Derajat Bronkopneumonia Jumlah Kunjungan Berulang

Sakit Advent Medan proporsi balita penderita pneumonia tertinggi di Kota Medan 81,8. Penelitian Marbun 2009 dengan desain case series di Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan proporsi balita penderita pneumonia tertinggi di Kota Medan 67,6. 41,42,47

6.2.2. Derajat Bronkopneumonia

Distribusi proporsi balita penderita bronkopneumonia berdasarkan derajat bronkopneumonia yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2005-2009 dapat dilihat pada gambar berikut ini. Derajat Bronkopneumonia 72,0 28,0 Bronkopneumonia Sedang Bronkopneumonia Berat Gambar 6.4. Diagram Pie Distribusi Proporsi Balita Penderita Bronkopneumonia Rawat Inap Berdasarkan Derajat Bronkopneumonia di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2009 Dari tabel 6.4. dapat diketahui bahwa proporsi balita penderita bronkopneumonia berdasarkan derajat bronkopneumonia tertinggi derajat bronkopneumonia sedang 72,0. Universitas Sumatera Utara Derajat bronkopneumonia sedang tinggi dapat juga dikaitkan dengan status gizi balita yang datang berobat tertinggi pada status gizi baik 75,7. Status gizi baik mempengaruhi derajat bronkopneumonia yang didapat balita. Balita yang mederita kurang gizi bahkan gizi buruk berada pada risiko tinggi mengalami derajat bronkopneumonia berat bahkan kemataian, dikarenakan daya tahan tubuhnya berkurang. 26,30 Hal ini sesuai dengan penelitan Irfan 2004 dengan desain case series di Rumah Sakit H. Adam Malik Medan proporsi balita penderita pneumonia tertinggi dengan derajat pneumonia sedang 87,8. Penelitian Saragih 2006 dengan desain case series di Rumah Sakit Advent Medan proporsi balita penderita pneumonia tertinggi dengan derajat pneumonia sedang 78,3. Penelitian Marbun 2009 dengan desain case series di Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan proporsi balita penderita pneumonia tertinggi dengan derajat pneumonia sedang 75,2. 41,42,47 Universitas Sumatera Utara

6.2.3. Jumlah Kunjungan Berulang

Distribusi proporsi balita penderita bronkopneumonia berdasarkan status jumlah kunjungan berulang yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2005-2009 dapat dilihat pada gambar berikut ini. Jumlah Kunjungan Berulang 94,1 5,9 1 kali 2 kali Gambar 6.5. Diagram Pie Distribusi Proporsi Balita Penderita Bronkopneumonia Rawat Inap Berdasarkan Status Jumlah Kunjungan Berulang di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2009 Dari gambar 6.5. dapat diketahui bahwa proporsi balita penderita bronkopneumonia berdasarkan jumlah kunjungan berulang tertinggi kunjungan berulang satu kali 94,1. Hal ini karena balita yang terserang bronkopneumonia dan dirawat di rumah sakit dapat terserang kembali, apabila balita setelah sembuh orang tua tidak memberikan perhatian. Perhatian berupa pemberian makanan bergizi, berperilaku hidup bersih dan sehat, dan menjaga kebersihan linkungan. Hal tersebut agar balita terhindar dari bakteri, virus, dan jamur penyebab penyakit tersebut. 26,30,35 Universitas Sumatera Utara

6.2.4. Status Gizi