tempat tinggal yang dimulai dari taratak, dusun, koto, dan nagari, tanpa melupakan hubungan mereka dengan tanah leluhur mereka, yaitu daerah darek.
42
Sudah koto manjadi nagari Asal mula terjadinya nagari menurut perkembangannya, di dalam adat dikatakan
sebagai berikut: Taratak mulo dibuek
Sudah taratak manjadi dusun Sudah Dusun Manjadi Koto
43
1. Taratak
Dari pepatah Minangkabau di atas, dapat dilihat bahwa ada empat fase munculnya nagari, yaitu :
2. Dusun
3. Koto
4. Nagari
1.1 Fase Taratak
Pada saat nenek moyang kita dahulu mulai berpikir untuk menetap pada suatu daerah, saat itulah mulai dicari wilayah yang sesuai dan menjanjikan untuk didiami, semak
belukar dibabat, kayu ditebangi, lurah ditimbun, bukit diratakan, air dialirkan ke sawah ladang. Kemudian ditanamlah ke dalam tanah tiang-tiang pembatas tanah yang disebut
dengan batu lantak dengan syarat dan upacara tertentu. Batu-batu lantak itulah yang menandakan “hak bamilik, harato bapunyo” hak milik harta yang berpunya yang tidak
boleh diganggu gugat. Kegiatan menetapkan batas-batas pendirian pondokrumah sekarang masih
dipertahankan yang disebut maantak tanah. Dengan memanggil dan disaksikan oleh seluruh karib kerabat, pihak yang berbatasan tanah, dan yang dituakan dikampung.
Semakin hari anak kemenakan berkembang biak, daerah wilayah makin diperluas, lalu dibuatlah umpuakpembagian yang jelas terutama untuk kemenakan perempuan yang
disebut ganggam dan baumpuak.
44
42
Ibid., hal. 20-21.
43
M. Rasyid Manggis, Minangkabau, Sejarah Ringkas dan Adatnya, Padang: Sridharma, 1971, hal. 63.
Universitas Sumatera Utara
Taratak merupakan pemukiman yang paling luar dari kesatuan nagari, juga merupakan perladangan dengan berbagai huma di dalamnya. Pimpinannya disebut tuo tua
atau ketua. Taratak belum mempunyai penghulu, dan oleh karenanya rumah-rumahnya belum boleh bergonjong.
45
1.2 Fase Dusun
Sudah menjadi kebiasaan nenek moyang kita untuk berpindah-pindah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Semakin produktif wilayah yang dihuni, semakin lama
mereka menetap. Tentu saja semakin lama anggota keluarga semakin bertambah. Sehingga semakin bertambah warga atau kaum wilayah tersebut.
Dusun merupakan permukiman yang telah lebih banyak penduduknya. Telah mempunyai tempat ibadah seperti surau. Telah dapat mendirikan rumah gadang dengan
dua gonjong, tetapi belum mempunyai penghulu. Pimpinan pemerintaha dinamakan tuo dusun. Telah boleh melakukan kenduri atau perhelatan tetapi belum boleh melakukan hak
bantai memotong ternak berkaki empat.
46
1.3 Fase Koto