Dampak Negatif Narkoba KERANGKA TEORITIS

38 2. Kehidupan masyarakat a. terbentuk kelompok preman, sebagai lapisan masyarakat,yang hidupnya tidak produktif, dan katergantungan terhadap narkoba, dan menjadi pengedar. b. Meningkatnya kejahatan, perampokan, kekerasaan, pencurian di masyarakat. 3. Kehidupan bangsa dan negara a. Mafia perdagangan gelap narkoba slalu berusaha memasok narkoba, terjalin hubungan antara pengedar atau bandar dengan narkoba, sehingga terciptalah pasar gelap. b. Masyarakat yang rawaan penggunaan pada penggunaan dan peredaran narkoba, tidak memiliki daya tahan, kesinambungan penmbangunan terganggu, negara menderita kerugian, karena masyarakat tidak produktif dan tingkat kejahatan tinggi. 64 Rumah tangga adalah tingkatan kehidupan sosial yang paling rendah, keharmonisan rumah tangga sangat di inginkan oleh banyak orang. Bila salah seorang anggota keluarga termasuk pengguna narkoba, tentu keharmonisan akan mulai tercemari. Tak jarang kisruh rumah tangga akan mulai muncul dengan kehadiran pecandu barang haram tersebut. Ketika sebuah rumah tangga memiliki seorang keluarga yang sudah ketergantungan, persoalan yang timbul cukup beragam, bisa saja si korban suka menjual dan menggadaikan barang berharga 64 Goeres Mere, Petunjuk Teknis Advokat, Bidang Penyalahgunaan Narkoba Bagi Masyarakat, Jakarta, BNN, 2008, h. 6. 39 yang di milikinya demi terpenuhi kebutuhan syetannya, mengancam dengan perkataan yang tak sepantasnnya di ucapkan terhadap orang tua, dan berbagai kasus-kasus lain yang sifatnya merugikan dan membahayakan keharmonisan rumah tangga. seorang suami yang pencadu narkoba, akan sangat rentan melakukan perbuatan kasar kepada isterinya, tak jarang isteri menjadi sasaran pukulan dan tendangan saat suami lagi kehilangan akal sehat karena pengaruh ketergantungan barang haram. Belum lagi persoalan lain, si suami sering menjual dan menggadaikan barang berharga di bawah harga normal, demi medapatkan secuil narkoba tanpa sepengetahuan keluarga. Kasus lain, saat barang berharga yang di miliki tidak ada lagi, pemikiran kotor akan mulai muncul, sering pencandu ketika kehabisan modal mencuri harta benda orang lain untuk di jadikan modal demi mendapatkan barang terlaknat tersebut. Sisi bahaya narkoba bukan hanya terhadap pengguna dan keluarga saja, akan tetapi memliki imbas kepada orang lain dalam kehidupan sosial. 40

BAB III PROFIL PENGADILAN AGAMA TIGARAKSA

H. PROFIL PENGADILAN AGAMA TIGARAKSA

A. Sejarah Singkat

Di wilayah Nusantara, sebelum pemerintah kolonial Belanda terdapat empat macam Lembaga Pengadilan, Pengadilan Pradata, Padu, Adat dan Peradilan Serambi. Pengadilan Pradata merupakan Pengadilan kerajaan yang menangani kasus - kasus makar yang di tangani oleh Raja secara langsung. Sedangkan Pengadilan Padu ditangani oleh pejabat yang ditunjuk oleh Raja menangani kasus- kasus Pradata dan Pidana ringan. Pengadilan Adat menangani yang berhubungan dengan sengketa masyarakat Adat ditangani oleh Kepala Adat kebanyakan terdapat diwilayah Indonesia diluar pulau Jawa. Pengadilan Serambi, pada masa Sultan Agung memerintah kerajaan Mataram, menggantikan Pengadilan Pradata yang kewenanganya meliputi kasus pidana dan perdata. Kekuasaan pengadilan serambi dijabat oleh Raja, akan tetapi dalam prakteknya ditangani oleh para Penghulu yang diangkat oleh Raja. 65 Pada awal pemerintahan Kolonial Belanda, keberadaan pengadilan Agama masih tetap dipertahankan. Bahkan keberadaanya diakui dalam Staats Blaad l882 nomor 152 tanggal l9 januari l882 untuk pengadilan Agama diwilayah Jawa dan Madura dan dalam Staatsblaad l937 Nomor 638 untuk pengadilan Agama di wilayah Kalimantan Selatan dan Timur, meliputi perkawinan, perceraian, waris dan wakaf. Sejak l april l937, kewenangan pengadilan Agama di wilayah Jawa dan Madura dipersempit hanya berwenang mengadili kasus perkawinan dan 65 Laporan Tahunaan Pengadilan Agama Tigaraksa Tahun 20l2. 41 perceraian, sedangkan kasus waris dan wakaf menjadi wewenang ladraad sekarang Pengadilan Negri. 66 Sebagai kelanjutan dari sikap pemerintah Hindia Belanda terhadap Peradilan Agama, pada tahun l982 dengan ketetapan Komisaris Jendral tanggal l2 maret l828 Nomor l7 khusus untuk jakarta ditiap - tiap distrik yang terdiri dari : 1. Komandan Distrik sebagai Ketua 2. Para penghulu masjid dan kepala Wilayah sebagai anggota. 67 Majlis ada perbedaan semangat dan arti terhadap pasal 13 staadblaad 1820 nomor 22, maka melalui reso;usi tanggal l desember l835 pemerintah dimasa itu mengeluarkan penjelasan pasal l3 staadblaad Nomor 22 tahun l820 sebagai berikut: 68 Apabila terjadi sengketa antarra orang - orang Jawa satu sama lain mengenai soal perkawinan, pembagian harta, dan sengketa - sengketanya sejenis yang harus diputus menurut hukum Islam, maka Pendeta memberi keputusan, tetapi gugatan untuk mendapat pembiayaan yang timbul dari keputusan, tetapi gugatan untuk mendapat pembiayaan yang timbul dari keputusan dari para pendeta itu harus diajukan kepada pengadilan - pengadilan biasa. Penjelasaan ini dilatarbelakangi pula oleh adanya kehendak dari pemerintah Hindia Belanda untuk memberlakukan politik konkordansi dalam bidang hukum, karena beranggapan bahwa hukum Eropa jauh lebih baik dari hukum yang telah ada di Indonesia. Seperti diketahui bahwa pada tahun l838 dibelanda diberlakukan burgerlijik wetboek BW. 66 R. Soepomo, Sistem Hukum Di Indonesia Sebelum Perang Dunia ll, 1970, h. 68. 67 Dadang Mutaqin dkk, Peradilan Agama Dan Kompilasi Hukum Islam Dalam Tata Hukum Indonesia, Yogyakarta: UI Press, 1999 H. 4l. 68 Staadblad No. 22 Tahun l820. 42 Akan tetapi dalam rangka pelaksanaan politik konkordansi itu, Mr. Scholten van oud haarlem yang menjadi ketua komisi penyesuain Undang - Undang belanda dengan keadaan istimewa di Hindia Belanda membuat sebuah nota kepada pemerintahanya, dalam nota itu dikatakan bahwa.: Untuk mencegah timbulnya keadaan yang tidak menyenangkan mungkin juga perlawanan jika diadakan pelanggaran terhadap agama orang bumi putera, maka harus diikhtiayarkan sedapat - dapatnya agar mereka itu dapat tinggal tetap dalam lingkungan hukum agama serta adat istiadat mereka. Adapun kronologis pengadilan Agama tigaraksa adalah sebagai berikut. Pengadilan Agama Tigaraksa dibentuk berdasarkan keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor : 85 tahun 1996 tanggal 01 Nopember 1996 dan Pengadilan Agama tigaraksa diresmikan pada hari kamis tanggal 21 Agustus 1997 bertepatan dengan tanggal 17 Rabiul Awwal 1418 H oleh Direktur Peradilan Agama atas nama Menteri Agama bertempat di gedung Negara Pendopo PEMDA Kabupaten DT.II Tangerang yang pada saat itu Bapak Let.Kol. Agus Junara menjabat sebagai Bupati. 69

B. Struktur Organisasi

Berdasarkan surat keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor 004 Tahun l992 tentang susunan organisasi serta surat keputusan mentri Agama RI Nomor 003 tahun l990 tentang susunan organisasi ditetapkan bahwa struktur organisasi pengadilan Agama tigaraksa sebagaiman berlaku pada pengadilan agama dilingkungan departemen Agama RI, adalah sebagai berikut.: 69 http:pa-tigaraksa.netprofil-pengadilansejarah