BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ditinjau dari letak geografisnya, Negara Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dan memiliki sumber daya alam yang kaya serta tanah yang
subur. Oleh karena itu pemerintah menggalakkan program kerja disektor pertanian dan perkebunan. Pendapatan atau devisa negara juga berasal dari hasil pertanian dan
perkebunan tersebut, dan rata-rata penduduk Indonesia bermata pencaharian sebagai petani, sehingga Indonesia dikenal sebagai negara agraris.
Sebagai negara agraris pada mulanya pekerjaan perkebunan dilaksanakan secara manual dan tradisional. Pada waktu itu, kebun yang dibuka masih berskala
kecil dengan resiko kerja yang tidak begitu diperhatikan. Sejak perkebunan dibuka dengan berskala besar, penerapan teknologi mulai berkembang, baik dalam
penggunaan alat-alat besarmesin-mesin maupun penggunaan bahan kimia untuk pemberantasan hama dan dalam mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah
sesuai dengan komoditi yang ditanam, resiko kerja mulai dirasakan sebagai kendala keberhasilan di sektor perkebunan.
1
Namun tidak selamanya penerapan teknologi tinggi dan penggunaan bahan yang beraneka ragam dalam suatu industri diikuti dengan selaras oleh keahlian
dan keterampilan pekerjanya yang mengoperasikan peralatan dan mempergunakan bahan dalam proses produksi industri tersebut. Kesalahan dalam menggunakan
peralatan dan pemakaian, kemampuan serta keterampilan pekerja yang kurang memadai dapat membuka kemungkinan besar berupa kecelakaan kerja, peledakan,
pencemaran, kebakaran dan lain-lain. Manusia dalam melakukan pekerjaannya disuatu perusahaan yang menggunakan mesin-mesin berteknologi tinggi dituntut
untuk memiliki produktivitas yang tinggi. Produktivitas yang tinggi dari pekerja akan banyak mendatangkan keuntungan bagi perusahaan yang mempekerjakannya.
Produktivitas pekerja ini dipengaruhi oleh banyak faktor dan salah satu faktor adalah faktor keselamatan dan kesehatan kerja .
2
Melalui penggunaan teknologi yang semakin canggih, muncul resiko kerja disektor perkebunan yang bila tidak dikendalikan dengan upaya-upaya keselamatan
dan kesehatan kerja akan menimbulkan kerugian baik terhadap tenaga kerja itu sendiri, maupun terhadap perusahaanunit kerja tersebut. Resiko kerja ini dapat
berupa kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh faktor-faktor lingkungan kerja yang dihadapi.
Kecelakaan pada hakekatnya merupakan peristiwa yang tidak terduga dan diharapkan oleh siapapun juga.
3
Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang berhubungan dengan hubungan kerja pada perusahaan. Penyebab terjadinya
kecelakaan kerja diakibatkan oleh interaksi berbagai faktor lingkungan kerja, faktor pekerjaan dan faktor pekerja.
2
Menurut laporan terbaru Organisasi Perburuhan Internasional ILO bertajuk Safety in Numbers, sekitar dua juta orang kehilangan nyawa mereka setiap
tahun akibat kecelakaan, luka-luka, atau penyakit di tempat kerja. Angka tersebut setara dengan 5.000 pekerja per hari atau tiga orang setiap menitnya.
Dari sekitar 270 juta kecelakaan kerja yang terjadi, 355 ribu di antaranya merupakan kecelakaan fatal, dan 160 juta penyakit akibat pekerjaan terjadi setiap
tahun.
4
Berdasarkan data Depnakertrans, angka kecelakaan kerja di Indonesia masih tergolong tinggi, meskipun cenderung turun dari tahun ke tahun.
5
Tabel Kasus Kecelakaan Kerja selama tahun 2003-2007 di Indonesia :
No. Jumlah Kasus Kecelakaan Kerja
Tahun
1 105.846
2003 2
95.418 2004
3 99.023
2005 4
95.624 2006
5 37.845
2007
Sumber : Depnakertrans tahun 2008
Dalam empat bulan terakhir pada tahun 2008, di salah satu perkebunan kelapa sawit di Sumatera Utara terjadi 47 kecelakaan yang tercatat oleh Kelompok
Pekerja Sejahtera KPS. Sebanyak 32 korban mengalami kecelakaan ringan, dan 11 korban lainnya cacat total terkena getah dan tertimpa kelapa sawit. Akibat terparah
para korban mengalami buta, dan dua korban meninggal karena tertimpa tandan buah segar serta terkena sengatan listrik di areal perbatasan perkebunan.
6
Berdasarkan survey pendahuluan, kecelakaan kerja yang terjadi di PT. Socfindo Kebun Seunagan Kabupaten Nagan Raya tahun 2008 yaitu sebanyak 24
kasus kecelakaan kerja. Namun, kecelakaan juga terjadi pada tahun sebelumnya bahkan terdapat pekerja yang cacat akibat kecelakaan. Kecelakaan yang terjadi yaitu
di pabrik sebanyak 1 kasus dan di lapangan atau kebun sebanyak 23 kasus. Kecelakaan tersebut antara lain seperti terjepit, luka, dan robek.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti lebih dalam bagaimana kejadian kecelakaan kerja pada PT. Socfindo Kebun Seunagan Kabupaten Nagan
Raya di tahun 2008.
1.2 Perumusan Masalah