Hubungan Sikap dengan Perilaku Merokok Siswa SMPN 3 Kota

menganalisis bahwa pengetahuan merupakan salah satu alasan pokok yang menyebabkan seseorang berperilaku. Beberapa penelitian sebelumnya, seperti penelitian Aji 2003 dan Iqbal 2008 juga menyatakan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku merokok remaja, dalam hal ini adalah siswa SMPN 3 Kota Tangerang Selatan. Namun terlepas dari hasil analisa data diatas yang menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan perilaku merokok. Fakta menunjukkan dari 64 siswa yang merokok sebanyak 56 responden justru memiliki pengetahuan yang baik, jumlah ini lebih banyak daripada yang memiliki pengetahuan kurang baik. Kecenderungan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, pertama yaitu karena karakteristik dari populasi itu sendiri yang memang menunjukkan bahwa mayoritas responden berpengetahuan baik, kemudian juga faktor di lapangan yang terkait dengan proses pengisian kuesioner, seperti adanya kemungkinan siswa yang melihat jawaban temannya.

3. Hubungan Sikap dengan Perilaku Merokok Siswa SMPN 3 Kota

Tangerang Selatan Tahun 2012 Berdasarkan hasil penelitian, proporsi responden yang memiliki sikap baik sebanyak 269 responden 93,4 , jumlah ini lebih banyak daripada responden dengan sikap kurang baik. Hal ini dapat dipengaruhi oleh gencarnya promosi kesehatan khususnya promosi kesehatan tentang bahaya dan larangan rokok di sekolah, sehingga membuat tingkat sikap siswa terhadap rokok tergolong baik. Hasil analisa data menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan perilaku merokok siswa SMPN 3 Kota Tangerang Selatan p=0,000. Dilihat dari 19 responden yang memiliki sikap kurang baik sebanyak 14 responden 73,7 diantaranya merokok. Sedangkan dari 269 responden yang memiliki sikap baik sebanyak 50 responden 18,6 diantaranya merokok. Nilai OR Odds Ratio menunjukkan siswa yang memiliki sikap kurang baik berpeluang 12,3 kali untuk merokok dibandingkan siswa yang memiliki sikap baik. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Green yang menyatakan bahwa sikap dan keyakinan seseorang akan mempengaruhi perilaku atau kelompok. Thurstone, seperti yang dikutip Azwar 1988 mendefinisikan sikap sebagai total kecenderungan dari perasaan, prasangka, ide, perasaan takut, ancaman dan keyakinan seseorang terhadap topik tertentu. Sedangkan menurut Allport 1954 sebagaimana yang dikutip oleh Notoatmodjo 2003, sikap merupakan keadaan mental dan saraf dari kesiapan yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamika atau terarah terhadap respon individu pada semua objek dan situasi yang berkaitan dengannya. Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari individu terhadap sutu stimulus atau objek. Respon tersebut bisa berwujud menjadi perasaan suka atau tidak suka, setuju atau tidak setuju terhadap suatu objek. Salah satu faktor yang mempengaruhi sikap seseorang adalah kepercayaan pada dirinya. Namun sama seperti pada variabel pengetahuan, hasil analisa data diatas mengenai hubungan tingkat sikap dengan perilaku merokok remaja memang menunjukkan adanya hubungan yang bermakna. Namun faktanya adalah dari 64 siswa yang merokok sebanyak 50 responden memiliki sikap yang baik, jumlah ini lebih banyak daripada yang memiliki sikap kurang baik. Kecenderungan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, pertama yaitu karena karakteristik dari populasi itu sendiri yang memang menunjukkan bahwa mayoritas responden bersikap baik, kemudian juga faktor di lapangan yang terkait dengan proses pengisian kuesioner, seperti adanya kemungkinan siswa yang melihat jawaban temannya.

4. Hubungan Tindakan dengan Perilaku Merokok Siswa SMPN 3