Hasil Uji Normalitas Data Hasil Uji Multikolinearitas

49

4.2 Hasil Uji Asumsi Klasik

Untuk menghasilkan suatu model regresi yang baik, analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Apabila terjadi penyimpangan dalam pengujian asumsi klasik maka perlu dilakukan perbaikan terlebih dahulu. Pengujian asumsi klasik ini terdiri dari uji normalitas, uji multikolonearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

4.2.1 Hasil Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel residual berdistribusi normal. Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S, grafik histogram, dan grafik P-P Plot. Dalam uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S, pedoman yang digunakan dalam pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: a. Jika nilai signifikansi 0,05 maka distribusi data tidak normal b. Jika nilai signifikansi 0,05 maka distribusi data normal Hasil uji Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Universitas Sumatera Utara 50 Tabel 4.2 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 54 Normal Parameters a,,b Mean .0000000 Std. Deviation 4.09303330E2 Most Extreme Differences Absolute .174 Positive .174 Negative -.130 Kolmogorov-Smirnov Z 1.278 Asymp. Sig. 2-tailed .076 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: data diolah oleh penulis, 2013 Dari hasil pengolahan data tersebut dapat diketahui bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 1,278 dan nilai signifikansi sebesar 0,076. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi secara normal karena nilai signifikansi sebesar 0,076 0,05. Data yang terdistribusi secara normal tersebut juga dapat dinilai melalui grafik histogram berikut ini: Universitas Sumatera Utara 51 Gambar 4.1 Grafik Histogram Berdasarkan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak menceng ke kiri maupun ke kanan. Demikan pula dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik P-P Plot di bawah ini. Pada grafik P-P Plot terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal. Universitas Sumatera Utara 52 Gambar 4.2 Grafik P-P Plot

4.2.2 Hasil Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Jika terjadi korelasi maka terdapat masalah multikolinearitas sehingga model regresi tidak dapat digunakan. Adanya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan nilai Variance Inflation Factor VIF dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 53 a. Tolerance value 0,1 atau VIF 5 = terjadi multikolinearitas b. Tolerance value 0,1 atau VIF 5 = tidak terjadi multikolinearitas Berikut ini merupakan tabel hasil pengujian multikolinearitas: Tabel 4.3 Pengujian Multikolinearitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 223.839 122.421 1.828 .074 EPS .194 1.607 .025 .121 .904 .351 2.849 PER -.629 .584 -.145 -1.078 .286 .841 1.189 BVS .405 .353 .245 1.147 .257 .335 2.990 PBV 49.057 14.134 .495 3.471 .001 .746 1.340 a. Dependent Variable: HARGA_SAHAM Sumber: data diolah oleh penulis, 2013 Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinearitas antara variabel independen. Hal ini dikarenakan nilai tolerance dari setiap variabel lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF lebih kecil dari 5. Nilai tolerance dari EPS sebesar 0,351, PER sebesar 0,841, BVS sebesar 0,335, dan PBV sebesar 0,746. Sementara nilai VIF dari EPS sebesar 2,849, PER sebesar 1,189, BVS sebesar 2,990, dan PBV sebesar 1,340. Berdasarkan hasil uji korelasi diantara variabel independen dapat dilihat bahwa korelasi antara variabel tersebut relatif tidak tinggi. Korelasi antara Universitas Sumatera Utara 54 variabel dibawah 0,9 hal ini berarti tidak terjadi masalah multikolinearitas. Hasil pengujian korelasi dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini: Tabel 4.4 Korelasi Variabel Independen Coefficient Correlations a Model PBV EPS PER BVS 1 Correlations PBV 1.000 -.399 -.245 .437 EPS -.399 1.000 .183 -.782 PER -.245 .183 1.000 .014 BVS .437 -.782 .014 1.000 Covariances PBV 199.776 -9.066 -2.018 2.182 EPS -9.066 2.581 .172 -.444 PER -2.018 .172 .341 .003 BVS 2.182 -.444 .003 .125 a. Dependent Variable: HARGA_SAHAM Sumber: data diolah oleh penulis, 2013 4.2.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Dalam penelitian ini untuk mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatterplot dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 55 a. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar, atau menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas seperti titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homokedastisitas. Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi heteroskedastisitas atau homoskedastisitas dengan mengamati penyebaran titik-titik pada gambar. Gambar 4.3 Grafik Scatterplot Universitas Sumatera Utara 56 Dari grafik scatterplot diatas terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

4.2.4 Hasil Uji Autokorelasi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Likuiditas, Leverage,Perputaran Aset, dan Price Book Value terhadap Earnings Per Share pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 77 105

Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 105 93

Pengaruh Analisis Price Earning Ratio, Price Book Value, dan Economic Value Added terhadap Return Saham

4 73 101

Analisis pengaruh rasio modal saham terhadap return yang diterima oleh pemegang saham (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2004-2008)

0 4 96

Analisis faktor fundamental perusahaan terhadap Price Earning Ratio (PER) sebagai dasar penilaian saham perusahaan berbasis syariah yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index (JII) di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2013

0 6 168

Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Syariah Sektor Consumer Goods di Bursa Efek Indonesia PEriode 2011-2013

0 3 124

Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Syariah Sektor Consumer Goods Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013

0 7 124

ANALISIS PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS), PRICE TO BOOK VALUE (PBV), DAN PRICE EARNING RATIO (PER) Analisis Pengaruh Earning Per Share (EPS), Price to Book Value (PBV) dan Price Earning Ratio (PER) Terhadap Return Saham Pada Industri Makanan dan Minuman

0 3 17

Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, dan Book Value Per Share pada Harga Saham (Studi Empiris pada Perusahaan Sektor Properti yang Terdaftar di BEI Tahun 2012-2014).

1 4 35

Analisis Pengaruh Return On Equity, Earning Per Share, Price To Book Value, Book Value Per Share, Price Earning Ratio dan Kepemilikan Institusional terhadap Harga Saham Perusahaan

0 0 14