Undang-Undang Peraturan Perundang-undangan dan Hukum adat Minangkabau 1 Adat

Artinya, aturan pelaksanaan di setiap nagai akan berbeda antara yang satu dengan yang lain. Walaupun berbeda dalam aturan pelaksanaannya, namun tidak berbeda tentang dasar hukumnya, yaitu sama-sama berdasarkan adat yang diadatkan. 92

3.1.4 Adat Istiadat

Adat istiadat juga merupakan aturan adat Minangkabau yang dibuat dengan kata mufakat ninik mamak dan penghulu-penghulu di nagari-nagari, yaitu peraturan yang menampung segala kemauan dan kesukaan anak nagari selama menurut ukuran alur dan patut. Contoh, olah raga, kesenian, ukiran dan pakaian yang berbeda disetiap nagari. 93 Adat istiadat merupakan kebiasaan yang berlaku di tengah masyarakat umum atau masyarakat setempat, seperti acara yang bersifat upacara adat atau tingkah laku pergaulan yang bila dilakukan dianggap baik dan bila tidak dilakukan tidak apa-apa. Adat ini akan tumbuh hanya karena dirawat dengan baik. 94 Adat yang teradat dan adat istiadat disebut dalam adat Minangkabau sebagai adat nan babuhua sentak, artinya aturan yang boleh diubah, ditambah dan dikurangi, mudah membukanya asal tau caranya, yaitu harus melalui musyawarah. Keduanya merupakan pelaksanaan dari adat yang diadatkan sebagai hukum dasar dari adat Minangkabau. 95

3.2 Undang-Undang

Undang-undang Minangkabau terbagi dalam empat pokok undang-undang yang mengatur seluruh aspek kehidupan pemerintahan dan masyarakat serta ketertiban. Yang dimaksud dengan undang-undang yang empat tersebut adalah:

3.2.1 Undang-undang nagari

Undang-undang nagari disebut juga sebagai undang-undang tata negara yang ruang lingkup berlakunya sebatas lingkungan nagari yang berstatus otonom. Undang-undang ini mengandung delapan pasal. Setiap pasal diturunkan dengan judul yang berpasangan. Undang-undang ini mengatur persyaratan suatu nagari yang berpemerintahan penuh. 92 Ibid., hal. 110 93 Ibid., hal. 112 94 A.A Navis, Loc.cit. 95 Idrus Hakimy,Op.Cit., hal. 114 Universitas Sumatera Utara Artinya, setiap nagari harus mempunyai persyaratan tersebut dengan lengkap baik sarana fisik maupun sarana operasionalnya. 96 1. Babalai bamusajik Kedelapan pasal undang-undang nagari tersebut adalah : 2. Basuku banagari 3. Bakorong bakampuang 4. Bahuma babendang 5. Balabuah batapian 6. Basawah baladang 7. Bahalaman bapamedanan 8. Bapandam bapakuburan Penjelasan dari kedelapan pasal undang-undang tersebut dapat dilihat pada syarat terbentuknya nagari yang telah diuraikan di atas.

3.2.2 Undang-undang Isi Nagari

Undang-undang isi nagari adalah ketentuan tentang aturan hidup masyarakat di dalam lingkungan kesatuan masyarakat hukum adat, yaitu nagari, agar tercipta ketertiban, keamanan, rasa hormat menghormati, tolong menolong, kasih mengasihi, dan saling tenggang rasa. 97 Apabila undang-undang nagari lebih menekankan pada ketentuan mengenai hubungan manusia sebagai warga dengan nagari tempat kediamannya, maka undang- uandang isi nagari lebih menekankan hubungan manusia dengan manusia secara langsung maupun secara tidak langsung. 98 Kusuik disalasaikan, Contoh, undang-undang isi nagari dalam bidang hukum 96 A.A Navis, Op.cit., hal. 91 97 Idrus Hakimy, Op.cit., hal. 132 98 A.A. Navis,Op.cit., hal. 95 Universitas Sumatera Utara Karuah dijaniahi, Usua dipamainan, Cabua dibuang. Hukum adia kato bana, Indak buliah bapihak-pihak, Indak buliah bakatian kiri, Luruih bana dipegang sungguah. Di mato jan dipiciangkan, Di dado jan dibusuangkan, Di paruik usah kikampihkan, Sifat dia dipakaikan. Bak maelo rambuik dalam tapuang, Bak mamalu ula dalam baniah, Baniah tak leco, tanah tak lambang, Panokok tak patah, nan ula mati juo. Artinya, bahwa ketentuan adat tentang setiap sengketa yang terjadi, baik dalam keluarga maupun dengan orang lain, harus diselesaikan secara adil. Adat mengingatkan agar setiap yang berwenang dalam bidang hukum ini benar-benar bersifat adil dalam melaksanakan penyelesaian dan tentang hukum yang akan dijatuhkan. Ajaran syarak mengatakan, kalau menghukum antara sesama manusia, maka hendaklah dihukum dengan seadil-adilnya. 99

3.3.3 Undang-undang Luhak dan Rantau

Undang-undang luhak dan rantau ini adalah undang-undang yang mengatur sistem pemerintahan pada dua wilayah yang berbeda di Minangkabau pada zaman kerajaan masih 99 Idrus Hakimy, Op.cit., hal.135-136 Universitas Sumatera Utara berdiri. Wilayah yang satu disebut luhak, dan wilayah yang lain disebut rantau. Pada dasarnya, wilayah luhak terletak di nagari-nagari yang berada di selingkar gunung merapi. Sedangkan wilayah rantau terletak di luarnya, terutama di wilayah pelabuhan bagian timur atau bagian barat Minangkabau. 100

a. Luhak yang tiga luhak nan tigo