Kriteria Ekslusi Kriteria Inkusi dan Ekslusi .1 Kriteria Inklusi

iv Shade guide adalah alat yang digunakan untuk mengukur warna gigi sebelum dan setelah perlakuan, pada penelitian ini digunakan VITA Bleachedguide 3D-Master. Urutan tingkat warna yang tersedia pada shade guide ini adalah 0M1, 0.5M1, 1M1, 1M1.5, 1M2, 1.5M2, 2M2, 2.5M2, 3M2, 3.5M2, 4M2, 4.5M2, 5M2, 5M2.5, dan 5M3. Setiap tingkat warna shade guide diberi skor berdasarkan urutannya pada shade guide gambar 17, dimana score warna sebelum bleaching lebih tinggi menunjukkan gigi yang lebih gelap. Score warna menjadi semakin rendah sesudah bleaching yang menandakan bahwa warna gigi menjadi putih. Penurunan score warna gigi dapat dihitung dengan rumus: ∆ warna gigi = skor warna gigi baseline - skor warna gigi post bleaching v Spektrofotometer adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur panjang gelombang cahaya yang dipantulkan daripada suatu obyek pada spektrum visible. Cahaya ini kemudian dikonversikan menjadi nilai numerik yang ditentukan berdasarkan sistem CIE Lab. Dalam penelitian ini, color spectrophotometer yang digunakan adalah jenis Color guide 450 spectrophotometer, BYK-Gardner, Germany. vi Nilai kecerahan adalah parameter yang menentukan tingkat kecerahan gigi dan diwakili oleh nilai L dari nilai 0 hingga 100 berdasarkan sistem warna CIELAB yang terpapar di display screen pada spektrofotometer. Semakin tinggi nilai kecerahan yang tercatat, maka semakin cerah warna gigi. Peningkatan nilai kecerahan dapat dihitung dengan menggunakan rumus: ∆L = L post-bleaching - L baseline vii Kekerasan enamel adalah kemampuan gigi untuk menahan deformasi atau tekanan yang diberikan. Pada penelitian ini, kekerasan enamel dievaluasi berdasarkan Vickers Hardness Number HV dan jumlah penurunannya dapat dihitung dengan rumus: ∆HV = HV baseline – HV post-bleaching viii Vickers hardness tester adalah alat yang digunakan untuk menguji kekerasan suatu objek dengan membuat indentasi pada permukaan gigi. Pada penelitian ini Vickers hardness tester yang digunakan adalah jenis Microhardness Tester FM-800 Future Tech, Japan. ix Indentasi adalah lekukan pada permukaan spesimen gigi yang dihasilkan oleh penekanan indentor diamond pada alat penguji kekerasan Vickers selama 15 detik dengan beban 200g. x Resin epoksi adalah bahan yang digunakan untuk penanaman spesimen penelitian yaitu dengan mengaduk liquid epoksi dan pengerasnya dalam perbandingan 1:1. xi Kertas abrasif adalah sejenis kertas yang digunakan untuk membuat permukaan spesimen gigi menjadi lebih halus dan rata dengan cara menggosokkannya pada permukaan bukal spesimen gigi. Tingkat kekasaran kertas abrasif ditentukan berdasarkan nomor grit, dimana semakin besar nomor grit, semakin halus partikel abrasifnya. Pada penelitian ini kertas abrasif yang digunakan adalah 600 grit dan 1200 grit. 3.6 Variabel Penelitian 3.6.1 Variabel Bebas Bahan bleaching karbamid peroksida 35

3.6.2 Variabel Tergantung

1. Warna gigi 2. Nilai kecerahan gigi 3. Nilai kekerasan enamel

3.6.3 Variabel Terkendali

1. Gigi premolar pertama maksila permanen dan bawah. 2. Lamanya sampel gigi setelah pencabutan maksimal 30 hari. 3. Lama dan prosedur bleaching. 4. Lamanya interval waktu pengulangan aplikasi bleaching. 5. Jumlah pengulangan aplikasi bleaching. 6. Kondisi pencahayaan sewaktu mengevaluasi warna gigi. 7. Kalibrasi persepsi warna setiap pengamat warna gigi dengan shade guide. 8. Keterampilan operator spektrofotometer dan Vickers hardness tester.

3.6.4 Variabel tidak Terkendali

1. Variasi struktur enamel gigi 2. Komposisi ion kalsium, fosfor , dan fluor dalam gigi 3. Ras 4. Etiologi diskolorisasi gigi Variabel bebas Bahan bleaching karbamid peroksida 35 Variabel terikat - Warna gigi - Nilai kecerahan gigi - Nilai kekerasan enamel Variabel terkendali - Gigi premolar pertama maksila permanen . - Lamanya sampel gigi setelah pencabutan maksimal 30 hari. - Lama dan prosedur bleaching. - Lamanya interval waktu pengulangan aplikasi bleaching. - Jumlah pengulangan aplikasi bleaching. - Kondisi pencahayaan sewaktu mengevaluasi tingkat warna gigi. - Kalibrasi persepsi warna setiap pengamat warna gigi dengan shade guide. - Keterampilan operator spektrofotometer dan Vickers hardness tester. Variabel tidak terkendali - Variasi struktur enamel gigi - Komposisi ion kalsium, fosfor, dan fluor dalam gigi - Ras - Etiologi diskolorisasi gigi

Dokumen yang terkait

Kekasaran Permukaan Resin Komposit Nanofiller Setelah Pengaplikasian Bahan Pemutih Gigi Karbamid Peroksida 10% dan 35%

8 302 65

Perbedaan Kekasaran Permukaan Enamel Gigi Pada Penggunaan Karbamid Peroksida 16% Dan Jus Buah Stroberi (Fragaria x ananassa) sebagai Bahan Pemutih Gigi

7 89 63

Pengaruh Jenis Bahan Office Bleaching Hidrogen Peroksida 35% Dan Karbamid Peroksida 35% Terhadap Kekasaran Permukaan Resin Komposit Nanofil

9 76 80

Perbandingan Aplikasi Buah Delima Putih (Punica granatum Linn.) dan Gel Karbamid Peroksida 10% terhadap Perubahan Warna Enamel Gigi Secara In Vitro.

0 0 20

Perubahan Score Bleachedguide, Nilai Kecerahan Dan Kekerasan Enamel Gigi Sebelum Dan Sesudah Perlakuan Bleaching Dengan Karbamid Peroksida 35%

0 0 16

Perubahan Score Bleachedguide, Nilai Kecerahan Dan Kekerasan Enamel Gigi Sebelum Dan Sesudah Perlakuan Bleaching Dengan Karbamid Peroksida 35%

0 0 5

Perubahan Score Bleachedguide, Nilai Kecerahan Dan Kekerasan Enamel Gigi Sebelum Dan Sesudah Perlakuan Bleaching Dengan Karbamid Peroksida 35%

0 0 35

Perubahan Score Bleachedguide, Nilai Kecerahan Dan Kekerasan Enamel Gigi Sebelum Dan Sesudah Perlakuan Bleaching Dengan Karbamid Peroksida 35%

0 1 6

Pengaruh Aplikasi Bahan Pemutih Gigi Karbamid Peroksida 10 dan Hidrogen Peroksida 6 secara Home Bleaching terhadap Kekerasan Permukaan Email Gigi

0 0 7

PERBEDAAN KEKASARAN PERMUKAAN ENAMEL GIGI PADA PENGGUNAAN KARBAMID PEROKSIDA 16 DENGAN JUS BUAH STROBERI (Fragaria x ananassa) SEBAGAI BAHAN PEMUTIH GIGI

0 0 14