Salah Satu Pihak Melakukan Perbuatan Zina yang Menimbulkan Saling

20 Dalam kitab - kitab fiqih klasik cukup banyak yang bisa dijadikan alasan perceraian, baik dari pihak istri maupun dari pihak suami. Namun dalam pembahasan ini penulis hanya mendiskripsikan alasan-alasan perceraian yang tercover dalam Undang-undang perkawinan No. 1 tahun 1974, jo. PP No. 9 tahun 1995 pasal 19 jo, KHI pasal 116. Dalam KHI pasal 116 disebabkan bahwa alasan alasan perceraian dibagi menjadi delapan, yaitu dari poin 1 sampai 8, yaitu : 1. Salah satu pihak berbuat zina ataupun pemabuk, pemadat, penjudi dan lain sebagainya yang sukar disembuhkan. Secara umum zina bagi orang yang terkait perkawinan ialah hubungan kelamin sexual interourse yang dilakukan oleh suami atau istri dengan seseorang pihak ketiga yang berlainan seks. 29 Hal lain yang dapat dijadikan alasan perceraian, salah satu menjadi pemabuk, pemadat, penjudi, atau kebiasaan lainya yang tak bisa disembuhkan. Sebab semua kebiasaan lainnya yang tak bisa disembuhkan, sebab semua kebiasaan itu selain melanggar larangan agama juga merugikan diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Hingga, bila suami atau istri ada yang punya kebiasaan tersebut, lantas salah satu pihak menggugat, maka pengadilan bisa mengabulkanya. Jadi alasan zina, penjudi, pemabuk, dan lain sebagainya adalah alasan alasan yang dapat dipergunakan dalam hukum Islam untuk meminta Cerai. Istri yang berbuat zina memberi hak kepada suaminya untuk menceraikanya, dan sebaliknya. Demikian pula suami istri yang suka mabuk, penjudi, pemadat, 29 M. Yahya Harahap. Hukum Perkawinan Nasional Medan: CV. Zahir Trading co.Medan, 1975, cet. Ke - 1, h. 136. 21 dapat menjadi alasan agar pengadilan memfaskhkan perkawinanya. Dan suami terhadap istri penjudi, pemabuk, pemadat dapat pula menthalaknya. 30 2. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 tahun berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain diluar kemampuanya. Jadi bila suami meninggalkan istri atau istri meninggalkan suami selam 2 tahun berturut-turut tanpa izin dan alasanya yang sah, maka bisa dijadikan alasan peceraian, meninggalkan pihak lain setidaknya harus memenuhi kriteria di bawah ini yaitu pertama, tindakan meninggalkan pihak lain sebagai kesadaran kehendak bebas. Kedua, bukan karena ada suatu sebab memaksa yang tak dapat dielakan, seperti suami atas perintah jabatan dipindahkan ketempat lain. 31 Ketiga, tindakan disersi tersebut tanpa izin dan persetujuan pihak lain dan keempat, perbuatan tersebut harus berturut-turut untuk minimal 2 tahun. 32 Selanjutnya dalam mengomentari masalah ini, M. Yahya Harahap mengungkapkan: Bagaimanapun dalam mempertimbangkan permintaan cerai dengan alasan meninggalkan tempat kediaman bersama sesuatu hal yang mesti dijadikan dasar untuk mengambil kesimpulan harus di tentukan faktor-faktor: a. Apa sebab tejadinya peristiwa itu. b. Dan dipihak siapa letaknya kesalahan yang menjadi sebab istri atau suami pergi meninggalkan tempat kediaman bersama tersebut. c. Dan gugatan dengan sendirinya gugur apabila sebelum ada putusan yang meninggalkan tempat kediaman, kembali dengan suka rela. 30 M. Yahaya Harahap, Hukum..., h. 139. 31 M. Yahaya Harahap, Hukum..., h. 124. 32 M. Yahaya Harahap, Hukum..., h. 124.