Grafik Perkara Masuk dan Diputus Pengadilan Agama Tigaraksa Tahun
                                                                                50
1. Bahwa  pada  tanggal  3  maret  l99l,  dihadapan  pejabat  pencatat  Nikah  kantor
urusan agama kecamatan Ciputat Timur, kota Tangerang selatan, sebagaimana terbukti dalam kutipan akta Nikah Nomor : -, tanggal 03 maret l99l.
2. Bahwa  setelah  menikah  penggugat  dan  tergugat  hidup  rukun  sebagaimana
layaknya  suami  istri  dengan  baik,  telah  berhubungan  badan  dan  terakhir keduanya bertempat tinggal di Ciputat dan dikaruniai 2 orang anak.
3. Bahwa  kehidupan  rumah  tangga  penggugat  dan  tergugat  mulai  goyah  dan
terjadi  perselisihan  dan  pertengkaran  secara  terus  menerus  yang  sulit  diatasi sejak bulan 2006 di Ciputat.
2. Bahwa sebab-sebab terjadinya perselisihan dan pertengkaran penggugat tidak
memberi nafkah selama  5 tahun,  penggugat  menggunakan narkoba, tergugat ringan tangan, tergugat sudah memulangkan penggugat kepada orang tuanya,
tergugat bahasanya kasar pada penggugat, tergugat suka SMS maupun telepon kepada wanita idaman lain.
3. Bahwa  akibat  perselisihan  penggugat  dan  tergugat  sudah  berpisah  ranjang
kurang lebih 7 tahun. 4.
Bahwa dengan sebab-sebab diatas maka penggugat merasa rumah tangganya sudah  tidak  bisa  dipertahankan  karena  sering  terjadi  perselisihan  terus
menerus. Dalam
putusan Pengadilan
Agama Tigaraksa
Nomor 0l54Pdt.G20l3PA.Tgrs  dapat  diketahui  bahwa  para  Hakim  pada  umumnya
dalam  memberikan  putusan  mengambil  dasar  hukum.  Diantaranya  faktor-faktor penyebab  perceraian  diatas  sesuai  dengan  peraturan  pemerintah  No.  9  Tahun
1975.
51
Menurut  penulis  terhadap  putusan  Pengadilan  Agama  Tigaraksa  Nomor 0l54Pdt.G20l3PA.Tgrs.  persengketaan  terjadi  dikarenakan  faktor  krisis  akhlak
suami,  yakni  tergugat  tidak  dapat  melaksanakan  kewajibanya  sebagai  suami  dan tidak  dapat  mencontohkan  yang  baik  pada  keluarganya,  yang  pada  hakikatnyaa
seorang  suami  sebagai  pemimpin  harus  menjadi  panutan  didalam  rumah tangganya.
Dan dikarenakan suami mempunyai keburukan dalam akhlaknya atau krisis akhlak  seperti  suka  mabuk-mabaukan,  dan  mengkonsumsi  narkoba,  perilaku
seperti  ini  sering  terjadi  ketegangan  antara  suami  dengan  istri  yang  berakibat pertengkaran.  Dan  dalam  perkara  putusan  ini,  ketika  bertengkar  tergugat  sering
melakukan  kekerasan  kepada  penggugat  bahkan  tergugat  sering    pergi meninggalkan rumah.
Yang  akhirnya  karena  penggugat  sudah  tidak  sanggup  lagi  menanggung perasaannya  maka  penggugat  pun  memilih  untuk  mengajukan  gugatan  cerai
kepengadilan Agama Tigaraksa dikarenakan kondisi yang terjadi pada dirinya.