BAB 6 PEMBAHASAN
6.1. Trend Balita Penderita Bronkopneumonia Rawat Inap Berdasarkan Data Tahun 2005-2009
Distribusi proporsi balita penderita bronkopneumonia berdasarkan tahun yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2005-2009 dapat dilihat
pada gambar berikut ini.
55 62
52 86
38
y = -x + 61,6
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
2005 2006
2007 2008
2009
Tahun F
r e
kue ns
i
Gambar 6.1. Grafik Garis Trend Balita Penderita Bronkopneumonia Rawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Berdasarkan Data
Tahun 2005-2009 Dari gambar 6.1. dapat diketahui bahwa balita penderita bronkopneumonia
rawat inap tertinggi tahun 2008 yaitu 86 balita dan terendah tahun 2009 yaitu 38 balita. Trend balita penderita bronkopneumonia rawat inap di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan berdasarkan data tahun 2005-2009 menunujukkan penurunan dengan persamaan garis Y = 61,6 – X, frekuensi kasus menurun 17 kasus dengan
simple ratio 1,4 kali dan persentase 30,9.
Universitas Sumatera Utara
Terjadi peningkatan pada tahun 2008 dengan proporsi 29,3 dibandingkan tahun lainnya. Hal ini dapat dikaitkan menurut profil 2008 penyakit sistem napas
pasien rawat inap di rumah sakit di Indonesia lebih banyak yaitu 205.076 penderita, dibandingkan tahun 2007 yaitu 197.780 penderita. Hal ini kemungkinan juga
dipengaruhi semakin sadarnya masyarakat untuk membawa balita yang sakit untuk berobat ke rumah sakit sedini mungkin, agar penyakit balita tidak semakin parah.
3
Universitas Sumatera Utara
6.2. Karakteristik Balita Penderita Bronkopneumonia 6.2.1. Sosiodemografi
Sosiodemografi terdiri dari umur, jenis kelamin, dan tempat tinggal.
a. Umur dan Jenis Kelamin
Distribusi proporsi balita penderita bronkopneumonia berdasarkan umur dan jenis kelamin yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2005-
2009 dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Jenis Kelamin
30,4 21,5
10,9 14,0
18,1
5,1
40 30
20 10
10 20
30
Proporsi
Perempuan laki-laki
U m
ur bul
a n
12-59 bulan
2 bulan 2-11 bulan
Gambar 6.2. Diagram Bar Distribusi Proporsi Balita Penderita Bronkopneumonia Rawat Inap Berdasarkan Umur dan Jenis
Kelamin di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
Tahun 2005-2009
Dari gambar 6.2. dapat diketahui bahwa proporsi balita penderita bronkopneumonia berdasarkan umur tertinggi kelompok umur 2-11 bulan laki-laki
30,4 dan perempuan 18,1 dan terendah kelompok umur 2 bulan laki-laki 10,9 dan perempuan 5,1. Proporsi jenis kelamin tertinggi laki-laki 62,8 dan
perempuan 37,2 dengan sex ratio 184 : 109 = 1,68 x 100 = 168.
Universitas Sumatera Utara
Bronkopneumonia merupakan salah satu bentuk ISPA bagian bawah yang disebabkan oleh bakteri, virus, maupun jamur. Bronkopneumonia dapat menyerang
semua kelompok umur, tetapi penyakit ini sering menyerang balita. Bronkopneumonia sering mnyerang balita disebabkan daya tahan tubuh pada
kelompok ini masih rendah.
18,46
Balita penderita bronkopneumonia tertinggi pada kelompok umur 2-11 bulan kemungkinan karena balita pada kelompok ini sudah dapat dibawa keluar rumah,
sehingga balita lebih banyak terpapar dengan udara yang terkontaminasi bakteri, virus, jamur penyebab bronkopneumonia.
25,31
Balita penderita bronkopneumonia terendah pada kelompok umur 2 bulan karena balita pada kelompok umur ini masih mendapat perhatian yang lebih sering
dari ibu. Balita telah mendapat kolustrum dari ASI air susu ibu yang berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
30
Balita penderita bronkopneumonia tertinggi pada laki-laki kemungkinan jumlah laki-laki pada balita lebih banyak dan kemungkinan nilai anak laki-laki lebih tinggi di
masyarakat sehingga lebih diperhatikan terutama dalam hal kesehatan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Marbun 2009 dengan desain
case series di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan proporsi balita penderita pneumonia tertinggi pada kelompok umur 2-11 bulan 48,6, terendah kelompok
umur 2 bulan. Proporsi balita penderita pneumonia tertinggi pada laki-laki 60.
42
Universitas Sumatera Utara
b. Tempat Tinggal