2. Enggang lalu, ata jatuah enggang lewat, atal jatuh. Maksud pasal ini ialah di
tempat kejahatan terjadi, seseorang terlihat sedang berada di tempat itu. 3.
Kacondongan mato urang banyak kecendrungan mata orang banyak. Maksudnya ialah seseorang telah menarik perhatian orang banyak karena
hidupnya telah berubah tanpa diketahui sebab musababnya. 4.
Bajua murah-murah menjual murah-murah. Maksudnya ialah didapati seseorang menjual suatu benda dengan harga yang sangat murah, seolah-olah
menjual benda yang bukan miliknya. 5.
Jalan bagageh-gageh berjalan tergesa-gesa. Maksudnya ialah didapati seseorang sedang berjalan tergesa-gesa pada suatu saat dan tempat yang tidak
tepat, seolah-olah ia sedang ketakutan. 6.
Dibao pikek, dibao langau dibawa pikat, dibawa lalat. Maksudnya ialah didapati seseorang sedang hilir mudik pada suatu tempat tanpa diketahui
maksudnya dengan jelas sehingga menimbulkan kecurigaan.
111
3.3 Cupak
Cupak ialah ukuran yang dipergunakan sehari-hari di Minangkabau untuk penakar beras yang akan dimasak atau dijual. Dalam pelaksanaannya, cupak adalah ukuran yang
tidak boleh dikurangi atau dilebihi, artinya dilebihi untuk keuntungan pribadi dan dikurangi untuk kerugian orang lain.
112
Dalam adat, cupak dijadikan ukuran dalam kehidupan bermasyarakat, yang mengatur dalam bidang hukum untuk menyelesaikan
sengketa yang terjadi sesama manusia, begitu juga ukuran dalam memberikan arah dalam kehidupan sehingga mencapai tujuan yang sempurna dan terjaminnya keamanan dalam
masyarakat.
113
111
A.A Navis, Op.Cit., hal. 112
112
Idrus Hakimy, Op.Cit., hal. 140
113
Ibid., hal. 141
Universitas Sumatera Utara
Cupak terbagi empat, yaitu : 1.
Cupak usali cupak asli. Yaitu ukuran peraturan dalam menyelesaikan suatu persengketaan dalam masyarakat yang bertujuan agar dapat tercapai kehendak
hukum yang sebenarnya, dan untuk menegakkan keadilan dan kebenaran.
114
Cupak usali merupakan peraturan-peraturan yang asli tentang adat dan syarak yang tidak dapat ditambah maupun dikurangi.
Cupak usali ialah sesuatu yang diumumkan pada hati manusia. Maksudnya ialah cara seorang hakim menyelesaikan menghukum dalam suatu perkara yang timbul
antara manusia, hendaklah dilaksanakan dengan seadil-adilnya, serta menuruti segala prosedur dan syarat yang mutlak dalam melaksanakan penyelesaian, dan
seharusnya menurut alur dan patut.
115
2. Cupak buatan. Yaitu suatu peraturan yang menguntungkan kepada umum dalam
mencapai kesempurnaan hidup dan kehidupan, seperti melaksanakan peraturan adat Mianangkabau yang kewi dalam setiap aspek kehidupan dan mengerjakan serta
mengamalkan ajaran agama Islamsyarak.
116
Peraturan-peraturan yang dibuat oleh cupak ini ialah peraturan adat dalam satu nagari. Peraturan tersebut memberi kebaikan dalam pergaulan. Sebab, apabila
sudah dapat dilaksanakan akan membawa hasil yang baik dalam hubungan yang satu dengan yang lain.
117
3. Cupak tiruan. Yaitu keinginan yang dimiliki sebagian orang karena dalam
keinginan yang dimaksudkan itu tidak semua orang menyukainya. Adakalanya karena tidak adanya kesanggupan untuk memiliki keinginan tersebut dan
adakalanya karena tidak adanya kesukaan terhadap keinginan tersebut. Seperti pakaian yang indah, permainan yang disukai, dan lain-lain.
118
4. Cupak nan piawai. Yaitu suatu pekerjaan dalam masyarakat untuk tercapai
kehidupan yang sempurna dan pergaulan yang baik serta kebutuhan hidup yang
114
Idrus hakimy, Op.Cit., hal. 146
115
Idrus Hakimy, Op.Cit., hal.142
116
Ibid.,
117
Idrus Hakimy, Op.Cit., hal. 147
118
Ibid., hal. 147
Universitas Sumatera Utara
diridhai oleh Allah SWT.
119
3.4 Hukum Adat Minangkabau