20
1. Sebuah rasio saja tidak dapat digunakan untuk menilai keseluruhan
operasional yang telah dilaksanakan. Untuk menilai keadaan perusahaan secara keseluruhan sejumlah rasio haruslah dinilai secara bersama-sama.
Kalau sekiranya hanya satu aspek saja yang ingin dinilai, maka satu atau dua rasio saja sudah cukup digunakan.
2. Pembanding yang dilakukan haruslah dari perusahaan yang sejenis dan
pada saat yang sama. Tidaklah tepat kita membandingkan rasio financial perusahaan A pada tahun 20X0 dengan rasio financial perusahaan B pada
tahun 20X1. 3.
Sebaiknya perhitungan rasio finansial didasarkan pada data laporan keuangan yang telah diaudit diperiksa. Laporan keuangan yang belum
diaudit masih sangat diragukan, sehingga rasio-rasio yang dihitung kurang akurat.
4. Adalah sangat penting untuk diperhatikan bahwa pelaporan atau akuntansi
yang digunakan haruslah sama.
2.1.7 Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Secara umum rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi lima jenis, antara lain:
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat
dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aset
Universitas Sumatera Utara
21
lancar dan utang lancar. Rasio likuiditas ini terdiri dari Current Ratio CR dan Quick Ratio QR.
2. Rasio Solvabilitas
Rasio rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajiban
apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio ini terdiri dari Debt Ratio DR, Debt to Equity Ratio DER, Time Interst Earned TIE, dan Long Term Debt to
Equity Ratio. 3.
Rasio Aktivitas Rasio aktivitas menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan
dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian, maupun kegiatan lainnya. Rasio aktivitas terdiri dari Inventory Turnover
IT, Receivable Turnover RT, Fixed Assets Turnover FAT, Total Assets Turnover TAT, dan Days Sales Outstanding.
4. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber daya yang ada seperti
kegiatan penjualan, kas, modal, dan utang. Rasio profitabilitas ini terdiri dari Gross Profit Margin GPM, Return on Assets ROA, Return on
Equity ROE, Operating Ratio OR, dan Net Profit Margin NPM. 5.
Rasio Penilaian Pasar Rasio penilaian pasar merupakan rasio yang lazim digunakan di pasar
modal untuk menggambarkan situasi dan prestasi perusahaan di pasar
Universitas Sumatera Utara
22
modal. Rasio ini terdiri dari Earning Per Share EPS, Price Earning Ratio PER, Dividend Per Share DPS, Dividend Payout Ratio DPR,
Book Value Per Share BVS, dan Price to Book Value PBV. Rasio keuangan yang akan digunakan untuk memprediksi saham dalam
penelitian ini adalah Earning Per Share EPS, Price Earning Ratio PER, Book Value Per Share BVS, dan Price to Book Value PBV.
2.1.8 Earning Per Share EPS
Earning Per Share atau laba per lembar saham adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberikan kepada pemegang saham dari setiap lembar saham
yang dimiliki Fahmi, 2012: 97. Earning Per Share merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan return yang diperoleh investor atau
pemegang saham per lembar saham Darmadji, 2001: 139. Earning Per Share adalah laba bersih per lembar saham biasa yang beredar selama periode tertentu.
Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat dirumuskan bahwa Earning Per Share adalah rasio yang menunjukkan seberapa besar keuntungan yang diperoleh
investor atau pemegang saham dari setiap lembar saham biasa yang dimiliki selama periode tertentu.
Earning Per Share EPS menunjukkan tingkat keuntungan bersih untuk tiap lembar saham yang mampu diraih perusahaan pada saat menjalankan
operasinya. Earning Per Share diperoleh dari laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa dibagi dengan rata-rata saham biasa yang beredar. EPS merupakan
hasil atau pendapatan yang akan diterima oleh pemegang saham untuk setiap
Universitas Sumatera Utara
23
lembar saham yang dimilikinya atas keikutsertaannya dalam perusahaan. EPS dapat dianggap sebagai indikator laba yang harus diperhatikan oleh para investor
yang umumnya terhadap korelasi yang kuat antara pertumbuhan laba dan pertumbuhan harga saham.
EPS yang besar menunjukkan kemampuan perusahaan yang lebih besar dalam menghasilkan keuntungan bersih dari setiap lembar saham. Peningkatan
EPS menandakan bahwa perusahaan berhasil meningkatkan kemakmuran para investor dan dari hal tersebut akan mendorong investor untuk menambah jumlah
modal yang ditanamkan pada perusahaan. Dan itu akan mengakibatkan kenaikan laba yang pada akhirnya ada kecenderungan kenaikan harga saham, begitu juga
sebaliknya. Besarnya nilai EPS suatu perusahaan dapat diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan langsung atau dapat dihitung berdasarkan laporan
neraca dan laporan laba rugi perusahaan dengan rumus sebagai berikut:
EPS =
���� �����ℎ �����ℎ ��ℎ�� �������
2.1.9 Price Earning Ratio PER