Pemerintah Pemerintahan Kerangka Teori 1 Sistem.

yang menimbulkan tuntutan di kalangan masyarakat agar pemerintah daerah dapat mengeluarkan peraturan daerah yang mengatur kehidupan masyarakatnya. Maka berdasarkan Undang-undang No. 22 Tahun 1999, pemerintah daerah mengeluarkan peraturan Daerah Sumatera Barat Nomor 9 tahun 2000 tentang ketentuan pokok pemerintahan nagari. Disusul dengan dikeluarkannya peraturan daerah kabupaten Agam Nomor 31 tahun 2001 tentang pemerintahan nagari. Kemudian peraturan daerah ini mengalami perubahan dengan dikeluarkannya peraturan daerah kabupaten Agam Nomor 12 tahun 2007 tentang pemerintahan nagari. Dalam sistem pemerintahan nagari, Badan Musyawarah Nagari BAMUS sebagai legislatif yang terdiri dari unsur ninik mamak, alim ulama, cadiak pandai bundo kanduang dan generasi muda, bersama -sama dengan wali nagari dan perangkat nagari eksekutif menetapkan Peraturan Nagari, menampung serta menyalurkan aspirasi masyarakat. Meskipun memiliki fungsi masing-masing, namun BAMUS dan pemerintah nagari saling berhubungan menurut aturan dan norma tertentu untuk mencapai tujuan. Dalam hal ini,badan musyawarah nagari menampung aspirasi input dari masyarakat nagari, input tersebut kemudian dibahas dalam rapat dengan walinagari dan perangkat nagari konversi. Setelah pembahasan dilakukan, maka dikeluarkanlah keputusan output sebagai tindak lajut dari input yang telah diberikan oleh masyarakat.

6.2 Pemerintah

Istilah pemerintah berasal dari kata perintah. Pemerintah adalah orang, badan atau aparat yang mengeluarkan atau memberi perintah. 23 Bagi negara yang menganut sistem presidensial, pemerintah dalam arti sempit adalah presiden, wakil presiden dengan menteri-menteri. Dalam sistem parlementer, pemerintah dalam arti sempit adalah perdana menteri, wakil perdana menteri serta dewan menteri atau kabinet. 24 Segenap alat perlengkapan negara atau lembaga-lembaga kenegaraan yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan nasional disebut dengan pemerintah dalam 23 Taliziduhu Ndraha, Metodologi Pemerintahan Indonesia, jakarta: PT. Bina Aksara, 1988, hal. 22. 24 Pamudji. Op.cit., hal. 25. Universitas Sumatera Utara arti luas. Pemerintah dalam arti luas meliput i segenap lembaga-lembaga kenegaraan yang tercantum dalam batang tubuh UUD 1945, yaitu : 1. Majelis Permusyawaratan Rakyat 2. Presiden 3. Dewan Pertimbangan Agung 4. Kementrian negara 5. Dewan Perwakilan Rakyat 6. Mahkamah Agung 25 Pada sistem pemerintahan nagari, wali nagari dan perangkatnya merupakan pemerintah nagari dalam arti sempit. Wali nagari menjalankan kekuasaannya dengan dibantu para perangkat nagari, seperti kepala urusan pemerintahan, kepala urusan pembangunan, kepala urusan sosial dan kemasyarakatan, kepala urusan keuangan dan aset, Bendahara dan wali jorong yang tersebar di enam jorong. Sedangkan pemerintah dalam arti luas dalam sistem pemerintahan nagari meliputi wali nagari beserta seluruh perangkatnya, Badan Musyawarah Nagari BAMUS NAGARI, Kerapatan Adat Nagari KAN, serta seluruh lembaga-lembaga kemasyarakatan yang ada dalam nagari tersebut. Seperti LPMN Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Nagari.

6.3 Pemerintahan

Pemerintahan dalam arti sempit meliputi segala kegiatan pemerintah dalam arti sempit. Dalam hal ini, berarti pemerintahan dalam arti sempit adalah segala kegiatan yang dilakukan oleh presiden, wakil presiden serta menteri-menteri menurut sistem presidensial dan perdana menteri, wakil perdana menteri serta dewan kabinet menurut sistem parlementer. Pemerintahan dalam arti sempit juga diartikan sebagai perbuatan memerintahan yang dilakukan oleh eksekutif beserta jajarannya dalam rangka mencapai tujuan pemerintahan negara. 25 Taliziduhu Ndraha, Op.cit., hal .23. Universitas Sumatera Utara Pemerintahan dalam arti luas adalah perbuatan memerintah yang dilakukan oleh organ-organ atau badan-badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif dalam rangka mencapai tujuan pemerintahan negara tujuan nasional. 26 Apabila dikaitkan dengan pengertian sistem, maka kebulatan atau kesatuan yang utuh adalah pemerintahan, sedangkan komponen-komponennya adalah legislatif, eksekutif, serta yudikatif yang mempunyai fungsi masing-masing. Pada gilirannya legislatif merupakan satu sistem tersendiri, begitu juga dengan eksekutif dan yudikatif, mereka saling berhubungan satu sama lain mengikuti pola, tata, dan norma tertentu. Semua dalam rangka mencapai tujuan pemerintah negara yang lazimnya terumus dalam UUD negara atau dalam dokumen-dokumen lain. 27 Dalam rangka mencapai tujuannya, sistem pemerintahan itu berproses, dalam proses diperlukan masukan input dan setelah melalui proses konversi akan menghasilkan keluaran output. Output selanjutnya akan menjadi umpan balik feedback dan menjadi masukan input lagi bagi proses konversi yang baru, dengan keluaran yang baru, yang lebih baik. 28 Inti proses pemerintahan adala kegiatan-kegiatan pembuatan keputusan berdasarkan kewenangan yang dilakukan oleh badan-badan politik atau struktur politik. Sistem berkembang dan tumbuh dalam suatu lingkungan yang mempengaruhi dan dipengaruhinya. Lingkungan tersebut dapat berupa lingkungan fisik dan nonfisik atau sosial. Lingkungan sosial meliputi aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, dan hankam. 29

6.4 Pemerintahan Nagari