BAB V PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Karakteristik Informan.
Berdasarkan umur informan yang terbanyak mengalami kecelakaan berada pada interval umur 26-30 tahun yaitu sebanyak 12 orang 52,17. Hal ini
disebabkan adanya sikap kurang hati-hati dari informan. Hal ini bertentangan dengan pendapat Benny L. Priatma dan Umar Fahmi Achmadi 1991 yang mengatakan umur
muda mempunyai kecenderungan untuk mendapatkan kecelakaan lebih rendah dibandingkan usia tua, karena mempunyai kecepatan reaksi lebih tinggi. Dalam kasus
kecelakaan di Kebun Seunagan, pekerja dengan umur muda lebih banyak mengalami kecelakaan karena disebabkan oleh pengalaman, tingkat keterampilan dan lamanya
bekerja. Selain itu, pekerja dengan umur muda bekerja dengan terburu-buru. Dari tingkat pendidikan informan yang mengalami kecelakaan paling banyak
adalah tamatan SD yaitu sebanyak 9 orang 39,13. Hal ini dikarena tingkat pendidikan mempengaruhi cara berfikir dalam menghadapi pekerjaan dan kecakapan
pekerja dalam bekerja. Pernyataan ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Benny dan Achmadi 1991.
Sedangkan berdasarkan jenis pekerjaan informan yang mengalami kecelakaan paling banyak adalah bagian potong buah yaitu sebanyak 16 orang 69,57. Hal ini
disebabkan karena jenis pekerjaaan bagian potong buah lebih banyak pekerjanya dibandingkan dengan jenis pekerjaan yang lain dan penyebab kecelakaan
kecelakaannya juga lebih banyak.
5.2 Jam kerja Informan
Pada umumnya informan mengatakan bahwa dalam 1 hari, jam kerja informan adalah 7 jam yaitu dari jam 7 pagi sampai jam 2 siang, sesuai dengan pernyataan
informan: “Kerja sebenarnya diharuskan mulai jam 7 pagi sampe jam 2 siang. Tapi,
kalau kami bisa mencapai borong, borongan kami bisa sampai 190. misalnya siap jam 11 atau 12 boleh pulang”
Sesuai dengan UU No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pasal 77 ayat 2 yang berbunyi “Waktu kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 meliputi: a. 7
tujuh jam 1 satu hari dan 40 empat puluh jam 1 satu minggu untuk 6 enam hari kerja dalam 1 satu minggu.”
Dalam pelaksanaannya terdapat perbedaan, karena pakerja lapangan di Socfindo bekerja sesuai dengan borongan. Sesuai dengan pernyataan informan:
“…..kami kerja 5 jam karena dah dapat target”. Jadi, apabila pekerjaan mereka telah mencapai borongan atau target, pekerja
boleh pulang walaupun jam kerja mereka kurang dari 7 jam. Jam kerja yang ditentukan oleh PT. Socfindo tidak melebihi batas sehingga dapat mencegah
terjadinya kecelakaan akibat jam kerja yang berlebihan. Studi bertajuk “Working Time Around the World: Trends in Working Hours, Laws and Policies in a Global
Comparative Perspective”mengingatkan bahwa jam kerja yang lebih pendek bisa mendatangkan konsekuensi-konsekuensi positif, seperti meningkatkan kesehatan
hidup karyawan dan keluarganya, mengurangi kecelakaan di tempat kerja dan mempertinggi produktivitas.
5.3 Pelatihan yang Diberikan Kepada Informan