 72,92
72,15 ± 1,10 7
4 M 2 1
68,27 68,27
68,27 ± 0 8
4.5 M 2 1
66,49 66,49
66,49 ± 0 9
5 M 2 1
65,51 65,51
65,51 ± 0
Tabel 4 menunjukkan rerata nilai kecerahan gigi sesudah bleaching berdasarkan tingkat warna dari 20 sampel gigi yang diteliti. Apabila tingkat warna gigi semakin
tinggi, rerata nilai L semakin rendah, namun masih tergolong dalam skala cerah yaitu L 51-100.
Tabel 4. Nilai kecerahan L gigi sesudah perlakuan bleaching berdasarkan tingkat warna
No Sesudah bleaching
Tingkat warna N
Nilai kecerahan L Minimum
Maksimum x
̅ ± SD 1
1 M 1.5 3
79,37 83,08
80,98 ± 1,90 2
1 M 2 4
77,28 80,46
79,30 ± 1,42 3
1.5 M 2 1
79,09 79,09
79,09 ± 0 4
2 M 2 4
75,71 78,37
76,98 ± 1,09 5
2.5 M 2 5
74,40 76,71
75,27 ± 0,91 6
3.5 M 2 1
70.14 70,14
70,14 ± 0 7
4 M 2 2
67,70 67,76
67,73 ± 0,04
Tabel 5 menunjukkan bahwa setelah perlakuan bleaching dengan karbamid peroksida 35, terjadinya peningkatan nilai kecerahan
∆L yang signifikan sebanyak 2,38
±0,79
∆Lp0,05. Dengan demikian, H ditolak. Hal ini berarti
semua spesimen gigi bertambah cerah sesudah dilakukan bleaching dengan karbamid peroksida 35.
Tabel 5. Rata-rata peningkatan nilai kecerahan L sampel antara sebelum dan sesudah perlakuan bleaching dengan karbamid peroksida 35
No Sebelum bleaching
Sesudah bleaching Peningkatan
nilai kecerahan
gigi ∆L
x ̅ ± SD
Sig. p Tingkat
warna Nilai
kecerahan L
Tingkat warna
Nilai kecerahan
L 1 1 M 2
81.14 1 M 1.5
83.08 1.94
2,38
± 0,79
0.0001 2 1.5 M 2
77.63 1 M 1.5
79.37 1.74
77.35 1 M 1.5
80.50 3.15
3 2 M 2 76.20
1.5 M 2 79.09
2.89 75.93
1 M 2 80.10
4.17 77.17
1 M 2 80.46
3.29 77.64
1 M 2 79.36
1.72 4 2.5 M 2
74.89 2 M 2
77.03 2.14
74.77 1 M 2
77.28 2.51
75.06 2 M 2
78.37 3.31
5 3 M 2 74.51
2 M 2 75.71
1.20 73.13
2.5 M 2 75.39
2.26 74.08
2 M 2 76.80
2.72 73.72
2.5 M 2 75.26
1.54 73.76
2.5 M 2 76.71
2.95 6 3.5 M 2
71.37 2.5 M 2
74.40 3.03
72.92 2.5 M 2
74.61 1.69
7 4 M 2 68.27
3.5 M 2 70.14
1.87 8 4.5 M 2
66.49 4 M 2
67.76 1.27
9 5 M 2 65.51
4 M 2 67.70
2.19 Uji t berpasangan, signifikan p0,05
4.3 Nilai kekerasan gigi sebelum dan sesudah perlakuan bleaching dengan Karbamid Peroksida 35
Tabel 6 menunjukkan terdapat penurunan yang signifikan pada nilai kekerasan Vicker’s setelah perlakuan bleaching dengan karbamid peroksida 35 p0,05.
Rerata penurunan nilai kekerasan dari 20 sampel yang diteliti adalah 29,15
±8,88 HV.
Dengan itu, maka H ditolak. Hal ini berarti nilai kekerasan HV enamel gigi
berkurang sesudah dilakukan bleaching dengan karbamid peroksida 35.
Tabel 6. Rata-rata penurunan nilai kekerasan HV gigi antara sebelum dan sesudah perlakuan bleaching dengan karbamid peroksida 35
Sampel Nilai kekerasan HV
Penurunan nilai kekerasan
∆HV x
̅ ± SD Sig.p
Sebelum bleaching
Sesudah bleaching
K01 305.5
281.4 24.1
29,15
± 8,88
0.0001 K02
309.3 293.3
16.0 K03
289.8 255.9
33.9 K04
301.1 261.8
39.3 K05
303.7 266.3
26.5 K06
302.0 277.2
24.8 K07
267.6 242.4
25.2 K08
299.7 253.1
46.6 K09
245.8 225.2
20.6 K10
281.3 250.8
30.5 K11
279.8 246.1
33.7 K12
282.8 266.0
16.8 K13
259.2 238.2
21.0 K14
287.4 236.3
51.1 K15
344.6 313.6
31.0 K16
326.5 298.7
27.8 K17
283.3 251.6
31.7 K18
304.7 279.6
25.1 K19
256.3 226.6
29.7 K20
282.1 254.5
27.6 Uji t berpasangan, signifikan p0,05
BAB 5 PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan untuk melihat perubahan tingkat warna, nilai kecerahan dan nilai kekerasan enamel gigi sebelum dan sesudah perawatan bleaching
dengan menggunakan karbamid peroksida 35 di Medan. Sampel pada penelitian ini adalah 20 gigi premolar satu atas permanen yang telah diekstraksi untuk kepentingan
ortodonti. Gigi yang sudah didapatkan diukur warnanya dengan VITA Bleachedguide 3D-Master untuk mendapatkan gigi yang diskolorisasi sesuai dengan kriteria inklusi
yaitu gigi yang berwarna 1M2, 1.5M2, 2M2, 2.5M2, 3M2, 3.5M2, 4M2, 4.5M2, 5M2, 5M2.5, dan 5M3. Sampel diambil secara purposive sampling sesuai kriteria inklusi
dan eksklusi.
Penelitian ini terdiri dari lima tahap, pertama yaitu persiapan sampel dengan
merendam sampel gigi ke dalam larutan normal saline 0,9 untuk mensterilkan dan membuat gigi tetap dalam keadaan fisiologis setelah pencabutan serta mencegah
dehidrasi. Kedua yaitu pembuatan spesimen penelitian. Spesimen diambil dari
permukaan bukal gigi berukuran 5x5x4 mm dengan memotong gigi pada sisi mesial, distal, oklusal, dan servikal menggunakan bur disk sesuai ukuran yang ditetapkan.
Kemudian dilanjutkan dengan penanaman sampel ke dalam resin epoksi. Resin dan katalis diaduk homogen dengan perbandingan 1:1 kemudian dimasukkan dalam
tabung spuit. Spesimen yang telah dipotong diletakkan ke dalam resin dengan pinset sehingga hanya permukaan bukal sampel yang tidak tertutup oleh resin karena
merupakan permukaan yang akan dibleaching. Setelah itu permukaan bukal sampel dipolis dengan kertas abrasif 600 dan 1200 grit untuk mendapatkan permukaan yang
rata untuk pengujian kecerahan dengan spektrofotometer dan pengujian kekerasan dengan Vicker’s Hardness Tester. Dengan demikian, spesimen ini siap untuk
dilakukan penelitian.
Tahap ketiga adalah pengukuran score warna, nilai kecerahan L dan nilai kekerasan HV dilakukan sebelum perawatan bleaching. Score warna gigi