Lokasi Perusahaan Daerah Pemasaran Mesin dan Peralatan

2.5.3.2 Jam Kerja

Jam kerja pada PT. Agri First Indonesia berbeda untuk karyawan administrasi dan karyawan produksi.. Pengaturan jam kerja normal untuk karyawan dapat dilihat pada Tabel 2.3 dan Tabel 2.4 1. Bagian Administrasi Tabel 2.3 Jam Kerja Karyawan Bagian Administrasi Hari Jam Senin-Jum’at Pukul 08.30-12-00 : Waktu Kerja Pukul 12.00-13.00 : Waktu Istirahat Pukul 13.00-17.00 : Waktu Kerja Sabtu Pukul 08.30-12-00 : Waktu Kerja Sumber : PT. Agri First Indonesia 2. Karyawan Bagian Produksi Per shift Tabel 2.4 Jam Kerja Karyawan Bagian Produksi Hari Jam Senin-Jumat Shift I : 07.00-15.00 WIB Shift II : 15.00-23.00 WIB Shift III : 23.00-07.00 WIB Sabtu Shift I : 07.00-12.00 WIB Shift II : 12.00-17.00 WIB Shift III : 17.00-22.00 WIB Sumber : PT. Agri First Indonesia

2.5.4 Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya

Pengupahan pada perusahaan ini terdiri dari: 1. Upah pokok 2. Tunjangan jabatan 3. Tunjangan transpor, makan dan lain-lain Penentuan upah pada dasarnya ditetapkan berdasarkan jabatan, keahlian, kecakapan, prestasi kerja dari karyawan yang bersangkutan. Pajak atas upah menjadi tanggungan karyawan.. Fasilitas yang diberikan perusahaan berupa: 1. Jaminan kesehatan, kecelakaan, hari tua dan kematian dengan memberikan BPJS kesehatan, BPJS ketenagakerjaan dan asuransi kesehatan. 2. Perusahaan menyadiakan prasarana yaitu kantin dan rumah ibadah. 3. Perusahaan juga memberikan cuti tahunan sebanyak 12 hari kerja per tahun kepada karyawannya.

2.6 Proses Produksi

2.6.1 Bahan yang Digunakan

2.6.1.1 Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan utama dalam proses produksi, dimana sifat dan bentuknya akan mengalami perubahan fisik maupun kimiawi dalam proses produksi sampai dihasilkannya barang jadi. Bahan baku yang digunakan oleh PT. Agri First Indonesia yaitu gandum Triticum aestivum L.. Gandum yang digunakan diimpor dari berbagai negara penghasil gandum. Jenis gandum yang digunakan PT. Agri First Indonesia dan negara asalnya dapat dilihat Tabel 2.5 Tabel 2.5 Jenis Gandum yang Digunakan di PT. Agri First Indonesia Negara Jenis Gandum Nama Gandum Australia Keras Hard Wheat Australian Prime Hard APH Australian Hard AH Medium Wheat Australian Premium White APW Soft Wheat Australian Soft WheatASW Tabel 2.5 Jenis Gandum yang Digunakan di PT. Agri First Indonesia Lanjutan Negara Jenis Gandum Nama Gandum Amerika Hard Wheat New South Dakota Spring Wheat NS2 Canada Hard wheat Canada Western Red Spring CWRS Ukraina Medium Wheat Ukraina Medium Wheat UMW Maldova Medium Wheat Maldova Medium Wheat MMW Rusia Medium Wheat Russian Medium Wheat RMW Sumber : Departemen Produksi PT. Agri First Indonesia

2.6.1.2 Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan pasa prosesproduk untuk meningkatkan kualitas dari produk yang dihasilkan. Bahan tambahan yang digunakan adalah: 1. Vitamin Mineral ditambahkan sebagai sumber vitamin mineral tambahan pada tepung terigu yang dihasilkan. Vitamin mineral yang ditambahkan pada produk tepung terigu PT. Agri First Indonesia adalah fortitech dan premix. Fortitech yang ditambahkan pada tepung sekitar 150 – 160 ppm. Kandungan vitamin mineral antara lain berupa asam folat, vitamin B1, zat besi, dan seng. 2. Karung Woven bag Karung digunakan sebagai tempat untuk mengemas produk tepung terigu sehingga siap untuk dipasarkan. Karung yang digunakan adalah karung plastik dengan kapasitas 25 kg dan 50 kg. 3. Benang Benang digunakan untuk menjahit karung yang telah diisi tepung pada proses packing.

2.6.1.3 Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang digunakan untuk membantu mempermudah proses produksi, tetapi tidak nampak di bagian akhir produk. Bahan penolong yang digunakan berupa air yang digunakan pada proses cleaning dan berasal dari sumur bor dan telah dimurnikan sehingga bersih dari logam.

2.6.2 Uraian Proses Produksi

Proses produksi pengolahan gandum hingga menjadi tepung terigu secara umum terdiri atas beberapa tahap yaitu pre cleaning, intake, cleaning, milling, dan mixing and packing. Uraian proses pembuatan tepung terigu pada PT. Agri First Indonesia adalah sebagai berikut: 1. Penerimaan Bahan Baku Pre Cleaning Bahan baku di container masuk melalui pos penerimaan pabrik. Bahan baku ditimbang untuk mengetahui kuantitas dan menyesuaikan data dengan bill of leading. Setelah itu dilakukan pengecakan kualitas oleh bagian QC RD. jika sesuai dengan standar kualitas gandum yang telah ditatapkan maka gandum akan masuk ke proses intake. 2. Intake Proses intake adalah proses untuk memindahkan gandum dari container ke silo gandum. Gandum yang diterima bervariasi tergantung negara penghasil gandum tersebut. Jenis gandum di PT. Agri First Indonesia adalah AHW AH12, RMW 11.5, UMW 11.5, CWRS, APH, MMW, ASW, APW 10.5, dan NS2,. Satu hal yang perlu diketahui adalah antara gandum yang satu dengan gandum yang lain tidak boleh dicampur Karena gandum memiliki perbedaan protein, harga, dan produk yang akan dihasilkan. Urutan intake adalah sebagai berikut. a. Kontainer berisi gandum akan bergerak ke atas hidrolik kemudian kontainer dibuka dan diangkat menggunakan hidrolik hingga isi kontainer kosong dan jatuh pada pit spreading b. Gandum dibawa dengan menggunakan chain conveyor menuju hooper dan naik menggunakan bucket elevator untuk transmisi gandum ke silo. c. Gandum masuk ke drum sieve untuk membersihkan impurities berupa batang gandum yang lebih besar, kulit gandum dan sampah-sampah yang ada. d. Gandum turun menggunakan bucket elevator dan masuk ke magnet separator untuk memisahkan gandum dari benda-benda logam. e. Gandum dibawa naik menggunakan bucket elevator untuk masuk ke silo. Proses masuknya gandum dibagi dua yaitu gandum masuk ke silo besar atau ke silo kecil raw wheat bin, pemilihan tempat penyimpanan gandum tergantung pada kapasitas silo dan kebutuhan produksi. i. Gandum yang akan disimpan ke silo besar, akan dibawa menggunakan chain conveyor bertipe double sleeve dan apabila gandum ingin digunakan, maka gandum akan di bawa ke vibro separator menggunakan chain conveyor dan bucket elevator untuk memisahkan benda-benda yang memiliki diameter lebih besar 10-12 mm dan lebih kecil 3mm dari gandum, kemudian setelah itu dibawa dengan chain conveyor dan gandum dimasukkan ke silo kecil raw wheat bin. ii. Gandum yang akan disimpan ke silo kecil, akan dibawa naik menggunakan bucket elevator untuk melalui black box untuk memisahkan gandum yang akan masuk ke silo kecil. Setelah itu gandum dibawa ke vibro separator untuk memisahkan benda-benda yang memiliki diameter lebih besar 10-12 mm dan lebih kecil 3mm dari gandum dan gandum akan masuk ke silo kecil raw wheat bin. 3. Cleaning Proses cleaning yaitu proses pemberihan gandum dan proses penambahan air pada gandum. Penambahan air dilakukan agar gandum mudah saat digiling. Proses cleaning dibagi atas 3 yaitu first cleaning, second dampening, dan second cleaning. Lamanya proses cleaning tergantung dari jenis gandum. Secara umum ada 3 jenis gandum yaitu soft, medium, dan hard. Setiap jenis gandum tersebut memiliki lama waktu pelembapan gandum moisturizing times yang berbeda-beda. Waktu pelembapan untuk masing-masing gandum yaitu: a. Soft SWW, ASW : 8-16 jam b. Medium APW, RMW, MMW, UMW : 16-24 jam c. Hard CWRS 13.5, NS2, AH13, AH2 : 24-26 jam Proses cleaning adalah sebagai berikut. a. Gandum yang berada di silo kecil raw wheat bin dibawa naik ke atas dengan menggunakan bucket elevator lalu ditimbang menggunakan scale. b. Gandum dibawa ke mesin combine cleaner untuk membersihkan gandum dari impurities berupa sampah dan batu-batu berukuran kecil. c. Setelah itu gandum dibawa masuk ke mesin sortex untuk memisahkan gandum dengan impurities yang mempunyai ukuran sama dengan gandum namun berbeda warna. d. Setelah gandum dibawa ke mesin scourer untuk memisahkan gandum dari kulit gandum yang kotor. e. Gandum dibawa ke mesin MYFC dan dilakukan proses penambahan air berdasarkan jenis gandum dan kemudian gandum akan masuk ke tempering bin T301-T304 dan dilembabkan selama 70 dari waktu total pelembaban gandum. Proses ini disebut juaga dengan proses first cleaning. f. Setelah dari tempering bin T301-T304, gandum akan dimasukkan kedalam tempering bin T305-T306 setelah dilakukan penambahan air sesuai kadar air yang telah ditentukan dan dilembabkan selama 30 dari waktu total pelembaban gandum. Proses ini disebut juga dengan proses second dampening. g. Setelah proses first cleaning dan proses secong dampening selesai maka apabila kadar kelembaban gandum yang didapat masih belum sesuai standar maka dilakukan penambahan air sesuai dengan kadar air yang kurang second cleaning h. Setelah kadar air yang didapat sesuai maka gandum siap untuk digiling dan dibawa ke second bin B1T401 4. Milling Proses milling adalah proses penggilingan gandum. Secara umum struktur gandum ditunjukkan pada Gambar 2.2. berikut. Gambar 2.2 Struktur Gandum Bran merupakan kulit luar gandum dan terdapat sebanyak 14,5 dari total keseluruhan gandum. Endosperma merupakan bagian yang terbesar dari biji gandum 80-83 yang banyak mengandung protein, pati, dan air. Pada proses penggilingan, bagian inilah yang akan diambil sebanyak-banyaknya untuk diubah menjadi tepung terigu dengan tingkat kehalusan tertentu. Lembaga germ terdapat pada biji gandum sebesar 2,5-3. Dengan kapasitas penggilingan gandum 370 tonhari, proses ekstraksi rata-rata dari penggilingan yang didapat yaitu sebesar 76. Proses milling di PT. Agri First Indonesia adalah sebagai berikut. a. Gandum yang berada di T401 diukur dengan scale, setelah itu akan masuk ke dalam mesin running of roller mill. b. Setelah itu gandum yang telah digiling, dibawa ke mesin plan sifter untuk diayak sesuai dengan ukuran mesh, gandum yang telah menjadi tepung masuk ke bin tepung, c. Gandum yang masih belum menjadi tepung akan dimasukkan ke dalam mesin running of roller mill untuk dihaluskan kembali atau ke purifier untuk memisahkan gandum dari karakter semolina. Serbuk gandum yang masuk ke running of roller mill atau purifier tergantung ukuran serbuk gandum yang telah diayak. Proses ini terus berlanjut hingga didapat ektraksi gandum yang sesuai dan jika tidak didapat lagi maka serbuk tersebut merupakan bran dan pollard dan bukan tepung terigu. d. Tepung yang didapat dari proses di atas akan dimasukkan ke dalam bin tepung yang berjumlah 14 bin, 9 bin besar dengan kapasitas 100 ton, 1 bin sedang dengan kapasitas 75 ton, dan bin kecil sebanyak 4 dengan kapasitas 25 ton. 5. Mixing Proses mixing adalah proses pencampuran tepung-tepung yang telah digiling sehingga menghasilkan kadar tertentu dan kandungan protein tertentu. Sebagai contoh, untuk menghasilkan AFI Hitam maka formulasi yang diperlukan yaitu tepung CWRS 50, NS2 30, dan APW 20. Proses mixing dilakukan sesuai dengan produk apa yang akan diproduksi dan berdasarkan data dari bagian QC dan RD, maka tepung akan dicampur sesuai dengan persentasi yang telah ditetapkan. Komposisi produk tepung terigu PT. Agri First Indonesia dapat dilihat pada Tabel 2.6 Tabel 2.6 Komposisi Produk Tepung Terigu PT. Agri First Indonesia Produk Jenis Gandum Komposisi AFI Emas CWRS 13.5 50 NS2 50 AFI hitam APW 20 CWRS 13.5 50 NS2 30 AFI Orange APH14 65 APW 25 CWRS 10 AFI Cokelat CWRS 45 RMW 11.5 55 AFI Biru AH12 20 APW 65 ASW 15 AFI Kuning AH12 65 APW 35 AFI merah APW 35 ASW 15 RMW 11.5 50 Armada Orange APW 25 ASW 30 UMW 45 Armada Biru ASW 30 UMW 70 Armada Merah MMW 100 Sumber : Departemen Produksi PT. Agri First Indonesia Proses mixing di PT. Agri First Indonesia adalah sebagai berikut. a. Tepung yang berada di bin tepung ditimbang dengan menggunakan scale sesuai dengan persentase untuk produk yang diinginkan lalu di masukkan ke tempat penampung sementara b. Fortitech dan premix tepung yang berada di bin penyimpanan ditimbang menggunakan scale sesuai dengan kebutuhan setelah itu dimasukkan ke tempat penampung sementara yang telah berisisi tepung. c. Campuran tepung dimasukkan kedalam mesin mixer dumperer dan dicampur selam 90-150 detik tergantung jenis produk. d. Setelah itu tepung ditiup dengan menggunakan compressor dan dibawa naik ke power in of filter untuk diaspirasi e. Selanjutnya tepung diayak menggunakan sifter tepung f. Setelah itu tepung dimasukkan ke packing bin. 6. Packing Proses packing produk tepung terigu di PT. Agri First Indonesia terbagi dua, yaitu packing single spot dan packing carrousel. Perbedaan jenis packing ini disebabkan karena mesin pengisi karung yang yang jumlahnya berbeda, untuk single spot mesin pengisi dengan jumlah spot pengisian satu unit dan untuk carrousel spot pengisian berjumlah enam dengan masing-masing jenis mesin packing memiliki satu mesin jahit karung benang. Proses packing tepung terigu di PT. Agri First Indonesia yaitu: a. Karung dan benang diambil dari gudang penyimpanan. Karung yang diambil berdasarkan jenis produk yang akan dipacking, kemudian benang dipasang pada mesin jahit karung. b. Kemudian karung diletakkan pada mesin pengisi tepung, lalu karung akan diisi tepung secara otomatis sesuai takaran yang telah ditetapkan. c. Kemudian, karung yang telah berisi tepung dijahit menggunakan mesin jahit karung. d. Setelah itu produk tepung akan diberi tanggal produksi dan tanggal kadaluarsa pada sisi samping karung dengan menggunakan mesin cetak tanggal pada karung. e. Produk tepung terigu disusun pada pallet dan ditempatkan ke gudang penyimpanan produk jadi dengan menggunakan forklift.

2.7 Mesin dan Peralatan

Mesin produksi adalah mesin yang digunakan dan secara langsung terlibat dalam proses produksi dari bahan baku menjadi barang jadi atau setengah jadi. PT. Agri First Indonesia menggunakan mesin dari perusahaan manufaktur mesin tepung terigu terkemuka, Buhler. Mesin yang digunakan PT. Agri First Indonesia untuk proses produksi dikendalikan oleh Programmable Logic Control PLC dan operator melakukan proses monitoring melalui PC personal computer. Mesin-mesin produksi yang digunakan oleh PT. Agri First Indonesia dapat dilihat pada Tabel 2.7 Tabel 2.7 Mesin dan Peralatan Produksi di PT. Agri First Indonesia Nama Proses Nama Mesin Peralatan Nomor Mesin Peralatan Fungsi Pre Cleaning Weighting bridge MUGI E1205 Penimbangan gandum di kontainer truck Intake pit Penerimaan gandum dari kontainer Intake Hidrolic Tippler Pembongkaran gandum dari kontainer Kontainer Tempat penyimpanan gandum Big Screening Memisahkan impurities awal yang besar Chain conveyor Alat pemindahan gandum secara horizontal Tabel 2.7 Mesin dan Peralatan Produksi di PT. Agri First Indonesia Lanjutan Nama Proses Nama Mesin Peralatan Nomor Mesin Peralatan Fungsi Intake Bucket elevator Alat pemindahan gandum secara vertikal dengan menggunakan mangkok sebagai alat pemindah gandum Cleaning Hopper Tempat penampungan gandum sementara sebelum proses selanjutnya Drum Sieve A1004 Membersihkan gandum dari sampah dan batang gandum yang berukuran besar Magnet separator A1006-KCL 01 Menangkap logam yang terdapat pada gandum Wheat Silo Silo 101, 102, 104, 105, 106,108, 109, 110 Tempat penyimpanan gandum yang berukuran besar Vibro Separator A1112 Memisahkan material berdasarkan ukuran Raw wheat bin steel silo R201, R202, R203, R204, R207, R208, R209, R210 Tempat penyimpanan gandum Automatic Flow Balancer MZAH-15 Mengatur kapasitas aliran gandum berdasarkan volume Screw Conveyor, Bucket Elevator AHKA-50 SC, AHGL- 250 Alat transfer gandum Scale Scale Tubex MWBL-120 A-2022 Menimbang berat gandum Magnet separator Magnet Apparatus MMUA-30 A- 2023 Menangkap logam yang terdapat pada gandum Combi Cleaner MTKB-120120 2024 Membersihkan gandum dari partikel berupa batu, jagung, plastik, dan batang gandum Monocromatic Optical Sorting Machine Sortex SORTEX-Z+2M Memisahkan gandum dari partikel lain berdasarkan warna Horizontal Scourer SCOURER MHXS 4580 A2037 Membersihkan gandum dari kotoran yang masih melekat pada gandum dengan cara menggosok gandum pada permukaan ayakan Aspiration Channel MVSG-100 A- 2038 Menghisap debu yang terdapat pada gandum Mouisture Measuring Device MYFC A- 2039 Mengukur tingkat moisture gandum Tabel 2.7 Mesin dan Peralatan Produksi di PT. Agri First Indonesia Lanjutan Nama Proses Nama Mesin Peralatan Nomor Mesin Peralatan Fungsi Cleaning Dampener Turbonizer DAMPENER MOZF-1000 A2042 Mencampurkan sejumlah air ke dalam gandum untuk proses first cleaning Tempering Bin BIN T-301, T- 302, T-303- T- 304 Bin pengkondisian gandum yang telah diberi air selama waktu tertentu first dampening Dampener MOZF-315 A2070 Mencampurkan sejumlah air ke dalam gandum untuk proses second dampening Tempering Bin BIN T-305, BIN T-306 Bin pengkondisian gandum II second dampening Scourer SCOURER MHXS 4580 A2086 Mematikan kutu dan menghaluskan gandum agar tidak ada serat Aspiration Channel MVSG-100 A- 2087 Menghisap kotoran ringan seperti debu, batang, dan kulit gandum yang masih tertinggal Bin B1 KIE-3015 4041 Tempat penyimpanan gandum yang akan digiling Milling Automatic Hopper Scale SCALE MWBL- 120 A-4002 Penimbangan gandum yang akan digiling Magnet Apparatus Magnet MMUA-30 A- 4003 Penangkapan logam yang terdapat di gandum Eight Break Roll Mill Roll MDDQ 1250250 Memecahkan gandum dan memisahkan dari bran untuk melepaskan endosperm dalam bentuk semolina dan middling Plan sifter MPAP-826 NOVA Mengayak tepung berdasarkan ukuran micron Purifier MQRF-46200 Memurnikan hasil dan memisahkan semolina dari tepung Impact Bran Finisher MKLA-45110 Mengambil sisa endosperm yang masih ada pada lapisan permukaan bran Reduction Roll Roll MDDP 1250250 Mereduksi middling menjadi tepung Impact Detacher MJZF 51-11- 3000 Membunuh telur kutu yang terdapat pada tepung Plan Sifter MPAP-826 Pengayakan tepung dan membagi menjadi Flour 1 dan Flour 2 Screw Conveyor F1 SC AHAS 250 Memindahkan Flour 1 dengan menggunakan screw Screw Conveyor F2 SC AHAS 200 Memindahkan Flour 2 dengan menggunakan screw Tabel 2.7 Mesin dan Peralatan Produksi di PT. Agri First Indonesia Lanjutan Nama Proses Nama Mesin Peralatan Nomor Mesin Peralatan Fungsi Cleaning Scourer SCOURER MHXS 4580 A2086 Mematikan kutu dan menghaluskan gandum agar tidak ada serat Aspiration Channel MVSG-100 A- 2087 Menghisap kotoran ringan seperti debu, batang, dan kulit gandum yang masih tertinggal Bin B1 KIE-3015 4041 Tempat penyimpanan gandum yang akan digiling Milling Automatic Hopper Scale SCALE MWBL- 120 A-4002 Penimbangan gandum yang akan digiling Magnet Apparatus Magnet MMUA- 30 A-4003 Penangkapan logam yang terdapat di gandum Eight Break Roll Mill Roll MDDQ 1250250 Memecahkan gandum dan memisahkan dari bran untuk melepaskan endosperm dalam bentuk semolina dan middling Plan sifter MPAP-826 NOVA Mengayak tepung berdasarkan ukuran mikron Purifier MQRF-46200 Memurnikan hasil dan memisahkan semolina dari tepung Impact Bran Finisher MKLA-45110 Mengambil sisa endosperm yang masih ada pada lapisan permukaan bran Reduction Roll Roll MDDP 1250250 Mereduksi middling menjadi tepung Impact Detacher MJZF 51-11- 3000 Membunuh telur kutu yang terdapat pada tepung Plan Sifter MPAP-826 Pengayakan tepung dan membagi menjadi Flour 1 dan Flour 2 Screw Conveyor F1 SC AHAS 250 Memindahkan Flour 1 dengan menggunakan screw Screw Conveyor F2 SC AHAS 200 Memindahkan Flour 2 dengan menggunakan screw Control Sifter Double Sifter MPAQ-209 Mengayak tepung F1 Control Sifter Single Sifter MPAR-10 Mengayak tepung F2 Scale F1 MWBL 120 Menimbang tepung F1 Scale F2 MWBL 60 Menimbang tepung F2 Tabel 2.7 Mesin dan Peralatan Produksi di PT. Agri First Indonesia Lanjutan Nama Proses Nama Mesin Peralatan Nomor Mesin Peralatan Fungsi Milling Magnet F1 MMUD-20 Menangkap logam yang terdapat pada tepung F1 Magnet F2 MMUD-12 Menangkap logam yang terdapat pada tepung F2 Hopper F1 KIE3015 Penampungan sementara F1 Mixing Hopper F2 KIE3015 Penampungan sementara F2 Impact Detacher F1 MJZG-51D Membunuh telur kutu pada tepung F1 Impact Detacher F2 MJZG-43D Membunuh telur kutu pada tepung F1 Flour Silo F1 Flour Silo 501 sd 511 Penyimpanan tepung F1 Flour Silo F2 Flour Silo 511 sd 514 Penyimpanan tepung F2 Start up Bin FTC-262 Penampungan tepung yang belum masuk spesifikasi Scale MEAF-DMST A5048 Penimbangan tepung Micro Feeder dosing MWBU 20 A5046 Penimbangan bahan tambahan vitamin Mixer AHML-2000 A5049 Pencampuran tepung sesuai dengan grist Hopper Below Mixer AFML A5050 Penampungan sementara tepung yang telah dicampur Spout Magnet MMUD- 20 MMUJ 7532 A5053 Penangkapan serbuk besi logam yang terdapat pada tepung Hopper Mixing Line KIE-3015 A- 5054 Penampungan sementara tepung Impact Detacher MJZG-62D- 75KW Membunuh telur kutu pada tepung Mixing Rotary Distributor MAYV-4 A5083 Mengarahkan produk untuk masuk ke packing bin single spot atau carousel Plan sifter MPAP-424 A5084 Mengayak tepung dan memisahkan karakter yang tidak sesuai Magnet MMUD-20 A- 5085 Penangkapan serbuk besi logam yang terdapat pada tepung Flour bin packing single spot Flour silo 515 Bin penampungan tepung yang akan di-packing di single spot Flour bin packing Carousel Flour silo 516 Bin penampungan tepung yang akan di-packing di Carousel Scale single spot MWBL- 1205092 Penimbangan produk di single spot Tabel 2.7 Mesin dan Peralatan Produksi di PT. Agri First Indonesia Lanjutan Nama Proses Nama Mesin Peralatan Nomor Mesin Peralatan Fungsi Packing Scale carousel MSDB-80 D 5102 Penimbangan produk di Carousel Baging single spot MWPE Pengisian tepung ke karung di single spot dengan 1 titik karung Baging Carousel MWPM Pengisian tepung ke karung di carousel dengan 6 titik karung Bag Closing Machine Bafang SZ-4 Penjahitan karung yang telah diisi tepung Ink Zet Coding Machine Video Zet 1510 Pemberian kode produksi pada kemasan tepung Pallet Tempat untuk menyusun produk sesuai jumlah yang ditetapkan Forklift Forklift 1,2,3 Alat material handling produk Sumber : Departemen Produksi PT. Agri First Indonesia Proses pengolahan tepung terigu di PT. Agri First Indonesia ini memerlukan beberapa bin tempat penyimpanan yang digunakan untuk penyimpanan gandum dan tepung. Jenis-jenis bin yang terdapat di PT. Agri First Indonesia dan kapasitas penyimpanannya ditunjukkan pada Tabel 2.8 Tabel 2.8 Jenis-jenis Silo Bin di PT. Agri First Indonesia No Nama Silo Bin Nomor Silo Bin Kapasitas Penyimpanan tiap Silo ton Fungsi 1 Big Silo Silo besar Silo 101, 102, 104, 105, 106, 108, 109, 110 4.000 Tempat penyimpanan gandum 2 Raw wheat bin silo kecil R201, R202, R203, R204, R207, R208, R209, R210 370 Tempat penyimpanan gandum yang akan diproses 3 Tempering bin I T301, T302, T303, T304 100 Tempat untuk conditioning I 4 Tempering bin II T305, T306 100 Tempat untuk conditioning II 5 Bin B1 T401 5 Tempat penyimpanan sementara gandum yang akan digiling Tabel 2.8 Jenis-jenis Silo Bin di PT. Agri First Indonesia Lanjutan No Nama Silo Bin Nomor Silo Bin Kapasitas Penyimpanan tiap Silo ton Fungsi 6 Start up bin F403 10 Tempat menampung produk yang belum masuk spesifikasi 7 Flour Bin F501, F502, F503, F504, F505, F506, F507, F508, F509 100 Tempat penyimpanan tepung yang telah digiling F510 75 F511, F512, F513, F514 25 8 Packing Bin P515, P516 40 Tempat penyimpanan tepung yang siap untuk dikemas 9 Impurities Bin S402 25 Tempat penampungan sampah gandum 10 Tempat vitamin D030, D031, D032 20 Tempat premix, fortitech, dan KP 11 Bran bin B517 Tempat penampungan bran sebelum dikemas Sumber : Departemen Produksi PT. Agri First Indonesia

2.8 Utilitas

Utilitas merupakan unit pembantu produksi yang tidak terlibat secara langsung terhadap bahan baku, tetapi penunjang proses agar produksi dapat berjalan lancar. Utilitas yang terdapat pada PT Agri First Indonesia yaitu : 1. Tangki air sebanyak 8 unit yang diperoleh dari sumur bor dan telah lebih dahulu melalui proses pemurnian. Air digunakan untuk menunjang kegiatan produksi dan kebutuhan karyawan. 2. Genset sebanyak 2 unit dengan daya masing-masing sebesar 1500 kVa dan menggunakan solar sebagai bahan bakarnya.

2.9 Safety and Fire Protection

Safety and Fire Protection pada PT. Agri First Indonesia telah didukung dengan kegiatan keselamatan kerja yang dilengkapi dengan Alat Pelindung Diri APD seperti seragam, topihelm, sepatu pengaman, ear phone, ear plug, dan masker dan untuk mengatasi bahaya kebakaran perusahaan juga dilengkapi dengan menggunakan alat pemadam api protector.

2.10 Limbah

Limbah yang dihasilkan oleh PT. Agri First Indonesia dalam proses produksinya relatif kecil karena residu dari proses masih dapat dijual menjadi makanan ternak yaitu bran dan pollard. Limbah lainnya adalah berupa limbah asap yang dihasilkan dari proses pembakaran solar di mesin genset ketika arus listrik yang digunakan dari PLN terputus.

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Konsep Dasar Sistem Distribusi

3 Distribusi dari produk sering menciptakan hirarki dari lokasi penyimpanan, yang dapat meliputi: pusat-pusat produksi manufacturing centers, pusat-pusat distribusi distribution centers, grosir wholesalers, dan pengecer atau retailers. Distribusi dari barang mengacu pada hubungan yang ada di antara titik titik produksi dan pelanggan akhir, yang terdiri dari beberapa jenis inventori yang harus dikelola. Tujuan utama dari manajemen distribusi inventori adalah memperoleh inventori dalam tempat yang tepat, pada waktu yang tepat, spesifikasi kualitas yang tepat, serta pada ongkos yang memadai. Tujuan ini untuk mencapai tingkat pelayanan pelanggan customers service level yang diinginkan pada atau dibawah tingkat ongkos yang telah ditetapkan. Keputusan sistem distribusi akan mempengaruhi: 1. Fasilitas 2. Transportasi 3. Investasi inventori 4. Manufakturing 3 Vincent Gaspersz . Production Planning and Inventory Control : Berdasarkan Pendekatan Sistem Terintegrasi MRP II dan JIT Menuju Manufacturing 21. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 2009 5. Komunikasi dan pemprosesan data Kebijakan dan strategi distribusi harus menjadi bagian dari strategi organisasi manufakturing secara terintegrasi yang mencakup semua area fungsional seperti : pemasaran, engineering, keuangan, dan manufakturing.

3.2 Pengertian Distribution Resource Planning

Distribution Resource Planning DRP memberikan kerangka kerja untuk menerapkan centralized push systems dalam manajemen distribusi inventori. Istilah DRP memiliki dua pengertian yang berbeda yaitu: distribution requirements planning dan distribution resource planning. Distribution requirement planning berfungsi menentukan kebutuhan- kebutuhan untuk mengisi kembali inventori pada distribution center. Sedangkan distribution resource planning merupakan perluasan dari distribution requirement planning yang mencakup lebih dari sekedar sistem perencanaan dan pengendalian pengisian kembali inventori, tetapi ditambah dengan perencanaan dan pengendalian dari sumber - sumber yang terkait dalam sitem distribusi seperti: warehouse space, tenaga kerja, uang, fasilitas transportasi, dan warehousing. Termasuk disini adalah keterkaitan dari replenishment system ke financial systems dan penggunaan simulasi sebagai alat untuk meningkatkan performansi sistem. Distribution Resouce Planning DRP berdasarkan pada persamaan logik yang digunakan oleh MRP untuk menentukan kebutuhan material produksi. Dengan DRP, ketergantungan atau hubungan diantara stocking points locations dalam struktur jaringan distribusi ditunjukkan oleh suatu bill of distribution dapat